Kualitas Lingkungan BSD A Model for environment control of sustainable new town development. (case study new town development of Bumi Serpong Damai

mengakibatkan terjadinya hujan asam yang dapat mengakibatkan berbagai masalah muncul seperti terjadinya kerusakan bangunan, kerusakan ekosistem daratan dan kerusakan ekosistem perairan. Tabel 10. Kualitas udara di BSD Lokasi Parameter kualitas udara µgm 3 SO 2 NO 2 O 3 CO TSP Pb Permukiman 23.45 1.12 20.4 295 25 1 Pertokoan 32.14 2.11 22.1 317 30 1 Industri 26.4 1.43 21.5 309 25 1 Baku mutu 900 400 235 30.000 230 2 Keterangan: = PP No.41 Thn. 1999 Tabel 11. Kualitas air di BSD No Parameter Satuan Lokasi Perumahan luar Perumahan BSD Pertokoan Industri BM II Fisika 1 suhu o C 26 26 27 28 dev. 3 Kimia 1 pH - 6.0 6.5 6.5 6.5 6 - 9 2 BOD 5 mgl 5.13 4.94 5.22 11.71 3 3 COD + mgl 20.68 92.26 93.84 98.58 25 4 Nitrat- NO 3 -N mgl 0.076 0.170 0.111 1.903 10 5 Total Fosfat PO 4 -P mgl 0.034 0.090 0.052 0.140 0.2 6 Kadmium- Cd mgl 0,001 0,001 0,001 0,001 0.01 7 Deterjen mgl 0.010 0.008 0.007 0.009 0.2 8 Timah Hitam- Pb mgl 0,005 0,005 0,005 0,005 0.03 9 Air Raksa Hg mgl 0.0005 0.0005 0.0006 0.0006 0.002 10 Arsen-As mgl 0.0003 0.0003 0.0004 0.0004 1 11 Fenol mgl 0.0009 0.0009 0,0001 0.0009 0.001 BM II = Baku Mutu Air kelas II Berdasakan baku mutu menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Lampiran 1 memperlihatkan bahwa BOD dan COD baik yang berada di perumahan, pertokoan dan industri semuanya sudah berada di bawah ambang batas nilai yang dipersyaratkan. Sedangkan parameter lainnya yakni nitrat-NO 3 -N, total fosfat PO 4 -P, kadmium Cd, deterjen, timah hitam Pb, air raksa Hg, arsen As dan fenol yang ada dalam perairan sekitar lokasi penelitian semuanya berada di bawah baku mutu yang ditetapkan Lampiran 1.

5.2. Analisis Keberlanjutan

Keberlanjutan pembangunan di kota baru ini merupakan hal yang menarik untuk dikaji, mengingat keberlanjutan kota baru dapat berpengaruh pada berbagai hal seperti pada peningkatan pembangunan fisik dan ekonomi. Walau dampak dari pembangunan ekonomi tersebut pada akhirnya akan semakin menarik para migran yang ingin mencari penghidupan yang lebih layak di perkotaan. Selain hal tersebut pembangunan fisik juga dapat berdampak negatif pada berbagai hal, terutama yang ada kaitannya dengan lingkungan. Bahkan tidak hanya itu akibat pembangunan fisik, malah dapat terbentuk lokasi-lokasi yang mungkin malah menjadi rawan terjadinya bencana, dapat mengganggu kestabilan lingkungan seperti menimbulkan masalah banjir, dsb. Analisis keberlanjutan Kota Baru BSD ini dilakukan berdasarkan modifikasi dari metode Rapfish yang digunakan untuk menilai status keberlanjutan. Hasil analisis keberlanjutan Kota Baru BSD dinyatakan dalam indeks keberlanjutan Kota Baru BSD ikb-KOBA. Adapun hasil dari analisis yang dinyatakan sebagai indeks keberlanjutan ini mencerminkan status keberlanjutan pada Kota Baru BSD berdasarkan kondisi eksisting. Nilai tersebut ditentukan dari pendapat pakar, dengan kisaran nilai antara 0 – 100 . Kriteria tidak berkelanjutan atau buruk, jika nilai indeks terletak antara 0 – 24,99 . Kriteria kurang berkelanjutan apabila nilai indeksnya terletak antara 25 – 49,99 . Kriteria cukup berkelanjutan apabila nilai indeksnya terletak antara 50 – 74,99 . Kriteria berkelanjutan atau baik, jika nilai indeksnya 75 – 100 Kavanagh, 2001. Pada analisis keberlanjutan ini, yang dianalisis adalah dimensi ekologi, ekonomi, sosial-budaya, teknologi, hukum dan kelembagaan. Pada analisis keberlanjutan Kota Baru BSD, sifatnya multidimensi, karena menggabungkan seluruh atribut yang ada pada enam dimensi penentuan indeks keberlanjutan yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial dan budaya, infrastruktur dan teknologi, serta hukum dan kelembagaan.

5.2.1. Dimensi Ekologi

Hasil analisis keberlanjutan dapat dilihat pada Gambar 14. Pada Gambar 14 terlihat bahwa nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi ekologi adalah 42,22 dengan skala sustainabilitas 0 – 100, dan nilai indeks 50. Hal ini memperlihatkan bahwa berdasarkan kriteria Kavanagh 2001, maka status keberlanjutan untuk dimensi ekologi di Kota Baru BSD termasuk ke dalam kategori kurang berkelanjutan. Gambar 14. Indeks keberlanjutan dimensi ekologi Kota Baru BSD Gambar 14 memperlihatkan bahwa walaupun Kota Baru BSD masuk ke dalam kota baru yang relatif hijau dan relatif asri, namun aspek lingkungan masih harus mendapat perhatian yang lebih serius, sehingga harus dicari upaya-upaya agar dimensi ekologi menjadi berkelanjutan. Adapun peran masing-masing aspek pada atribut ekologi ini dianalisis dengan menggunakan analisis leverage yang bertujuan untuk melihat atribut yang sensitif dalam memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan dimensi ekologinya, hasil analisis leverage ini dapat dilihat pada Gambar 15. Berdasarkan wawancara terhadap pakar, agar nilai indeks ini di masa yang akan datang dapat terus meningkat sampai mencapai status berkelanjutan, perlu perbaikan- perbaikan terhadap atribut-atribut yang sensitif berpengaruh terhadap nilai indeks RAPPERUMTES Ordination Good Bad Up Down -60 -40 -20 20 40 60 -20 20 40 60 80 100 120 Status Permukiman 42,22