Penilaian efisiensi antar waktu perikanan tangkap di Gorontalo

4.3.1 Penilaian efisiensi antar waktu perikanan tangkap di Gorontalo

4.3.1.1 Perairan utara Pengukuran kapasitas perikanan dapat dilakukan dalam jangka panjang dan jangka pendek. Untuk pengolahan DEA yang bersifat jangka panjang digunakan data series tahunan. Sebagai DMU decision making unit adalah tahun. Variabel output yang dipakai terdiri dari produksi aktual hasil tangkapan, sedangkan variabel input yang digunakan meliputi effort trip. Hasil pengolahan data ini akan memberikan informasi mengenai status input yang digunakan untuk mencapai efisiensi mutlak. Dalam 20 tahun terakhir ternyata aktivitas penangkapan ikan pelagis kecil di perairan utara berfluktuasi dalam hal tingkat efisiensinya. Pada periode tahun 1986- 1989 terjadi tren peningkatan tingkat efisiensi dan pada tahun berikutnya efisiensi penangkapan ikan di perairan utara cenderung menurun. Pada tahun 2000 aktifitas penangkapan memiliki nilai skor efisiensi sama dengan 1 dimana effort yang dikeluarkan sesuai dengan hasil tangkapan yang diperoleh. Selanjutnya dari tahun 2001-2005, tingkat efisiensi kembali berfluktuasi. Hal ini disebabkan menurunnya hasil tangkapan aktual dalam periode tahun tersebut. Fluktuasi efisiensi tahunan ikan pelagis kecil di perairan utara disajikan pada Gambar 35. 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 19 86 19 87 19 88 19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 Tahun N ila i e fis ie n s i Gambar 35. Nilai efisiensi perikanan pelagis kecil di perairan utara Gambar 35 menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir terjadi fluktuasi angka efisiensi penangkapan ikan pelagis kecil yang cukup dinamis. Dari tahun 1990 hingga 1995 terjadi trend peningkatan efisensi penangkapan dan puncaknya terjadi pada tahun 2000 dimana nilai efisiensi sama dengan 1. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2000 jumlah upaya yang dilakukan sebanding dengan hasil tangkapan yang diperoleh. Hasil perhitungan efisiensi relatif perikanan pelagis kecil dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pemanfaatan ikan pelagis kecil di perairan utara dengan cara mengalikan effort aktual yang digunakan dengan efisiensi relatif sehingga diperoleh kapasitas target. 5000 10000 15000 20000 25000 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun E ffo rt aktual target optimal Gambar 36. Perbandingan effort aktual, effort target dan effort optimal sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara Tabel 23 menunjukkan bahwa telah terjadi excess capacity perikanan pelagis kecil di perairan utara, dimana jumlah effort aktual berada diatas effort target. Kelebihan input berupa upaya tangkap terbesar terjadi pada tahun 1986 yang mencapai 11.59. Dalam kurun waktu 2002-2005 terjadi penurunan jumlah effort sehingga kelebihan kapasitas pun menurun. Jika jumlah effort aktual sama dengan effort target maka akan terjadi efisiensi 100 pada perikanan pelagis kecil di perairan utara. Tabel 23. Input aktual, estimasi kapasitas input dan kapasitas berlebih perikanan pelagis kecil di perairan utara Tahun Skor Efisiensi Effort Aktual Effort Target Kapasitas Berlebih Excess Capacity Trip 1986 0.388 20001 7760 -12240 11.59 1987 0.477 12985 6194 -6791 6.43 1988 0.871 9281 8084 -1197 1.13 1989 0.703 10629 7472 -3157 2.99 1990 0.521 15456 8053 -7403 7.01 1991 0.534 15704 8386 -7318 6.93 1992 0.599 15182 9094 -6088 5.76 1993 0.598 15355 9182 -6173 5.84 1994 0.655 15817 10360 -5457 5.17 1995 0.679 14812 10057 -4755 4.50 1996 0.475 19605 9312 -10293 9.74 1997 0.553 14855 8215 -6640 6.29 1998 0.472 15670 7396 -8274 7.83 1999 0.631 14696 9273 -5423 5.13 2000 1 9700 9700 0.00 2001 0.981 8376 8217 -159 0.15 2002 0.591 18968 11210 -7758 7.34 2003 0.811 13317 10800 -2517 2.38 2004 0.778 11968 9311 -2657 2.52 2005 0.877 10829 9497 -1332 1.26 Untuk ikan pelagis besar menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir terjadi fluktuasi angka efisiensi penangkapan di perairan utara. Dari tahun 1992 hingga 1999 terjadi trend penurunan efisiensi penangkapan dan pada tahun 1999 efisiensi penangkapan ikan pelagis besar hanya mencapai 15.70. Periode waktu 2000-2005, efisiensi penangkapan mengalami peningkatan yang signifikan dan pada tahun 2005 mencapai puncaknya dengan efisiensi 100. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2005 jumlah upaya yang dilakukan sebanding dengan hasil tangkapan yang diperoleh. Fluktuasi angka efisiensi penangkapan ikan pelagis besar di perairan utara disajikan pada Gambar 37 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 19 86 19 87 19 88 19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 200 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 Tahun N il ai ef si en si Gambar 37. Nilai efisiensi perikanan pelagis besar di perairan utara. Dalam perhitungan efisiensi relatif perikanan pelagis besar untuk mengetahui kondisi pemanfaatan ikan pelagis besar di perairan utara yaitu dengan cara mengalikan effort aktual yang digunakan dengan efisiensi relatif sehingga diperoleh kapasitas target. Effort optimal merupakan hasil perhitungan dari bab sebelumnya dimana diperoleh jumlah effort optimum sebesar 1 894 trip. Dari Gambar 38 dapat dilihat bahwa effort aktual berada diatas effort optimal sehingga terjadi inefisiensi input. Efisiensi 100 hanya terjadi pada tahun 2005 dimana jumlah effort aktual sama dengan effort target. Dengan demikian untuk meningkatkan efisiensi dapat dilakukan pengurangan effort aktual sehingga nilainya sama dengan effort target. Jika dibandingkan dengan effort optimal menunjukan bahwa target kapasitas input masih berada dibawah effort optimal sehingga untuk penambahan input berupa penambahan effort masih bisa untuk dilakukan. Selanjutnya bahwa di perairan utara telah terjadi gejala kapasitas berlebih excess capacity untuk ikan pelagis besar. 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 T ahu n 19 86 19 87 19 88 19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 199 7 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 Tahun E ffo rt t ri p aktual target optimal Gambar 38. Perbandingan effort aktual, effort target dan effort optimal sumberdaya ikan pelagis besar di perairan utara Tabel 24 menunjukkan bahwa telah terjadi excess capacity perikanan pelagis besar di perairan utara, dimana jumlah effort aktual berada diatas effort target. Hal ini dapat dilihat pada selisih antara effort target dengan effort aktual yang bernilai negatif. Kelebihan input berupa upaya tangkap terbesar terjadi pada tahun 1999 yang mencapai 6 523 trip. Dalam kurun waktu 2000-2005 terjadi penurunan jumlah effort sehingga kelebihan kapasitas pun menurun. Puncaknya terjadi pada tahun 2005 dimana jumlah effort aktual sama dengan effort target sehingga terjadi efisiensi 100 pada perikanan pelagis besar di perairan utara. Tabel 24. Input aktual, estimasi kapasitas input dan kapasitas berlebih perikanan pelagis besar di perairan utara Tahun Skor Efisiensi Effort Aktual Effort Target Kapasitas Berlebih Excess Capacity Trip 1986 0.341 3779 1289 -2491 5.99 1987 0.562 2620 1473 -1148 2.76 1988 0.378 3385 1279 -2105 5.07 1989 0.533 2778 1481 -1297 3.12 1990 0.501 2859 1433 -1427 3.43 1991 0.541 2625 1420 -1205 2.90 1992 0.556 2633 1464 -1169 2.81 1993 0.487 3127 1523 -1604 3.86 1994 0.484 3181 1540 -1641 3.95 1995 0.458 3437 1574 -1863 4.48 1996 0.387 4377 1694 -2683 6.46 1997 0.231 8147 1882 -6265 15.07 1998 0.222 7559 1678 -5881 14.15 1999 0.157 7737 1215 -6523 15.69 2000 0.396 3317 1314 -2003 4.82 2001 0.765 2398 1834 -563 1.36 2002 0.839 3823 3208 -616 1.48 2003 0.885 4101 3629 -472 1.13 2004 0.848 3979 3374 -605 1.46 2005 1 3511 3511 Dari Gambar 39 dapat diketahui bahwa untuk perikanan pelagis kecil di perairan utara, pukat pantai, pukat cincin dan bagan merupakan alat tangkap yang paling efisien karena memiliki persentase skor efisiensi 100. Alat tangkap payang memiliki persentase efisiensi 40.4. Dengan kondisi tersebut maka payang dapat dikatakan memiliki efisiensi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jaring insang hanyut dan jaring lingkar. Jaring insang hanyut hanya memiliki persentase efisiensi 7.5 sehingga perlu perbaikan sangat besar untuk mencapai efisiensi yang optimal. 0.2 0.4 0.6 0.8 1 S k o r E fis ie n s i payang pukat pantai pukat cincin jaring insang hanyut jaring lingkar bagan Alat Tangkap Gambar 39. Efisiensi alat tangkap ikan pelagis kecil di perairan utara. 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Sk o r Ef is ie n s i Huhate Pancing ulur pukat cincin Alat Tangkap Gambar 40. Efisiensi alat tangkap ikan pelagis besar di perairan utara. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis besar lebih sedikit bila dibandingkan dengan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil. Dari ketiga jenis alat tangkap yang digunakan yaitu huhate, pancing ulur dan pukat cincin, ketiganya memiliki efisiensi 100. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah input yang digunakan pada ketiga alat tangkap tersebut sebanding dengan jumlah output yang dihasilkan. 4.3.1.2 Perairan selatan Kapasitas perikanan digunakan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan pegelolaan perikanan di suatu wilayah. Bila penilaian terhadap kapasitas perikanan menghasilkan keputusan yang mengarah kepada status overcapacity maka diperlukan kebijakan untuk mengembalikannya kekondisi yang aman. Gambar 41 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir terjadi fluktuasi angka efisiensi penangkapan ikan pelagis kecil di perairan selatan. Dari tahun 1990 hingga 2000 terjadi trend peningkatan efisiensi penangkapan dan puncaknya terjadi pada tahun 2000 dimana efisiensi penangkapan ikan pelagis kecil mencapai 100. Periode waktu 2000-2002, efisiensi penangkapan mengalami penurunan yang signifikan hingga 37.3 dan kembali meningkat hingga tahun 2005. 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 19 86 19 87 19 88 19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 Tahun N il a i e fis ie n s i Gambar 41. Nilai efisiensi perikanan pelagis kecil di perairan selatan. Efisiensi perikanan tangkap ikan pelagis kecil di perairan selatan mengalami peningkatan secara periodik pada kurun waktu 1998-2000. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan output berupa produksi aktual yang diikuti oleh penurunan effort sebagai input. Fluktuasi jumlah trip dalam kurun waktu 20 tahun yang juga dibarengi dengan fluktuasi produksi yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi nilai efisiensi. 10000 20000 30000 40000 50000 60000 198 6 198 8 19 90 199 2 19 94 199 6 199 8 20 00 200 2 200 4 Tahun Ef fo rt aktual target optimal Gambar 42. Perbandingan effort aktual, effort target dan effort optimal sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan selatan. Hasil perhitungan efisiensi relatif perikanan tangkap dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kapasitas penangkapan di perairan selatan dengan cara mengalikan effort aktual yang digunakan dengan efisiensi relatif sehingga diperoleh kapasitas yang ditargetkan. Dari Gambar 42 dapat dilihat bahwa effort aktual sudah berada diatas effort optimal yang diperoleh dari perhitungan pada bab sebelumnya yaitu sebesar 14 156 trip sehingga terjadi inefisiensi input. Akan tetapi pada tahun 2000 terjadi peningkatan efisiensi sehingga kapasitas tangkap aktual sama dengan kapasitas tangkap target. Tabel 25 menunjukkan bahwa telah terjadi excess capacity perikanan tangkap pelagis kecil di perairan selatan, dimana jumlah effort aktual berada diatas effort target. Hal ini dapat dilihat pada selisih antara effort target dengan effort aktual yang bernilai negatif. Kelebihan jumlah trip tersebut menyebabkan tekanan yang besar terhadap sumberdaya sehingga dapat menggangu proses rekruitment. Tahun 2000 merupakan tahun dimana jumlah trip aktual sama dengan trip target sehingga efisensi penangkapan ikan pelagis kecil mencapai 100. Jumlah trip pada tahun tersebut dapat digunakan sebagai acuan alam penetapan kebijakan untuk tahun-tahun berikutnya. Tabel 25. Input aktual, estimasi kapasitas input dan kapasitas berlebih perikanan pelagis kecil di perairan selatan Tahun Skor Efisiensi Effort Aktual Effort Target Kapasitas Berlebih Excess Capacity Trip 1986 0.235 51723 12155 -39568 11.00 1987 0.348 28603 9954 -18649 5.18 1988 0.605 22501 13613 -8888 2.47 1989 0.593 23017 13649 -9368 2.60 1990 0.401 36245 14534 -21711 6.03 1991 0.413 37208 15367 -21841 6.07 1992 0.469 34577 16217 -18360 5.10 1993 0.485 35748 17338 -18410 5.12 1994 0.511 35682 18233 -17448 4.85 1995 0.499 35121 17525 -17595 4.89 1996 0.359 47058 16894 -30164 8.38 1997 0.435 35306 15358 -19948 5.54 1998 0.38 36331 13806 -22525 6.26 1999 0.509 34575 17598 -16976 4.72 2000 1 18821 18821 0.00 2001 0.937 19712 18471 -1242 0.35 2002 0.373 44792 16707 -28085 7.80 2003 0.408 36638 14948 -21689 6.03 2004 0.491 30809 15127 -15682 4.36 2005 0.59 28578 16861 -11717 3.26 Efisiensi perikanan tangkap pelagis besar di perairan selatan mengalami dalam kurun waktu sepuluh tanun tepatnya periode tahun 1990-1999 mengalami trend penurunan secara periodik. Bahkan pada tahun 1999 hanya memiliki efisiensi penangkapan sebesar 16.10. Tahun terbaik untuk aktifitas perikanan tangkap pelagis besar adalah tahun 1987 dimana jumlah input yang digunakan mampu menghasilkan output berupa hasil tangkapan yang optimal. Gambar 43 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir terjadi fluktuasi angka efisiensi penangkapan ikan pelagis besar di perairan selatan. Dari tahun 1990 hingga 1999 terjadi trend penurunan efisiensi penangkapan dan dalam periode enam tahun berikutnya terjadi peningkatan efisiensi penangkapan. Peningkatan nilai efisiensi penangkapan mengindikasikan bahwa penggunaan faktor input mampu menghasilkan output yang sebanding. 0 .1 0 .2 0 .3 0 .4 0 .5 0 .6 0 .7 0 .8 0 .9 1 19 86 19 88 19 90 19 92 19 94 199 6 199 8 20 00 20 02 20 04 T a h u n N il a i efsi en si Gambar 43. Nilai efisiensi perikanan pelagis besar di perairan selatan. Hasil perhitungan efisiensi relatif perikanan tangkap pelagis besar dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kapasitas penangkapan ikan pelagis besar di perairan selatan saat ini dengan cara mengalikan effort aktual yang digunakan dengan efisiensi relatif sehingga diperoleh kapasitas yang ditargetkan. Dari Gambar 44 dapat dilihat bahwa effort aktual sudah berada diatas effort optimal yang diperoleh dari perhitungan pada bab sebelumnya yaitu sebesar 1 894 trip sehingga terjadi inefisiensi input. Tahun 1987 merupakan tahun istimewa karena nilai efisiensi penangkapan ikan pelagis besar mencapai 100. 5000 10000 15000 20000 25000 19 86 19 88 19 90 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 Ta hun E ff o rt tri p aktual target optimal Gambar 44. Perbandingan effort aktual, effort target dan effort optimal ikan pelagis besar di perairan selatan. Tabel 26. Input aktual, estimasi kapasitas input dan kapasitas berlebih perikanan pelagis besar di perairan selatan Tahun Skor Efisiensi Effort Aktual Effort Target Kapasitas Berlebih Excess Capacity Trip 1986 0.543 10706 5813 -4893 4.05 1987 1 7479 7479 0.00 1988 0.611 9770 5970 -3801 3.14 1989 0.817 7901 6455 -1446 1.20 1990 0.733 8277 6067 -2210 1.83 1991 0.713 7599 5418 -2181 1.80 1992 0.712 8028 5716 -2312 1.91 1993 0.549 9389 5155 -4235 3.50 1994 0.564 9888 5577 -4311 3.57 1995 0.574 10770 6182 -4588 3.79 1996 0.54 13493 7286 -6207 5.13 1997 0.302 23343 7050 -16293 13.47 1998 0.29 21795 6321 -15475 12.80 1999 0.161 22237 3580 -18656 15.43 2000 0.251 13057 3277 -9780 8.09 2001 0.675 10925 7374 -3551 2.94 2002 0.529 15163 8021 -7142 5.91 2003 0.599 16427 9840 -6587 5.45 2004 0.654 15308 10012 -5297 4.38 2005 0.865 14543 12580 -1963 1.62 Tabel 26 menunjukkan bahwa telah terjadi excess capacity perikanan tangkap pelagis besar di perairan selatan, dimana jumlah effort aktual berada diatas effort target. Hal ini dapat dilihat pada selisih antara effort target dengan effort aktual yang bernilai negatif. Kelebihan jumlah trip tersebut menyebabkan tekanan yang besar terhadap sumberdaya sehingga dapat menggangu proses rekruitment. Tahun 1987 merupakan tahun dimana jumlah trip aktual sama dengan trip target sehingga efisensi penangkapan ikan pelagis besar mencapai 100. Jumlah trip pada tahun tersebut dapat digunakan sebagai acuan alam penetapan kebijakan untuk tahun-tahun berikutnya. Dari 6 jenis alat tangkap yang diuji tingkat efisiensinya, pukat cincin, jaring lingkar dan bagan merupakan alat tangkap yang efisien karena memiliki skor efisiensi sama dengan 1. Efisiensi terendah dimiliki oleh jaring insang hanyut, pukat pantai dan payang yang memiliki skor efisiensi di bawah 0.2 atau 20 . Dengan kondisi tersebut maka untuk meningkatkan efisiensi diperlukan perbaikan yang sangat besar mengingat nilai persentase efisiensinya berturut-turut 11.40 , 15 dan 22.40 . Secara jelas perbandingan efisiensi dari beberapa alat tangkap pelagis kecidisajikan pada Gambar 45. 0 . 2 0 . 4 0 . 6 0 . 8 1 S k o r Ef is ie n s i P a y a n g P u k a t p a n t a i P u k a t c in c in Ja rin g in s a n g h a n y u t Ja rin g lin g k a r B a g a n A l a t T a n g k a p Gambar 45. Efisiensi alat tangkap ikan pelagis kecil di perairan selatan. Ikan pelagis besar di perairan selatan ditangkap menggunakan 4 jenis alat tangkap, yaitu huhate, pancing tonda, pukat cincin dan pancing tonda. Dari 4 jenis alat tangkap tersebut hanya pancing ulur tidak efisien. Hal ini berarti bahwa input yang digunakan pada operasi penangkapan dengan pancing ulur tidak sebanding dengan output yang dihasilkan sehingga terjadi kelebihan input. Persentase nilai efisiensi pancing ulur hanya sebesar 24.70. 0 . 2 0 . 4 0 . 6 0 . 8 1 S k o r E fis ie n s i H u h a t e P a n c in g u lu r P u k a t c in c in P a n c in g t o n d a A l a t T a n g k a p Gambar 46. Efisiensi alat tangkap ikan pelagis besar di perairan selatan.

4.3.2 Penilaian efisiensi jangka pendek armada penangkapan