4.5. Pola Perubahan Kehidupan Sosial Petani
Pada dasarnya perubahan sosial yang terjadi antar petani adalah perubahan ekonomi dan perubahan sosial dimana petani melakukan diversifikasi di dalam
meningkatkan kesejahtertaan ekonomi dan sosial. Adanya perubahan ini dapat memberikan keuntungan terhadap petani. Perubahan yang dilakukan petani di dalam
meningkatkan kesejahteraannya adalah dengan melakukan diversifikasi di lahan sawah. Petani mengalami perubahan setelah melakukan diversifikasi dengan memanfaatkan
lahan yang ada. Berdasarkan wawancara dengan Ibu E. Sibuea sebagai berikut:: “perubahan yang dialami petani nampak dari anak-anak yang sudah bisa
kuliah. Kalau dulu kan sekolahkan sampai SMA saja sangat susah, tapi sekarang petani sudah bisa menyekolahkan anak-
anaknya sampe kuliah”. hasil wawancata tanggal 14 Agustus 2012.
Hal yang sama dikatakan oleh Pak Togap Hutasoit sebagai berikut: “sonari akka pangula nga mulai boe manuhor akka keperluanna, songon
kareta, mambangun jabu, dohot pasikkolahon akka dakdanak na. I mul;aia dong dung ni ulahon na martini di hauma on
”.hasil wawancara tanggal 20 Agustus 2012
Terjemahan: “sekarang para petani sudah bisa membeli keperluan lainnya seperti
sepeda motor, membangun rumah, dan menyekolahkan anak-anaknya s
ampai kuliah”.
Petani desa Sitabotabo mengatakan bahwa tingkat kesejahteraan itu terlihat dari pendidikan anak. Bila anak-anaknya bisa dikuliahkan maka hidupnya termasuk terpenuhi.
Perubahan yang dialami petani setelah melakukan diversifikasi adalah dalam bidang ekonomi, mereka sudah mampu untuk memenuhui kebutuhan sehari-hari, sedangkan
pada kesejahteraan sosialnya, para petani lebih sering melakukan interaksi yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Jika interaksi sesama petani terjalin baik maka tingkat kesejahteraan sosial yang ada di desa ini terjaga dan semakin meningkat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Lintas
sebagai berikut “dang holan pendidikan na maju, hami pe gabe tabba torus do
marsiurupan, marsisapaan sesama petani. hasil wawancara tanggal 6 Agustus 2012.
Terjemahan: “tidak hanya pendidikan yang makin maju, tapi para petanipun semakin
sering melakukakan interaksi saling berteguran”.
Hal yang sama dikatakan oleh Pak Edison selaku ketua Kelompok Tani SINURGABE sebagai berikut:
“perubahan yang sangat jelas ditengok adalah pendidikan anak, dan hubungan kekeluargaan para petani semakin naik, karena petani sama-
sama saling bersapaan ”.hasil wawancara tanggal 30 Agustus 2012.
Diversifikasi yang dilakukan di desa Sitabotabo ini sifatnya individual, artinya pekerjaan diversifikasi dilakukan sendiri-sendiri dan tidak berkelompok. Diversifikasi
dilakukan oleh petani yang mempunyai sawah irigasi, artinya sawahnya bisa dikeringkan dan bisa dialiri air dengan mudah. Ada juga petani yang mempunyai sawah tetapi tidak
melakukan diversifikasi, padahal letak sawahnya sangat bagus untuk ditanami tanaman sayuran. Itu karena pemiliki sawah jauh dari lahannya. Jika hal itu terjadi petani yang
berdomisili bisa meminta lahannya untuk diolah dan ditanami sayuran tanpa memberikan upah atau sewa lahan. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Togu Hutasoit sebagai
berikut: “au menyewa hauma laho tempat bertani, dibahen haumakkuhurang
cocok tu suan-suanan sayur ”. hasil wawancara tanggal 6 Agustus 2012.
Terjemahan:
Universitas Sumatera Utara
“saya menyewa lahan sawah untuk tempat saya bertani, karena sawah saya terlalu basah untuk di tanami sayur”.
Setiap perubahan yang ada di desa Sitabotabo menjadikan petani lebih maju, dan sistem pertaniannya lebih baik dari sebelumnya, itu dikarenakan para petani sering
bertukar pikiran antar petani yang melakukan diversifikasi. Sehingga dapat menambah pengetahuan petani terhadap kegiatan diversifikasi yang dilakukannya. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Bapak Jeba sebagai berikut: “saleleng torus manukkun tu akka dongan petani, gabe tabba do akka
pengalaman, dohot parbinotoan ”.hasil wawancara tanggal 7 Agustus
2012. Terjemahan:
“semakin sering bertanya pada kawan-kawan petani, maka pengetahuan di bidang bertani saya pun tambah baik”.
Hal yang sama dikatakan Ibu Lintas sebagai berikut: “nang pe ina-ina au,dang maila au manukkun tu akka dongan , asa tabba
malo marsuan- suanan”.hasil wawancara tanggal 6 Agustus 2012.
Terjemahan: “meskipun saya seorang ibu rumah tangga, tapi saya tidak malu bertanya
kepada petani lainnya, supaya saya leb ih mengerti menanam sayur”.
Banyak perubahan yang dialami oleh para petani setelah melakukan diversifikasi di lahan sawah. Petani merasakan kemajuan mereka di dalam bertani karena setiap petani
selalu bertukar pikiran tentang tanamannya. Jika setiap harinya petani melakukan hubungan yang baik melalui diversifikasi maka perubahan melalui diversifikasi ini bisa
membawa perubahan yang baik. Perubahan yang sangat jelas adalah nilai kehidupannya yang makin baik, mereka menjalani kehidupan itu lebih berarti dan tidak ada lagi petani
Universitas Sumatera Utara
yang susah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Petani di desa Sitabotabo melakukan perubahan melalui diversifikasi di lahan sawah, karena mereka yakin melalui
diversifikasi ini hidup mereka lebih sejahtera. Itu terbukti dari semangat anak-anak yang semakin banyak untuk kuliah. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Sibuea sebagai
berikut: “Sekarang kan jika anak-anak sudah tamat SMA, sudah tidak mau lagi
merantau, mereka selalu meminta untuk kuliah. Kebetulan tempat kuliah sudah ada dekat desa ini
. hasil wawancara tanggal 14 Agustus 2012”. Perubahan yang jelas terlihat adalah pada pendidikan anak, menyekolahkan anak
bukan lagi permasalahan yang besar. Karena orang tua sudah mampu untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi. Jika pendidikan anak membaik maka
kehidupan masyarakat di desa Sitabotabo akan lebih membaik. Berbagai faktor yang menyebabkan petani melakukan perubahan melalui
diversifikasi dilahan sawah. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam rumah tangga itu sendiri.
Berbagai kegiatan yang dilakukan di dalam sebuah rumah tangga yang dapat menimbulkan seorang anak untuk mengikuti cara kerja seorang ayah, baik dalam bertani,
bermasyarakat dan berkeluarga. Berdasarkan wawancara dengan bapak Edison Nababan sebagai berikut:
“Saya melakukan diversifikasi karena saya melihat orang tua saya bekerja, dan saya mengikuti cara kerjanya. hasil wawancara tanggal 30
Agustus 2012,” Hal yang sama dikatakan bapak Togap Hutasoit:
Universitas Sumatera Utara
“au mangula di hauma, ala na hubereng do pamilikku mangula di hauma, jadi hu ihutton ma.
hasil wawancara tanggal 20 Agustus 2012”. Terjemahan:
“saya melakukan diversifikasi karena saya melihat saudara saya bertani di lahan sawah, jadi sayapun ikut-
ikutan”. Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar rumah tangga itu,yang
dimana banyak mempengaruhi keluarga terseburt untuk melakukan diversifikasi di lahan sawah. Diversifikasi di lahan sawah yang dilakukan dikalangan petani desa Sitabotabo
bukan hanya disebabkan pengaruh dari dalam rumah tangga tersebut, tetapi juga faktor dari luar yang telah memberikan kesempatan kepada petani tersebut untuk melakukan
diversifikasi. Seperti halnya masuknya pendatang baru yang juga melakukan diversifikasi di lahan sawah, jadi para petani dapat mencontoh hal serupa dengan yang dilakukan
orang lain. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Sudung Nababan sebagai berikut: “banyak kami yang melakukan diversifikasi di lahan sawah karena diajari
oleh orang lain, kadang kami melihat apa y7ang dikerjakan, jadi kami melakukan hal yang sama. hasil wawancara tanggal 30 Agustus 2012.
Faktor inilah yang menyebabkan terjadinya diversifikasi dikalangan petani desa Sitabotabo. Masyarakat berkomitmen untuk tetap mel;akukan diversifikasi di lahan
sawah dengan sebaik-baiknya. Sehingga terjadinya perubahan yang baik di dalam masyarakat petani yang telah menyeimbangkan keluarga petani yang harmonis dan
sejahtera.
Universitas Sumatera Utara
4.6. Interaksi Sosial Dalam Melakukan Diversifikasi