20 Faktor yang mempengaruhi arahan ini yaitu budaya, kebutuhan pribadi dan
lingkungan sebelumnya. Menurut Lynch 1982, kualitas visual merupakan nilai penentu ruang
dalam suatu cityscape, walaupun ukuran, waktu dan kompleksitas kota mempengaruhinya. Kualitas visual ini diukur berdasarkan empat faktor
utamanya yaitu 1 legibilitas kemudahan untuk dikenal, 2 dapat mem- bentuk suatu kesan tertentu, 3 memberi bentuk identitas tersendiri, dan
4 kemampuan untuk dikenang.
e. Ruang dalam pengertian sosial
Menurut Hester 1984, sosial merupakan aspek yang terkait dengan manusia dalam kelompok atau masyarakatnya. Ruang dalam pengertian
ruang sosial didefinisikan sebagai ruang yang dapat mengakomodasikan atau yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan untuk bersosial dari
penggunanya. Ruang sosial ini terkait dengan kebudayaan dari suatu kelompok masyarakat yang dapat dilihat dari berbagai bentuk rumah, lahan
pertanian dan bangun arsitektur lainnya Rapoport 1977, Tuan 1977. Bentuk-bentuk ruang sosial ini umumnya digunakan untuk berbagai kegiat-
an yang bersifat dan untuk kepentingan kelompok seperti bekerja, ber- santai, pertemuan politik, proyek pendidikan, jalur lalu lintas dan lainnya
Hester 1984, Rapoport 1977, Tuan 1977. Environmental design, menurut Hester 1984, merupakan salah satu
bentuk produk desain yang dapat mengusahakan terjadinya perubahan sosial pengguna lingkungan tersebut misalnya mengurangi perkelahian,
vandalism dan akibat buruk sosial lainnya. Gold 1977 menyatakan bahwa pepohonan dalam suatu kota, dapat mendukung terhadap peningkatan
kepuasan dan kebanggaan warga kota, selain keuntungan ekonomi lain- nya. Dengan asumsi bahwa apa yang dirasakan oleh masyarakat adalah
sama pentingnya dengan apa yang dilakukannya dalam suatu ruang maka dimensi manusia, aspek fisik dan aspek estetik merupakan tiga faktor
utama yang harus diperhatikan dalam mendesain ruang sosial. Dalam kasus neighborhood space, menurut Hester 1984, ada
empat faktor yang mempengaruhi penggunaan suatu ruang, yaitu 1 kua- litas dan ukuran dari ruang, 2 social make-up yang potensial dari peng-
guna, 3 faktor psikologis yang mempengaruhi preferensi, dan 4 akse- sibilitas terhadap ruang, fasilitas, dan pelayanan. Keller dalam Hester
21 1984 menyatakan bahwa terdapat keragaman dalam penggunaan fasilitas
dan pelayanan pada neighborhood space ini yang ditentukan oleh karak- teristik ekonomi dan budaya masyarakatnya, jenis dan kecukupan fasilitas,
aksesibilitas dan kecukupan dari fasilitas yang non-lokal serta derajat keisolasian tempat ini secara ekonomis, ekologis dan simbolis.
2.2. Ruang Terbuka Hijau Wilayah Perkotaan 2.2.1. Pengertian, Definisi, dan Peraturan