Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran

4 . ini bagi masyarakat kota, maka keputusan-keputusan publik untuk menentukan bentuk-bentuk pengelolaan lingkungan alami kota serta pembangunan wilayah perkotaan yang berkelanjutan lebih mudah untuk diartikulasikan.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap keberadaan dan manfaat lingkungan yang diberikan RTH yang berada dalam kotanya guna mendukung kenyamanan, keindahan serta kesejahteraannya; dan selanjutnya dapat mendukung kelestariannya. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: a Menganalisis dan mengklasifikasikan ragam bentuk fisik dan fungsi RTH kota, b Menganalisis pola penggunaan, persepsi dan preferensi masyarakat terhadap RTH kota, c Menganalisis penilaian masyarakat terhadap keberadaan dan bentuk RTH kota berdasarkan manfaat dari 4 empat fungsi lingkungan utama yaitu fungsi-fungsi biofisik, arsitektural, sosial dan ekonomi. d Mengembangkan alternatif kebijakan publik untuk mengelola ketersedia- an kelestarian RTH untuk mendukung terwujudnya sistem pembangunan kota yang berkelanjutan.

1.3. Kerangka Pemikiran

Kota merupakan suatu lingkungan kehidupan manusia yang seharusnya dapat menjamin kreativitas dan kesejahteraan yang tinggi bagi penghuninya. Karena itu maka wilayah kota harus merupakan suatu ruang kehidupan yang habitable dan comfortable bagi masyarakat penghuninya, seperti dinyatakan oleh Mega 1999 bahwa dalam program pembangunan suatu kota di abad 21 maka urban regeneration is not about places but about people. Untuk mendapatkan wilayah perkotaan seperti yang diinginkan, selain prasyarat secara fisik bagi ruang-ruang kota yang terstruktur dan tertata baik, maka keinginan warga kota terhadap ruang kota harus juga dipenuhi termasuk ketersediaan ruang terbuka hijau RTHnya. RTH, selain berfungsi untuk mengendalikan dan memperbaiki kualitas lingkungan, terutama untuk mengenda- likan dampak negatif dari proses pembangunan dan perkembangan kota, juga berdampak sosial rekreatif dan ekonomi bagi kota dan masyarakatnya. Secara 5 . keseluruhan, keberadaan RTH dalam suatu kota dapat memberikan tingkat kenyamanan, kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi warga kotanya. Gambar 1 memperlihatkan kerangka dan alur pikir yang dikembangkan pada penelitian ini. Ruang terbuka hijau RTH merupakan bagian dari lahan terbuka bervegetasi atau lahan-lahan alami satu wilayah perkotaan yang dapat mengendalikan dampak negatif dari pembangunan dan perkembangan fisik kota melalui fungsi-fungsinya. Fungsi biofisik merupakan fungsi lingkungan utama, dikenal sebagai pembentuk environmental architecture, yaitu suatu bentukan fisik yang terjadi secara alami. Fungsi tambahan merupakan fungsi yang diberikan oleh manusia yang ingin meningkatkan daya-guna RTH ini human architecture dalam suatu wilayah perkotaan Lyle 1980, meliputi fungsi ekonomi, fungsi arsitektural, fungsi sosial. Empat fungsi yang dimiliki oleh RTH kota ini secara bersama membentuk fungsi lingkungan yang bermanfaat dalam mengendalikan serta meningkatkan kualitas lingkungan wilayah perkotaan. Dalam kaitan RTH sebagai elemen pembentuk ruang-ruang arsitektural alami dalam kota, maka fungsi lingkungan ini juga akan dikaitkan dengan berbagai bentuk fungsionalnya yang umum terdapat didalam suatu kota mengelompok, jalur. Masyarakat yang hidup di wilayah perkotaan, yang memiliki keragaman karakteristik sosial ekonomi dan sosial budaya, merupakan pengguna RTH, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan sebagai konsekuensinya maka RTH, melalui fungsi-fungsi yang dimilikinya, haruslah memberikan manfaat bagi kehidupan mereka. Besarnya nilai manfaat lingkungan yang akan didapatkan masyarakat kota, tidak hanya menjamin kenyamanan, kesehatan, dan kesejahte- raannya, juga rasa bangga dan rasa memiliki akan RTH tersebut Schmid 1979. Khusus untuk Kotamadya Bogor yang memiliki lanskap kota yang nyaman, indah dan rekreatif, tetapi kota ini juga rawan akan bahaya lingkungan erosi, longsor, dan pencemaran. Untuk mengendalikannya maka kelestarian RTH dalam wilayah kota Bogor yang terbatas ini akan menjadi hal yang penting. Arahan pembangunan kota menjadi dormitory town menyebabkan perlu dilaku- kan penelitian untuk menilai RTH ini sehingga keberadaannya di dalam kota dapat dipertahankandilestarikan dan didayagunakan dengan produk kualitas yang tinggi. Keragaman dari bentuk dan fungsi RTH, serta meningkatnya inten- sitas pembangunan kota menjadikan kota Bogor sebagai satu kota kasus untuk diteliti. Hasil yang akan didapatkan, diharapkan juga dapat memberikan panduan untuk berbagai penelitian RTH pada kota-kota lain. 6 Gambar 1. Kerangka dan alur pikir penelitian WILAYAH PERKOTAAN LAHAN KOTA STRUKTUR LAHAN TERBUKA TANPA VEGETASI BERVEGETASI RTH MASYARAKAT DEMOGRAFIS PENGALAMAN PERSEPSI PREFERENSI PENDEKATAN PENATAAN RUANG KOTA FUNGSI RTH UTAMA TAMBAHAN Environmental architecture Human architecture FUNGSI FUNGSI FUNGSI FUNGSI BIOFISIK EKONOMI ARSITEKTURAL SOSIAL KETERANGAN : Bagian yang diteliti Alur penelitian BENTUK RTH MENGELOMPOK, JALUR KEBIJAKAN PUBLIK PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN RTH KOTA SISTEM PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN NILAI LINGKUNGAN RTH KOTA PENDEKATAN KEINGINAN MASYARAKAT KELUARAN 6 TUJUAN SASARAN MASUKAN 7 Penilaian terhadap RTH kota ini akan dihubungkan dengan 4 empat fungsi yang dimiliki oleh sumberdaya ini dan jasa lingkungan yang dihasilkannya. Keempat fungsi ini, juga, merupakan fungsi yang dianjurkan untuk dikembangkan oleh para perencana dan perancang dalam melakukan penataan ruang-ruang terbuka kota dan ruang terbuka hijau kota. Empat fungsi RTH kota ini terdiri dari fungsi-fungsi untuk pelestarian dan kemantapan fisik dan ekologis kawasan dinyatakan sebagai fungsi biofisik; kesejahteraan ekonomi warga kota dinyata- kan sebagai fungsi ekonomi; keindahan, keteraturan, dan kenyamanan ruang- ruang kota dinyatakan sebagai fungsi arsitektural; serta kepuasan rekreatif dan sosial, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat dinyatakan sebagai fungsi sosial.

1.4. Perumusan Masalah