34
internasional. Keberlanjutan sustainability saat ini telah menjadi elemen inti core element bagi banyak kebijakan pemerintah negara-negara di dunia dan lembaga-
lembaga strategis lainnya. Menurut Khanna et al. 1999 pembangunan keberlanjutan berimplikasi pada keseimbangan dinamik antara fungsi maintenance sustainability dan
transformasi development dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Menurut Cornelissen et al. 2001 sustainability memiliki implikasi pada dinamika
pembangunan yang sedang berlangsung dan dikendalikan oleh ekspektasi tentang berbagai kemungkinan di masa yang akan datang. Untuk memulai dan memantau
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan diperlukan kerangka kerja terstandardisasi standardized framework yang terbagi dalam empat tahap, yaitu: 1. Mendeskripsikan
permasalahan sesuai dengan konteksnya; 2. Mendeterminasi permasalahan dengan context-dependent pada dimensi ekonomi, ekologi, dan sosial; 3. Menterjemahkan
permasalahan ke dalam indikator keberlanjutan yang terukur; 4. Menilai kontribusi indikator-indikator tersebut pada pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh.
Menurut Khanna et al. 1999 perencanaan pembangunan berkelanjutan perlu mempertimbangkan secara mendalam adanya trade-off antara level produksi-konsumsi
dengan kapasitas asimilasi ekosistem. Sesuai dengan konsep daya dukung carrying capacity, peningkatan kualitas hidup hanya bisa dilakukan apabila pola dan level
produksi-konsumsi memiliki kompatibilitas dengan kapasitas lingkungan biofisik dan sosial.
Melalui proses perencanaan berbasis daya-dukung carrying capacity-based planning process kondisi ini bisa dicapai dengan mengintegrasikan ekspektasi sosial
dan kapabilitas ekologi ke dalam proses pembangunan. Dalam perencanaan
pembangunan berkelanjutan, Khanna et al. 1999 menambahkan bahwa ekonomi dipandang sebagai sebuah subsistem dari sebuah ekosistem regional. Tidak mungkin
terjadi pertumbuhan ekonomi yang tidak terbatas. Dalam perspektif makroekonomi, hal ini berarti bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi harus selalu berada di dalam batas daya
dukung wilayah dan berada pada trade-off antara jumlah penduduk dan penggunaan sumberdaya per kapita di dalam wilayah yang bersangkutan.
Untuk lebih jelasnya, dimensi pembangunan berkelanjutan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar
Gambar 6 memperliha meliputi aspek ekonomi pe
keadilan, keterpaduan kehidupa aspek ekologi keutuhan e
keanekaragaman hayati. pembangunan harus diukur da
2.11. Model Dinamik
Menurut Anderson da komponen yang saling ber
mencapai tujuan yang telah fisik yang dapat disentuh de
sebuah mobil. Komponen informasi, kebijakan perusaha
of minds dalam diri seseor Johnson 1997 mengatakan
bagian-bagian penyusunnya memelihara stabilitas diri m
umpan balik feedback mechani
So
Eq Social c
Partic Empow
bar 6. Dimensi pembangunan berkelanjutan
Sumber: Khanna et al., 1999
perlihatkan bahwa dimensi pembangunan yang konomi pertumbuhan yang berkelanjutan dan efisien
kehidupan sosial, partisipasi dan pemberdayaan m uhan ekosistem, sumberdaya alam, daya dukun
ati. Oleh sebab itu maka keberhasilan da
ukur dari kriteria ekonomi, sosial dan lingkungan.
son dan Johnson 1997 sistem adalah kumpulan da ng berinteraksi, interrelasi, atau interdependensi
telah ditetapkan. Komponen sebuah sistem dapa ntuh dengan indra misalnya berbagai spare parts
ponen sebuah sistem dapat juga bersifat intangibl perusahaan, interaksi interpersonal, bahkan apa yang
seseorang seperti: feeling, values, dan beliefs. atakan bahwa sistem memiliki ciri khas yaitu tujua
usunnya lengkap, utuh, dan tersusun secara spe diri melalui fluktuasi dan pengaturan; dan memi
echanism.
Economic:
Sustainable Growth Efficiency
Ecological:
Ecosystem Integrity Natural Resources
Biodiversity Carrying capacity
Social:
Equity ial cohession
articipation powerment
35
yang berkelanjutan fisien, aspek sosial
aan masyarakat dan dukung lingkungan,
silan dan kemajuan kungan.
pulan dari komponen- ndensi dalam rangka
dapat berupa objek yang menyusun
angible seperti aliran a yang menjadi state
fs. Anderson dan
u tujuannya spesifik; ra spesifik; mampu
memiliki mekanisme
36
System dynamics digunakan
untuk mencari
penjelasan tentang
berbagai permasalahan jangka panjang yang terjadi secara berulang-ulang di dalam struktur
internal. Mekanisme umpan balik merupakan konsep inti yang digunakan dalam system dynamics untuk memahami struktur sistem.
Diasumsikan bahwa keputusan secara sosial atau individual dibuat berdasarkan informasi tentang keadaan sistem atau
lingkungan di sekitar pengambil keputusan berada. Model-model sistem dinamik
dibentuk oleh banyak lingkar simpal kausal causal loop diagram yang saling berhubungan satu sama lain.
Diagram simpal kausal pada dasarnya merupakan representasi grafik dari pemahaman tentang struktur yang sistemik.
Diagram ini sangat penting karena memberi panduan tentang bagaimana sistem itu dibangun dan bagaimana sistem itu
berperilaku Kim dan Anderson, 1998. Diagram ini pada dasarnya menggambarkan sistem tertutup. Sebagian besar variabel berhubungan melalui mekanisme umpan balik
dan berupa variabel indigenous. Apabila ada beberapa faktor yang dipercaya
mempengaruhi sistem dari luar tanpa dipengaruhi oleh dirinya sendiri, faktor tersebut dipertimbangkan sebagai variabel exogenous di dalam model. Diagram simpal kausal
memainkan peranan penting dalam studi tentang system dynamics. Selama
pengembangan model, diagram simpal kausal dapat dijadikan sebagai preliminary sketches dari hipotesis kausal yang dibangun. Selain itu diagram simpal kausal juga
dapat dianggap sebagai simplifikasi model Goodman, 1980. Diagram simpal kausal dan diagram alir flow diagram sangat penting untuk
memahami struktur sistem sebelum mengembangkannya ke dalam persamaan sistem. Diagram alir tersusun dari elemen rate, level, dan auxiliary yang diorganisasikan dalam
sebuah network. Level adalah akumulasi atau persediaan stok material atau informasi. Elemen-elemen sistem yang menunjukkan keputusan, tindakan, atau perubahan di
dalam suatu level disebut rate. Rate adalah aliran material atau informasi ke atau dari level.
Simpal kausal dibedakan menjadi dua macam; yaitu simpal positif reinforcing feedback loop dan simpal negatif balancing feedback loop. Simpal positif cenderung
untuk memperkuat
gangguan dan
menghasilkan pertumbuhan
atau peluruhan
eksponensial. Simpal negatif cenderung meniadakan gangguan dan membawa sistem pada keadaan kesetimbangan atau mencapai tujuan. Kombinasi dari kedua jenis simpal