Keragaan perikanan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan

Pendekatan ini pula yang mengakibatkan nelayan yang ada di wilayah perairan Gorontalo sering melakuan penangkapan di beberapa wilayah sampai perairan Maluku, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Di perairan selatan umumnya nelayan melakukan penangkapan sistem one day fishing dan dilakukan setiap hari sedangkan nelayan di perairan utara jika telah mendapatkan hasil tangapan yang cukup lumayan maka pada besoknya tidak akan melakukan penangkapan ikan. Untuk nelayan yang menangkap ikan pelagis kecil dengan menggunakan alat tangkap payang dan gill net, daerah operasinya tetap berada pada daerah penangkapan tradisional. Hal ini tidak lepas dari ukuran kapal yang relatif kecil serta alat bantu penangkapan yang digunakan oleh nelayan cenderung tidak berkembang.

4.2 Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan

4.2.1 Keragaan perikanan

Secara garis besar sumberdaya ikan yang ada di perairan Gorontalo dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, 1 sumberdaya ikan pelagis, yaitu jenis-jenis ikan yang sebagian besar menghuni perairan sekitardekat permukaan yang terdiri atas pelagis besar dan pelagis kecil; 2 sumberdaya ikan demersal yaitu kelompok ikan yang sebagian besar dari masa kehidupannya menghuni dasardekat dasar perairan dan; 3 sumberdaya udang yang perairan kehidupannya juga berada pada dasar perairan. Sumberdaya perikanan baik demersal dan pelagis di perairan Gorontalo merupakan bagian kecil dari sumberdaya ikan yang ada di wilayah pengelolaan perikanan WPP 7 Teluk Tomini dan Laut Seram dan wilayah pengelolaan perikanan WPP 8 Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik. Secara umum pemanfaatan sumberdaya ikan dan karakterisitik alat tangkap yang digunakan di kedua wilayah perairan hampir sama wawancara nelayan, 2006. Selama ini kegiatan perikanan di perairan ini telah berkembang sangat dinamis dan disinyalir tanpa diiringi langkah pengendalian upaya penangkapan yang memadai. Sumberdaya perikanan di dua perairan Gorontalo sebagian besar adalah pelagis kecil dengan jumlah rata-rata 73.04, kemudian sumberdaya perikanan demersal dengan rata 17.65 dan sumberdaya perikanan pelagis besar 9.30. Selama 5 lima tahun potensi sumberdaya perikanan mengalami peningkatan sebesar 10,65 yaitu 21 193.20 ton pada tahun 2001 menjadi 35 151.43 ton pada tahun 2005 pada tahun 2005. Peningkatan ini terjadi pada sumberdaya ikan pelagis kecil sebesar 8.32 yaitu 15 327.27 ton pada tahun 2001 menjadi 22 861.43 ton pada tahun 2005, pelagis besar sebesar 12.10 yaitu 2 034.00 ton pada tahun 2001 menjadi 3 601.00 ton pada tahun 2005, demersal sebesar 3 831.93 ton pada tahun 2001 menjadi 8 689.00 ton pada tahun 2005. Produksi sumberdaya ikan di dua kawasan perairan Gorontalo disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Produksi sumberdaya ikan di dua wilayah perairan Tahun Sumberdaya ikan Total Pelagis Kecil Pelagis besar Demersal 2001 15327.27 2034.00 3831.93 21193.20 2002 24723.95 2112.35 4875.90 31712.20 2003 25025.65 2116.90 5309.05 32451.60 2004 24952.43 4524.90 4572.27 34049.60 2005 22861.43 3601.00 8689.00 35151.43 Fluktuasi 8,32 12,10 17,79 10,65 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2005 diolah lagi Jumlah nelayan di dua kawasan ini dalam 5 lima tahun terakhir telah terjadi peningkatan sebesar 0.70 dari 16 868 orang pada tahun 2001 menjadi 17 468 orang pada tahun 2005. Untuk status nelayan penuh mengalami penurunan sebesar 0.97 dari 11 138 orang pada tahun 2001 menjadi 10 606 orang pada tahun 2005. Peningkatan jumlah nelayan hanya terjadi pada status nelayan sambilan utama sebesar 3.22 dan nelayan sambilan utama sebesar 4.20. Perkembangan jumlah nelayan di dua kawasan perairan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Perkembangan jumlah nelayan di dua perairan Gorontalo selama tahun 2001 – 2005 Tahun Nelayan Penuh orang Nelayan Sambilan Utama orang Nelayan Sambilan Tambahan orang Jumlah orang 2001 11138 3136 2594 16868 2002 10907 3211 2816 16934 2003 11150 3330 2713 17193 2004 10581 3634 3154 17369 2005 10606 3675 3187 17468 Fluktuasi - 0.97 3.22 4.20 0.70 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2005 diolah lagi. Terjadinya penurunan status nelayan penuh mungkin bahwa pekerjaan sebagai nelayan tidak menjanjikan sehingga mereka menjadikan pekerjaan sebagai nelayan hanya sebagai sambilan utama atau sambilan tambahan karena sesuai dengan pengamatan masyarakat bahwa pekerjaan nelayan merupakan pekerjaan alternatif apabila sudah tidak ada pekerjaan yang lain.

4.2.2 Produksi dan upaya penangkapan