Penanaman nilai keagamaan Pola Pengasuhan Anak Pemilik warteg 1.

3. Penanaman nilai keagamaan

Penelitian mengenai pola pengasuhan anak pada keluarga pemilik warteg dalam aspek keagamaan dilakukan di beberapa tempat di Kecamatan Margadana. Seperti di keluarga Ibu Rumiyati, Bapak Syamsudin, Ibu Tusliha. Anak-anak mereka yang tinggal dengan agen sosialisasi pengganti sejak kecil diajarkan untuk beribadah seperti disampaikan oleh mbah Sariman sebagai berikut : “ Putune aku saben dina tak kongkon solat. Angger ora gelem tak ganyami, tak omongi solat kuwe penting nggo bekal neng akherat ben ora mlebu neraka. Tapi wong arane bocah cilik, kadang nurut kadang ora. Angger gelem solat ya solat, angger ora ya ora. Biasane pada magriban neng langgar karo kanca-kancane ” “ Cucu saya setiap hari saya suruh solat. Kalau tidak mau saya marahi, saya bilangin kalau solat itu penting untuk bekal di akherat biar nggak masuk neraka. Tapi namanya anak kecil, terkadang nurut terkadang tidak. Kalau mau solat ya solat, kalau tidak ya tidak. Biasanya anak solat maghrib di mushola dengan teman-temannya “wawancara pada tanggal 21 Maret 2013 Pendidikan agama lebih sering diberikan oleh agen sosialisasi pengganti ketimbang oleh orangtua. Karena agen sosialisasi pengganti adalah orang yang selalu ada untuk anak karena tinggal serumah dengan anak. Orangtua memberikan pendidikan agama pada anak terbatas melalui telepon, yakni dengan memberikan anak nasihat-nasihat yang berkaitan dengan agama, menyuruh anak solat, mengaji, dan sebagainya. Ada sebagian kecil orangtua yang berinisiatif memanggil guru ngaji untuk mengajari anak mengaji sampai khatam. Umumnya orangtua pemilik warteg mengikutkan anaknya di TPQmadrasah yang dekat dengan rumah. Seperti di TPQ At-Taqwa dan TPQ Nurul Islam yang terletak di Kelurahan Cabawan. Kegiatan di madrasahTPQ berlangsung setiap sore. Pembelajaran yang berlangsung di madrasahTPQ diantaranya adalah mengaji, prakter beribadah solat, wudhu, dan sebagainya, serta pemberian pemahaman tentang ilmu agama. Dapat disimpulkan bahwa orangtua yang berprofesi sebagai pemilik warteg masih menganggap penting pendidikan agama bagi anak. Agama merupakan landasan bagi akhlaq manusia. Orangtua pemilik warteg yakin ketika anaknya mampu memahami agama dan melaksanakan ibadah dengan baik, akhlaqnya pun akan baik. Karena agama mengajarkan manusia untuk berperilaku baik.

4. Pendidikan Formal