hasil produksi karena tidak pernah diganti dengan tanaman lainnya. Berdasarkan wawancara denagan Ibu Toba mengatkan sebagai berikut:
“ molo holan eme do torus ni suan di hauma sona adong perubahan, ala dang masuk taru-taru ni huta. Tano ipe dang hea margatti gabe sega do hauma i
.” Hasil wawancara tanggal 5 Agustus
Terjemahan: “ jika hanya padi saja yang di tanam di sawah, maka hasil produksi padi sangat
sedikit, karena pupuk kandang tidak ada pada lahan sawah tersebut.
Dengan melakukan teknik budidaya para petani merasakan keuntungan yang besar, karena peluang untuk mendapatkan hasil padi sangat tinggi. Jika tanaman sayuran di tanam di
lahan sawah akan menjadikan sawah tersebut mennjadi lebih subur.
4.3.3. Aspek Pemanfaatan sumber daya
Berdasarkan aspek ini jika kegiatan diversifikasi dilakukan di lahan sawah dapat meningkatkan sumber daya manusia yaitu peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Toba sebagai berikut: “molo marsuan-suanan di hauma gabe sering nama akka pangula karejo, ala
ngaboe be sian hauma mangalehon hauma. Songon anakku naumballa on, dang olo be ibana mangaratto ala ngadihilala hasil ni sian hauma. Ngaboe ibana sonari
manuhor kareta hape sataon dope ibana mulai mangula di hauma.” hasil wawancara tanggal 5 Agustus 2012.
Terjemahan: “jika melakukan diversifikasi di lahan sawah maka para petani akan selalu
bekerja. Seperti anakku yang paling besar, setelah tamat sekolah, dia langsung
Universitas Sumatera Utara
melakukan diversifikasi di lahan sawah, dan sekarang dia sudah bisa membeli sepeda motor padahal dia masih 1 tahun kerja”
Dengan melakukan diversifikasi di lahan sawah, para petani memanfaatkan lahan yang ada, tanpa membuka lahan yang baru, dan semakin banyak kegiatan petanio yang dilakukan akan
semakin tinggi minatpetani untuk bekerja. Hal yang sama dikatakan oleh Bapak T Nababan :
“molo marsuan-suanan di hauma, nagtabba be akka siulaon ni pangula, tikki mangulahon di hauma akka parkarejo pe boe dokkonon. Ala sonari ndang
mangobbaki be na, alai pakke traktor nama, jadi molo pakke traktor ikkon gajion doi, baru halaki pe gabe adong karejo na.” Hasil wawancara tanggal 6 Agustus
2012
Terjemahan: “ dengan adanya diversifikasi di lahans awah, menjadikan para petani lebih sering
bekerja, dan para pekerjapun mulai bertambah, seperti pada saat mengolah lahan sawah, sekarang kebanykan orang mengunakan hand traktor tidak lagi
menggunakan cangkul, jika melakukan hand tractor maka mereka akan di upah.”
4.3.4. Menjadikan petani lebih mandiri
Diversifikasi konsumsi yang merupakan salah satu program pemerintah di bidang pertanian yang memberikan peluang pasar kepada petani sawah supaya petani memanfaatkan
sawahnya untuk membudidayakan tanaman lain. Dengan begitu petani juga akan semakin mandiri karena apa yang dibutuhkan tidak lagi membeli dari pasar melainkan mengkonsumsi
hasil tanam sendiri. Berdasarkan wawancara dengan Bapak T. Nababan sebagai berikut: “Najolo tikki ndang marsuan-suanan di hauma mangallang sayur pe ikkon
tuhoron, songoni dohot cabe. Sonari dung di suan di hauma moru do sidabuon
.”hasil wawancara tanggal 6 Agustus 2012
Universitas Sumatera Utara
Terjemahan: “Dulu sebelum melakukan diversifikasi di lahan sawah, untuk makan sayur harus
membeli dari pasar, sekarang setelah melakukan diversifikasi menjadikan petani lebih mandiri, dan mengurangi pen
geluaran dalam memenuhi kebutuhan”
Pembangunan pertanian merupakan proses yang bertujuan untuk selalu menambah produksi pertanian bagi tiap-tiap konsumen yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan
produktivitas usaha tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangan manusia di dalam perkembangan tumbuh-tumbuhan. Upaya peningkatan produksi
dan pendapatan tersebut harus selalu memperhatikan pemanfaatan sumber daya alam yang baik melalui kegiatan diversifikasi lahan.
Banyak jenis tanaman yang bisa di tanam di lahan sawah, antara lain sayur-sayuran dan cabai. Dengan melakukan diversifikasi di lahan sawah, para petani lebih sejahtera. Karena
pendidikan anak di desa ini makin membaik. Hasil wawancara dengan Bapak Togu Hutasoit sebagai berikut :
“godang do di hauma na boe suanon, biasana nah u suan jagung, kacang, cabe, sayur dohot bawang pre. Tarhilala manabbai tu sikkola ni dakdanak. Alana holan
di hauma do naboi marsuan-suana, ala di ladang dang boe be na, ngaadong kopi
”. Hasil wawancara tanggal 6 Agustus 2012
Terjemahan “banyak tanaman yang bisa di olah di lahan sawah dengan menngunakan
pemanfaatan melalui diversifikasi ini antara lain jagung, kacang, sayuran, cabai,
Universitas Sumatera Utara
dan bawang pre. Dan yang paling sering di tanam sayur pahit dan cabai, lumayan untuk memenuhi keperluan anak-
anak untuk sekolah.”
Di dalam proses pengolahan lahan sawah para petani biasanya menggunakan alat-alat tradisional. Tetapi ada juga masyarakat petani yang sudah menggunakan alat teknologi. Berbagai
cara yang dilakukan untuk melakukan diversifikasi pada lahan sawah . berdasarkan wawancara dengan pak Togu Hutasoit sebagai berikut:
“hami namarsuan-suanan di hauma on mamakke cakkul do ujui, sahat tu saonari pe tong do nian pinakke, alai ngajarang hian be alana sonari di huta on nga
adong be na traktor, traktor on lumayan m,embantu do on di hamu, ala karejoi gabe hatop sae. Baru muse tikki lao manuan akka sayur di hauma mura do
diulahon, holan di traktor, dipahalus, baru di suani akka sayur”. hasil wawancara tanggal 6 Agustus 2012.
Terjemahan: “kami yang melakukan diversifikasi ini dulu hanya memakai cangkul, tetapi
sekarang cangkul sudah jarang digunakan karena kehadiran traktor sangat membantu kegiatan diversifikasi di lahan sawah. Lagipula dalam melakukan
diversifikasi di lahan sawah sangatlah mudah. Setelah lahan di traktor, lahan akan dikeringkan dan dihaluskan, setelah itu lahan siap untuk di Tanami sayuran”.
Petani mulai melakukan diversifikasi di desa ini mulai tahun 2006 sampai sekarang. Para petani melakukan diversifikasi awalnya hanya coba-coba saja tetapi meskipun hanya coba-coba
diversifikasi di lahan sawah sudah menjadi kebiasaan dan tradisi setiap tahunnya. Berdasarkan wawancara dengan bapak Togap Hutasoit sebagai berikut:
“parjolo sahali hami manuan sayur di hauma holan coba-coba do, alai ala na boe manabbai pendapatan ba torus ma ni ulahon sahat tu saonari on
”.hasil wawancara tanggal 7 Agustus 2012.
Terjemahan:
Universitas Sumatera Utara
“pertama sekali melakukan diversifikasi di lahan sawah hanyalah coba-coba saja, tapi karena bisa di andalkan dan bisa memperbaiki taraf hidup, maka diversifikasi
ini sudah menjadi kebiasaan setiap tahunnya”.
Pertama sekali petani melakukan diversifikasi pada lahan sawah adalah untuk mensejahterakan kehidupan petani, baik kesejahteraan ekonomi maupun kesejahteraan sosial.
Karena pada umumnya pendapatan petani non padi biasanya lebih tinngi dibandingkan dengan petani berbasis padi, karena padi yanh dihasilkan hanya sekali satu tahun dan itu hanya cukup
untuk di konsumsi saja, tetapi pada petani yang non padi biasanya memanen hasil taninya sekali 2 minggu. Hal itulah yang dilakukan desa Sitabotabo di dalam meniongkatkan kesejahteraan
ekonominya dengan memperbanyak jenis tanaman yang di tanam, dengan mengoptimalkan lahan yang ada. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Lintas sebagai berikut:
“ boasa marsuan-suanan di hauma asa boe do manabbai pendapatan dohot pasikkolahon akka dakdanak. Molo parhuta-huta hurang mampu do pasikkolahon
akka gelleng na, alai molo ni ulahon boe do muse sikkolahononton ni. Ni dok ni roha nian unang holan anak ni namora I na boi sikkola ala godang akka sawit na,
alai anak ni pangula pe boe do sikkola
”.hasil wawancara tanggal 6 tahun 2012. Terjemahan:
“kenapa melakukan diversifikasi di lahan sawah itu karena ingin meningkatkan pendapatan sehinnga mempermudah anak untuk sekolah. Meskipun ibu bertani,
ibu ingin anak saya bisa kuliah”.
4.4. Keariban Tradisi Antar Petani