ruko dengan gaya arsitektur mediterania yang berlokasi di depan kawasan German Center di Sektor VII BSD. BSD sendiri selain meluncurkan kawasan
Niaga Golden Road, juga sudah memiliki Sentra Niaga di Sektor I, VI, dan VII, yang selalu habis terjual. Selain itu juga terdapat lokasi pergudangan seperti
Taman Teknos; pusat onderdil mobil BSD Autoparts, dsb. Kehadiran WTC Matahari di tepi Jalan Raya Serpong serta ratusan ruko,
rumah makan dan pusat bisnis lainnya di sepanjang jalan tersebut membuat kawasan tersebut menjadi kawasan yang ramai dan roda kehidupan boleh
dikatakan berdenyut hingga 24 jam. Oleh karena itu maka tidak heran jika
banyak yang berpendapat bahwa Jalan Raya Serpong di masa mendatang akan menjadi Jalan Fatmawati kedua, karena di sepanjang jalan tersebut dipenuhi
dengan ruko dan kawasan niaga yang hampir selalu ramai dikunjungi pembeli. Oleh karena itu, maka dengan adanya dukungan lokasi bisnis yang berada pada
tempat strategis dan pengunjung yang semakin ramai, maka nilai investasi ruko dan bisnis lainnya cenderung terus meningkat setiap tahun. Potensi ekonomi
kota tersebut sudah pasti akan mendukung pemasukan PAD bagi Kota Tangerang Selatan dan Provinsi Banten, saat ini dan di masa yang akan datang.
4.3. Permukiman
Pada awal pengembangannya, pembangunan Kota Baru BSD merupakan alih fungsi lahan dari bekas perkebunan karet, sehingga untuk keperluan
pembangunannya telah dibebaskan lahan sebanyak kurang lebih 1.300 ha. Status lahan yang dibangun menjadi Kota Baru BSD ini sebagian besar milik
Pemda, yang awalnya merupakan lahan kosong yang tidak produktif dengan tingkat hunian 10 orang per hektar. Lokasi BSD meliputi tiga kecamatan yaitu
Kecamatan Serpong, Legok dan Pagedangan. Sesuai dengan konsepnya sebagai Kota Mandiri yang heterogen, BSD menawarkan berbagai produk untuk
berbagai permintaan pasar, yakni selain menawarkan untuk industri dan bisnis niaga, BSD juga menawarkan perumahan baik skala kecil, skala menengah
maupun skala kecil. Pada awal pembangunban kota baru ini telah direncanakan melakukan
pembangunan secara kontinyu, dan perencanaan selama kurun waktu 30 tahun akan dibangun 13.900 unit hunian yang terdiri dari 60 rumah murah, 30
rumah kelas menengah, dan 10 rumah mewah. Namun pada saat penulis
melakukan survay ke lapangan dilihat dari kondisi rumah yang ada ada indikasi melenceng dari rencana semula.
Dalam hal ini rumah yang terbangun pada umumnya merupakan rumah menengah dan mewah, sehingga ada indikasi
bahwa perbandingan 60 rumah murah, 30 rumah kelas menengah, dan 10 rumah mewah seolah-olah menjadi terbalik, yakni rumah murahnya mendekati
25, sedangkan rumah kelas menengah dan rumah mewahnya apabila digabung cenderung mendekati 75.
Adapun tahapan pembangunan perumahan di BSD seperti diuraikan di bawah ini:
Tahap I Persiapan seluas 1.300 ha tahun 1998-1999: dibangun perumahan di Sektor I dekat transit Shutle Bus dan Kolam Renang BSD.
Perumahan Tahap I terdiri dari rumah-rumah bertipe kecil dengan luas area sampai 70 m
2
yang cocok untuk masyarakat berpenghasilan menengah, lengkap dengan sekolah, pasar dan toko-toko, taman dan
sarana olah raga seperti lapangan basket. Rumah pada kategori ini berjumlah 8.961 unit.
Tahap II Percepatan pertumbuhan luas pembangunan 2.000 ha 1996- 2006: perumahan yang dibangun pada tahap II ditujukan untuk menarik
pembeli dari kalangan masyarakat berpenghasilan menengah ke atas dengan luas 70-250 m
2
dan rumah-rumah yang dibangun umumnya adalah rumah bertingkat. Hal ini juga terlihat dari produk-produk
perumahan yang bernuansa kebarat-baratan seperti The Green, Vermont Parkland, Virginia Lagoon, De Latinos. Pada tahap II juga dibangun
pusat perbelanjaan. Tahap III Penggabungan luas pembangunan mencapai 2.700 ha 2003-
2013: pada pembangunan tahap III ini dibangun rumah-rumah mewah yang luas bangunannya diatas 250 m
2
dan umumnya merupakan bangunan bertingkat.
Kondisi perumahan yang ada di BSD pada umumnya merupakan kawasan yang tertata rapih dan relatif sudah memperhatikan aspek lingkungan
cukup baik. Dalam hal ini permukiman tersebut bukan hanya tertata dengan