Verifikasi dan Validasi Model

54 Gambar 11. Diagram INPUT-OUTPUT model pengendalian lingkungan dalam pembangunan kota baru berkelanjutan Input Tak Terkontrol  Jumlah penduduk  Pemukiman penduduk  Migrasi penduduk  Laju pertumbuhan penduduk  Jaringan dan debit air  Jenis dan konsentrasi limbah domestic, industri dan rumah sakit  Penerimaan masyarakat  iklim Input Terkontrol  Teknologi proses dan peralatan pengendalian limbah  Tata ruang kawasan perumahan  Tata pemanfaatan air  Volume air limbah  Pengolahan limbah  Jumlah kendaraan  Tahun pembuatan kendaraan  Emisi transportasi  Emisi industri  Tarif retribusi  Lapangan pekerjaan  Sosial dan ekonomi penduduk  Pergerakan penduduk  Saranaprasaranan pendidikan dan perkotaan Output yang Tidak di inginkan  Tingkat pencemaran limbah domestic dan industri yang tinggi lingkungan terganggu  Kasus pencemaran meningkat  RTH menurun  Menurunnya daya dukung lingkungan  Tidak taatnya masyarakat terhadap kebijakan Output yang di inginkan  Teratasinya masalah pencemaran lingkungan  Meningkatnya daya dukung Lingkungan  Meningkatnya kualitas lingkungan  Efisien dan efektif-nya pengolahan limbah  Perbaikan sistem pengolah limbah  Meningkatnya RTH  Meningkatnya kesadara penduduk terhadap lingkungan  Ditaatinya RTRW Model Pengendalian Lingkungan dalam Pembangunan Kota Baru Berkelanjutan Manajemen Pengelolaan Kota Baru Input Lingkungan  Kebijakan Pemerintah terkait kota baru  RTRW  Kebijakan pemerintah terkait pencemaran

BAB IV. KONDISI UMUM

Kota Baru BSD terletak di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan ini terletak tepat di sebelah barat Jakarta dan berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Provinsi DKI Jakarta di sebelah timur, Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Lebak di sebelah selatan, serta Kabupaten Serang di sebelah timur. Kota Tangerang Selatan pada umumnya merupakan dataran rendah Gambar 12 Gambar 12. Lokasi BSD sebagai hinterland Provinsi DKI Jakarta Sumber: Software Map of Jakarta 2004 Kota Baru BSD terletak kurang lebih 20 km dari Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Negara DKI Jakarta atau tepatnya terletak di sebelah barat daya DKI Jakarta. Lahan pengembangan BSD disiapkan seluas kurang lebih 6000 ha dan dari awal pembangunannya direncanakan akan dihuni sebanyak kurang lebih 530.000 penduduk dalam waktu 20-25 tahun. Kota Baru BSD pada dasarnya merupakan hinterland DKI Jakarta, sehingga BSD diperuntukkan bagi kurang lebih 40 penglaju dari DKI Jakarta dan sekitarnya. Konsep awal pengembangan Kota Baru BSD ini berorientasi pada penyediaan unit hunian yang representatif sebagai cikal bakal perkembangan kota tersebut. Adapun visi dari PT. Bumi Serpong Damai dalam melakukan pembangunan tersebut adalah mewujudkan kota mandiri new city development, sedangkan misinya antara lain mencakup: 1. melaksanakan pembangunan nyata; 2. investasi berkesinambungan; 3. Tanggung jawab dan komitmen terhadap nasabah dan; 4. kontribusi terhadap pengembangan wilayah

4.1. Master Plan BSD

Kota Baru Bumi Serpong Damai merupakan salah satu kota baru atau kota terencana yang direncanakan sebagai kota mandiri di Indonesia. BSD terletak di Serpong, Kota Tangerang Selatan. BSD diresmikan pada tanggal 16 Januari1984. Perencana BSD adalah Pasific Consultant International, Japan City Planning Inc., Nihon Architect Engineer and Consultant Inc., dan Doxiadis; sedangkan pengembangnya adalah Kelompok Sinar Mas. Kota Baru BSD didirikan pada tanggal 16 Januari 1984 oleh pemegang saham dalam bentuk perseroan, dalam bentuk pengembang properti. BSD mendapatkan SK ijin lokasi seluas 5.950 hektar dan usaha pembebasan lahan bagi proyek BSD. Pemegang saham pendiri BSD adalah PT.Serasi Niaga Sakti, PT. Anangga Pertiwi Megah, PT. Nirmala Indah Sakti, PT. Supra Veritas, PT. Bhinneka Karya Pratama, PT. Simas Tunggal Centre, PT. Apra Citra Universal, PT. Aneka Karya Amarta, PT. Metropolitan Transcities Indonesia, dan PT. Pembangunan Jaya Gambar 13. Master plan Kota Baru BSD dibuat pada tahun 1985, pembuatan master plan ini membutuhkan waktu hingga lima tahun mengingat proyek tersebut besar dan diduga akan menimbulkan dampak yang besar dan penting. Oleh karena itu maka ijin yang dikeluarkan oleh Pemda Kabupaten Tangerang pada tahun 1987 memerlukan ijin dan persetujuan dari pemerintah pusat. Selanjutnya pada tahun 1989 Pemda Kabupaten Tangerang memberi ijin, sehingga perseroan dapat melaksanakan konstruksi, oleh karena itu maka pada awal tahun 1989 dilakukan peresmian, sesuai dengan RUTRK Serpong 1996. Gambar 13. Master plan BSD Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia, 2000; Masterplan BSD www.bsd.com. Pada perkembangan selanjutnya BSD berpartisipasi aktif pada daerah sekitarnya, khususnya dalam mekukan pemeliharaan berbagai infrastruktur seperti jalan, listrik, telepon dan lainnya, dengan tetap mengacu kepada Permendagri No.1 tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum, dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah. Berdasarkan master plan BSD tersebut, BSD yang merupakan kota mandiri, menggabungkan komunitas permukiman dan Central Business District CBD. Selain itu juga menggabungkannya dengan kawasan industri yang mampu menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Pembangunan Kota Baru BSD dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:  Tahap pertama persiapan dimulai tahun 1989 sudah dilakukan pembangunan, pada saat itu juga sudah dipasarkan unit hunian dan area komersial yang mudah dicapai dari daerah hunian sub-pusat kota dengan dukungan akses jalan tol ke Jakarta. Tujuan pembangunan akses jalan tol tersebut adalah untuk membangun ekonomi dasar yang terpusat di sub