19
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir memaparkan dimensi, kajian-kajian utama, faktor- faktor kunci, variabel dan hubungan antara dimensi dalam bentuk narasi atau
grafis. Dalam penelitian ini kerangka berpikir pola asuh keluarga pemilik
warteg adalah sebagai berikut :
Bagan 1. Kerangka Berfikir
Berdasarkan bagan kerangka berpikir diatas dapat dijelaskan bahwa
Masyarakat Kecamatan Margadana Kota Tegal adalah masyarakat yang tingkat mobilitasnya tinggi. Mobilitas masyarakat dilakukan dengan merantau ke luar
Masyarakat Kec. Margadana Kota Tegal
Pemilik Warteg
Usia 0-5 tahun Usia 6-12 tahun
Pola Asuh
Orangtua Agen Sosialisai
Pengganti Anak
20
kota untuk membuka usaha warteg. Umumnya masyarakat Kecamatan Margadana merantau ke arah barat yakni Jakarta dan sekitarnya. Warteg
dikelola oleh keluarga dengan menggunakan sistem aplusan bergilir. Sistem kerja aplusan ini mengharuskan pemilik warteg merantau ke luar kota dimana
warteg berdiri. Pemilik warteg umumnya adalah sepasang suami istri yang belum maupun sudah memiliki anak. Pemilik warteg yang sudah memiliki
anak akan mengalami kesulitan dalam mengasuh anak, khususnya anak usia 0- 5 tahun yang berada pada tahap sosialisasi primernya dan anak usia 6-12 tahun
yang memasuki tahap sosialisasi sekundernya. Pemilik warteg memilih menitipkan anaknya pada agen sosialisasi yang masih kerabatnya sendiri, hal
ini mengakibatkan anak pemilik warteg mendapatkan dua pengasuhan yakni dari orangtuanya dan dari agen sosialisasi penggantinya.
21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitataif. Menurut Sugiyono 2009:15 metode penelitian kualitatif
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Pemilihan metode kualitatif adalah supaya dapat mempelajari, menerangkan atau menginterpretasikan suatu kasus dalam suatu masyarakat
secara natural, apa adanya, dan tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Selain itu, juga akan dapat menggambarkan fenomena yang diperoleh dan
menganalisisnya dalam bentuk kata-kata guna memperoleh suatu kesimpulan. Dengan metode ini akan dapat mendeskripsikan secara lebih teliti mengenai
pola pengasuhan anak pada keluarga pemilik warteg di Kecamatan Margadana Kota Tegal, siapa saja yang berperan dalam proses pengasuhan anak-anak
pemilik warteg, dan dampak yang muncul dari pola pengasuhan yang dilakukan pada anak-anak pemilik warteg tersebut.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Margadana Kota Tegal. Kecamatan Margadana ini terdiri dari tujuh kelurahan yaitu Kelurahan Kaligangsa,