Pola hubungan dengan anak ketika ditinggal merantau. Tetangga, Perangkat Desa.

32. Siapa yang lebih sering menanamkan ajaran agama pada anak ? 33. Nilai dan norma apa saja yang bapakibu ajarkan pada anak ? 34. Bagaimana cara bapakibu melatih anak agar dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat ? 35. Bagaimana cara bapakibu memberikan contoh dan teladan yang baik bagi anak ? tentang kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, kesopanan dan sebagainya 36. Bagaimana tentang pemenuhan kebutuhan anak sehari-hari ? kebutuhan makan, pakaian, sekolah, dan sebagainya 37. Nasihat apa yang selalu bapakibu sampaikan kepada anak ? 38. Bagaimana pergaulan anak dengan teman sebaya atau dengan warga ?

C. Pola hubungan dengan anak ketika ditinggal merantau.

1. Bagaimana pola komunikasi bapakibu dengan anak ? 2. Bagaimana intensitas komunikasi bapakibu dengan anak ? 3. Media apa yang digunakan bapakibu untuk berkomunikasi dengan anak? 4. Berapa minggu atau berapa bulan sekali bapakibu menengok anak di rumah ? 5. Bagaimana cara bapakibu memantau perkembangan anak ? 6. Bagaimana cara bapakibu mengontrol kegiatan anak ? 7. Bagaimana cara bapakibu memberikan uang saku pada anak ? 8. Bagaimana tentang pemenuhan kebutuhan anak ? 9. Apa keuntungan dan kerugian yang bapakibu rasakan dengan meninggalkan anak di rumah ? 10. Bagaimana bapakibu memantau dan mengatur pergaulan anak ? 11. Bagaimana cara bapakibu memantau dan mengatur kegiatan belajar anak?

D. Dampak dari pola pengasuhan yang dilakukan pada anak pemilik

warteg. 1. Jelaskan apakah anak selalu mematuhi peraturan yang dibuat oleh bapakibu ? 2. Jelaskan apakah anak mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang telah bapakibu ajarkan ? 3. Jelaskan apakah anak cenderung menjadi anak yang penurutpembangkang ? 4. Jelaskan apakah ada kecenderungan anak untuk melakukan kenakalan ? 5. Jelaskan apakah anak memiliki cita-cita dan motivasi belajar yang tinggi? 6. Jelaskan apakah anak tumbuh menjadi anak yang mandirimanja ? 7. Jelaskan apakah anak memiliki kepercayaan diri yang tinggi ? 8. Jelaskan apakah anak mampu bersosialisasi dengan teman sebaya, tetangga , atau kerabatnya dengan baik ? 9. Jelaskan apakah anak memiliki disiplin diri yang baik ? PEDOMAN WAWANCARA Untuk Agen Sosialisasi Pengganti Kerabat

1. Identitas Informan

: Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan akhir : Pekerjaan : Alamat : Hubungan dengan anak :

2. Daftar Wawancara

1. Sebagai kerabat orangtua yang berprofesi sebagai pekerja wateg, apakah bapakibu dimintai bantuan untuk mengasuh anaknya ? 2. Sejak kapan bapakibu mulai mengasuh anak pemilik warteg ? 3. Jelaskan apakah bapakibu merasa keberatanterbebani ketika dimintai bantuan untuk mengasuh anak pemilik warteg ? 4. Berapa anak yang bapakibu miliki ? 5. Bagaimana cara bapakibu membagi waktu untuk anak pemilik warteg ?, sedangkan bapakibu memiliki keluarga sendiri. 6. Jelaskan apakah ada perbedaan antara mendidik anak sendiri dengan anak pemilik warteg ? 7. Bagaimana hubungan bapakibu dengan kerabat yang berprofesi sebagai pemilik warteg ? 8. Bagaimana hubungan bapakibu dengan anak pemilik warteg ? 9. Bagaimana cara bapakibu menjalin hubungan dengan anak pemilik warteg ? 10. Apa yang bapakibu lakukan jika anak pemilik warteg mengeluh atau bertanya mengapa bukan orangtuanya yang mengasuhnya ? 11. Dimanakah anak pemilik warteg tinggal ketika orang tuanya meninggalkannya bekerja di luar kota ? Di rumah mereka sendiridi rumah bapakibu 12. Jelaskan apakah bapakibu membuat peraturan khusus yang harus dipatuhi anak pemilik warteg ? 13. Bagaimana respon anak pemilik warteg terhadap peraturan yang bapakibu buat ? 14. Apa yang bapakibu lakukan jika anak melakukan kesalahan ? menegurmenghukummenasehatimembiarkan sajalain-lain 15. Apa tujuan pemberian sanksi pada anak ? 16. Bagaimana menentukan beratringannya sanksi terhadap sebuah pelanggaran ? 17. Sanksi apa yang diberikan ketika pelanggaran itu dianggap ringanberat? 18. Bagaimana respon atau tanggapan anak terhadap pemberian sanksi ? 19. Apa yang bapak atau ibu lakukan jika anak mendapatkan prestasi atau mematuhi aturan ? memberikan hadiahrewardacuh tak acuhlain-lain 20. Jelaskan apakah bapakibu selalu memenuhi permintaan anak ? 21. Apa yang bapakibu lakukan ketika anak memintamemohon sesuatu sampai merengek-rengek ? 22. Bagaimana cara bapakibu dalam mendidik anak ? 23. Bagaimana cara bapakibu mengontrol kegiatan anak ? 24. Bagaimana cara bapakibu mengatur jam belajar anak? 25. Bagaimana bapakibu memantau pergaulan anak ? 26. Jelaskan apakah bapakibu menerapkan pola pengasuhan yang sama dengan pola pengasuhan yang digunakan orang tua pemilik warteg ? PEDOMAN WAWANCARA Untuk Informan Pendukung Tetangga, Perangkat Desa, Guru

1. Identitas Informan

: Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan akhir : Pekerjaan : Alamat :

2. Daftar Wawancara

A. Tetangga, Perangkat Desa.

1. Bagaimana interaksi para orangtua yang berprofesi sebagai pemilik warteg dengan lingkungan sekitar rumahnya ? tetangga, kerabat, perangkat desa 2. Seberapa banyakkah para orang tua yang bekerja di luar kota sebagai pemilik warteg di lingkungan anda ? 3. Jelaskan apakah ada perbedaan pola asuh antara orang tua yang berprofesi sebagai pemilik warteg dengan orang tua yang berprofesi selain pemilik warteg ? 4. Bagaimana sikap dan perilaku anak pemilik warteg dalam kehidupan sehari- hari ? Berbedakah dengan anak yang orangtuanya bekerja dengan profesi lain ? 5. Bagaimana hubunganinteraksi anak pemilik warteg dengan lingkungan sekitarnya ? kerabat, tetangga, teman sebaya 6. Jelaskan apakah anak pemilik warteg mampu berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat ? 7. Jelaskan apakah anak pemilik warteg cenderung tumbuh sebagai anak yang penurut atau nakal ? 8. Jelaskan apakah orang tua yang berprofesi sebagai pemilik warteg mampu mengasuh dan mendidik anak pemilik warteg dengan baik ? 9. Jelaskan apakah profesi orang tua sebagai pemilik warteg menimbulkan masalah dalam mengasuh anak ? 10. Jelaskan apakah agen sosialisasi pengganti kakeknenekkerabat mampu mendidik dan mengasuh anak pemilik warteg dengan baik ?

B. Guru.