2.6 Tinjauan Studi
Terdahulu
Penelitian secara intensif tentang tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan utara dan selatan dengan pendekatan surplus produksi disadari belum banyak
dilakukan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan di perairan Gorontalo diantaranya oleh Jusuf 2005 yang melakukan penelitian analisis kebijakan
pengembangan perikanan tangkap di perairan selatan Gorontalo; Baruadi 2004 yang melakukan penelitian tentang analisis pengembangan perikanan tangkap di wilayah
selatan Gorontalo; Balitbangpedalda 2004 yang melakukan penelitian tentang alat tangkap yang ramah lingkungan.
Penelitian untuk menghitung kapasitas perikanan dengan menggunakan model data envelopment analysis DEA telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya
Kirkley et. al. 2003, menggunakan teknik DEA model output-orientated sebagai alternatif untuk menghitung kapasitas perikanan pukat cincin di perairan Semenanjung
Malaysia. Hasil analisis mereka menunjukkan bahwa kapasitas berlebih sebesar 249 195 pounds dan sebanyak 10 kapal dinyatakan tidak efisien yang direkomendasikan
ditarik vessel decommissioning dari perairan tersebut ; Reid et. al. 2003 tentang analisis kapasitas penangkapan dari kapal pukat cincin tuna juga menggunakan DEA
untuk mengestimasi kapasitas penangkapan dari industri kapal tuna, termasuk pukat cincin, pole and line huhate, dan kapal longline rawai tuna di perairan Barat dan
Tengah Samudera Pasifik, Samudera Atlantik dan Samudera Hindia secara time series. Dari hasil estimasi kapasitas penangkapan pukat cincin secara global untuk
skipjack cakalang menunjukkan bahwa kapasitas penangkapan tersebut mencapai puncak pada tahun 1999 dan menurun pada tahun 2000 dan 2001. Kelebihan kapasitas
menunjukkan pola yang sama dengan kenaikan yang signifikan pada tahun 1999 diikuti oleh penurunan yang signifikan pada tahun 2000 dan 2001, dimana pada
periode tersebut penurunannya lebih dari 50 dan ada sedikit peningkatan di tahun 2002. Dengan menggunakan pengukuran kapasitas berlebih, usaha penangkapan dapat
ditingkatkan melalui peningkatan efisiensi dari kapal pukat cincin yang tidak efisien atau melalui peningkatan pada utilization input variabel seperti kenaikan jumlah hari
untuk menangkap dan mencari ikan. Untuk kasus Indonesia dalam skala mikro teknik DEA telah diterapkan oleh
Fauzi dan Anna 2005 untuk menganalisis konsep kebijakan berbasis kapasitas. Hasilnya menunjukkan bahwa ekses kapasitas memang terjadi di Indonesia dan
menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup signifikan Fauzi, 2005. Dengan
menganalisis kapasitas perikanan perairan pesisir DKI Jakarta dalam kaitannya dengan pengukuran efisiensi perikanan menunjukkan adanya kelebihan kapasitas
perikanan tangkap yang diindikasikan oleh nilai potential improvement untuk input yang negatif seperti bubu, muroami dan pancing, sehingga perlunya intervensi
pengurangan input untuk alat tangkap tersebut di wilayah pesisir Jakarta. Penelitian Sularso 2005 juga menggunakan model DEA untuk menganalisis
alternatif pengelolaan perikanan udang di Laut Arafura. Tipe DEA yang dipilih adalah model Charnes, Cooper, Rhodes dengan oreantasi pada pengendalian input CCR-I.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penangkapan pukat udang di Arafura saat itu pada kondisi economic over fishing. Analisis DEA yang dilakukan Sularso juga
menunjukkan adanya kondisi inefisiensi overcapacity pada usaha perikanan tersebut sehingga direkomendasikan untuk menempuh alternatif pengelolaan secara bertahap
dari mulai penutupan musim penangkapan, pengurangan jumlah kapal dan pengaturan kuota.
Penelitian Desniarti 2007 juga menggunakan model DEA untuk menganalisis kapasitas perikanan tangkap ikan pelagis di perairan pesisir Provinsi Sumatera Barat.
Model yang digunakan dalam penelitiannya mengikuti model yang dikembangkan oleh Fare et al 2000 dan Lindebo 2003 serta Kirkley et al 2003. Hasil penelitian
menunjukkan tingkat efisiensi perikanan tangkap dari waktu ke waktu mengalami penurunan. Analisis DEA juga dilakukan oleh Efendi 2006 yang menggunakan
model Banker, Charnes, Cooper BCC dengan orientasi pengendalian input input- oriented. Dengan asumsi kondisi perikanan bersifat variable return scale VRS
terlihat bahwa perikanan pukat cincin Pekalongan di Laut Jawa dan sekitarnya mengindikasikan telah terjadi inefisinesi atau kapasitas berlebih sehingga perlu ada
pengurangan effort sebesar 18.8. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengkajian kapasitas perikanan tangkap
menggunakan model Banker, Charnes, Cooper BCC dengan orientasi pengendalian input input-oriented dan pengendalian output output oriented dan biasa
diimplementasikan pada kasus-kasus return of scale-nya bervariasi CRS untuk variabel tahun sebagai DMU decision making unit dan constan of scalenye-nya
bervariasi VRS untuk variabel kapalperahu sebagai DMU decision making unit.
3 METODE PENELITIAN
Berdasarkan dari tujuan penelitian yang direncanakan maka pelaksanaan penilitian dengan menggunakan beberapa pendekatan metode sehingga dapat
menjawab permasalahan yang teridentifikasi. Lebih jauh, uraian berikut akan mengetengahkan secara rinci mengenai lokasi dan waktu penelitian yang dilakukan
dan diikuti dengan prosedur penarikan contoh, pengumpulan data beserta metode analisisnya.
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian