Tabel 10. Perkembangan jumlah unit penangkapan di perairan selatan Tahun PK
PC JI JA PN PR LL
1986 162 24
405 270
2 566
18 11
1987 149 32
378 215
2 494
21 14
1988 114 34
425 442
2 584
20 44
1989 103 36
430 411
2 542
39 80
1990 77 36
238 323
2 533
25 67
1991 78 37
229 322
2 590
25 67
1992 85 46
164 201
2 633
48 84
1993 69 55
170 169
2 466
32 34
1994 70 55
173 113
2 298
31 35
1995 69 68
169 113
2 568
30 37
1996 69 65
153 98
2 595
33 23
1997 67 65
141 97
2 667
41 27
1998 67 65
141 97
2 667
41 27
1999 67 65
141 97
2 667
41 27
2000 78 74
153 101
2 679
48 31
2001 160 53
518 325
3 254
93 295
2002 98 90
532 128
5 131
100 125
2003 147 92
563 125
2 885
128 155
2004 84 83
710 135
3 564
92 108
2005 94 86
757 154
2 740
134 91
Fluktuasi -0.2
0.6 3.17
-2.7 0.32
10.55 11.14
Keterangan : PK=pukat kantong; PC=pukat cincin; JI=jaring insang; JA=jaring angkat; PN= pancing; PR=perangkap; LL=lain-lain
4.2.5 Produksi lestari dan upaya optimum
Produksi tangkapan maksimum lestari maximum sustainable yield, MSY merupakan salah satu titik acuan reference point dalam langkah pengelolaan
perikanan. Dugaan MSY tersebut digunakan untuk menghitung angka upaya optimum f
MSY
, yaitu jumlah upaya effort yang diperlukan untuk mendapatkan hasil tangkapan pada tingkat MSY tersebut. Berdasarkan data hasil tangkapan dan upaya
yang tersedia telah diperoleh hasil tangkapan persatu-unit alat tangkap. Potensi lestari MSY adalah batas maksimum eksploitasi teoritis suatu
sumberdaya perikanan tanpa mengganggu kemampuan sumberdaya tersebut untuk pulih kembali pada tahun berikutnya. Perhitungan MSY didasarkan pada adanya data
tahunan tingkat eksploitasi dan upaya penangkapan. Metode perhitungan MSY yang digunakan seperti yang telah dikemukakan dalam metodologi sebelumnya yaitu
pendekatan bioekonomi. Produksi lestari yang dihitung merupakan produksi lestari sumberdaya ikan pelagis kecil dan pelagis besar berdasarkan beberapa kategori jenis
alat tangkap. Potensi sumberdaya ikan pelagis kecil terdiri dari ikan selar Selaroides spp., tembang Sardinella sp, julung-julung Hemirhamphus sp, ikan terbang
Cypsilurus spp., kembung Restrelliger spp. dan sumberdaya ikan pelagis besar terdiri dari ikan Tenggiri Scomberomorus spp., Tuna Thunnus spp, cakalang
Katsuwanus pelamis dan tongkol Euthynus spp.. Alat tangkap yang digunakan untuk penangkapan sumberdaya ikan pelagis kecil yaitu payang, pukat pantai, pukat
cincin, jaring lingkar dan bagan sedangkan alat tangkap yang digunakan untuk penangkapan ikan pelagis besar yaitu huhate, pancing tonda, pancing ulur, dan pukat
cincin. Untuk satu alat tangkap yang menangkap sumberdaya ikan pelagis kecil dan pelagis besar dibedakan dengan persentase dari hasil tangkapan.
4.2.5.1 Perairan utara
1 Sumberdaya ikan pelagis kecil
Perhitungan produksi lestari ikan pelagis kecil sustainable yield dan upaya optimum dilakukan dengan menggunakan data runtun produksi ikan pelagis kecil
selama 20 tahun dari tahun 1986–2005. Dari data produksi dan upaya diperoleh perhitungan seperti pada Tabel 11. Melalui data tersebut juga dapat dihitung hasil
tangkapan per unit upaya CPUE dan nilai logaritmanya. Secara visual trend produksi catch dan upaya effort selama periode 1986-
2005 sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara disajikan pada Gambar 11, dimana produksi cenderung meningkat dengan upaya dan CPUE yang berfluktuasi.
5000 10000
15000 20000
25000
19 86
19 87
19 88
19 89
19 90
19 91
19 92
19 93
19 94
19 95
19 96
19 97
19 98
19 99
20 00
20 01
20 02
20 03
20 04
20 05
Tahun
Produksi ton Upaya trip
CPUEtontrip
Gambar 11. Trend produksi, upaya dan hasil tangkapan per-unit upaya CPUE ikan pelagis kecil di perairan utara.
Berdasarkan data pada Tabel 11 bahwa perkembangan produksi catch upaya effort dan hasil tangkapan per-satuan upaya catch per-unit of effort, CPUE
menunjukan produksi terendah sekitar 3 002.21 ton yang diperoleh pada tingkat upaya sekitar 12 985 trip upaya setara pukat cincin terjadi pada tahun 1987. Produksi
tertinggi sekitar 5 438.24 ton yang diperoleh pada tingkat upaya sekitar 18968 trip upaya setara pukat cincin terjadi pada tahun 2002. Tingkat CPUE hasil tangkapan
per-satuan upaya tertinggi terjadi pada tahun 2000 sebesar 0.4850 tontrip dan terendah pada tahun 1986 sebesar 0.1884 tontrip.
Tabel 11. Produksi, upaya penangkapan, dan CPUE sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara
Tahun Produksi
ton Effort
trip dari alat
standard CPUE
LnCPUEt+ 1
LnCPUEt Et+Et+1 1986 3768.19 20001
0.1884 -1.46447 -1.66917 32986
1987 3002.21 12985 0.2312 -0.86163 -1.46447
22266 1988 3920.92 9281
0.4225 -1.07637 -0.86163 19910
1989 3622.60 10629 0.3408 -1.37542 -1.07637
26085 1990 3906.23 15456
0.2527 -1.35121 -1.37542 31160
1991 4066.12 15704 0.2589 -1.23651 -1.35121
30886 1992 4408.79 15182
0.2904 -1.23763 -1.23651 30537
1993 4454.13 15355 0.2901 -1.14689 -1.23763
31172 1994 5023.89 15817
0.3176 -1.11043 -1.14689 30629
1995 4879.35 14812 0.3294 -1.46742 -1.11043
34417 1996 4519.32 19605
0.2305 -1.31557 -1.46742 34460
1997 3985.82 14855 0.2683 -1.47529 -1.31557
30524 1998 3583.84 15670
0.2287 -1.18398 -1.47529 30366
1999 4497.88 14696 0.3061 -0.7235
-1.18398 24396
2000 4704.84 9700 0.4850 -0.74275 -0.7235
18076 2001 3985.25 8376
0.4758 -1.24928 -0.74275 27344
2002 5438.24 18968 0.2867 -0.9336
-1.24928 32284
2003 5235.24 13317 0.3931 -0.97426 -0.9336
25284 2004 4517.53 11968
0.3775 -0.85467 -0.97426 22797
2005 4606.86 10829 0.4254
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi SULUT dan Gorontalo diolah Hubungan antara jumlah upaya penangkapan standar trip dengan CPUE ikan
pelagis kecil di perairan utara adalah CPUE = 0.6266-0.0000243 effort. Nilai CPUE ini berbeda setiap tahunnya tergantung pada jumlah produksi dan effort yang
digunakan. Hal ini menggambarkan bahwa pada tahun 1986 dalam 1 trip diperoleh produksi sebesar 18.84 kg atau dalam 20 001 trip diperoleh produksi sebesar 3 768.19
ton. Pada Gambar 12 juga menggambarkan kecenderungan CPUE yang menurun jika terjadi peningkatan jumlah trip di perairan utara.
y = -2E-05x + 0.6266 R
2
= 0.7049 0.0000
0.1000 0.2000
0.3000 0.4000
0.5000 0.6000
5000 10000
15000 20000
25000
Effort trip CP
UE to
n tr
ip
Gambar 12. Hubungan regresi antara total upaya dengan CPUE ikan pelagis kecil di perairan utara.
Selanjutnya dilakukan pendugaan parameter biologi dengan menggunakan nilai logaritma CPUE pada waktu t+1 dan logaritma CPUE pada saat t serta jumlah effort
pada waktu t dan t+1. Dengan menggunakan ordinary least square OLS, persamaan tersebut disederhanakan menjadi Y=
α+βX1+γX2. Hasil dari OLS dengan menggunakan microsoft excel diperoleh nilai koefisien
α= -0.1764708; koefisien β= - 0.0757366 dan koefisien
γ = -0.0000376 seperti pada Lampiran 3.
Dari nilai-nilai yang diperoleh tersebut dapat diduga tingkat pertumbuhan r sebesar =2.32777047, koefisien kemampuan tangkap q sebesar = 0.00016274 dan
daya dukung lingkungan perairan K adalah 5 215.20 ton. Parameter ekonomi yang digunakan dalam analisis bioekonomi sumberdaya perikanan adalah rata-rata harga
ikan per ton dan rata-rata biaya per trip penangkapan. Rata-rata harga ikan per ton diperoleh dari data sekunder dan data primer yang merupakan hasil wawancara
dengan nelayan, begitu juga dengan biaya per trip penangkapan yang dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Parameter biologi dan ekonomi perikanan pelagis kecil di perairan utara No. Keterangan Simbol
Nilai 1. Tingkat
pertumbuhan r
2.32777047 2.
Koefisien kemampuan tangkap q
0.00016274 3.
Daya dukung lingkungan perairan ton K
5215.20 4.
Harga per ton Rp p
4 342.770,- 5.
Biaya per trip Rp c
1 187 274.00- Dengan menggunakan fungsi pertumbuhan dan fungsi produksi tersebut dapat
diketahui tingkat produksi lestari h sumberdaya perikanan yang merupakan fungi dari tingkat upaya aktual yang dilakukan setiap tahun. Fungsi pertumbuhan perikanan
yang umum digunakan adalah fungsi pertumbuhan logistik dan fungsi produksi yaitu h = qXE
. Semakin tinggi tingkat upaya yang diusahakan melebihi kondisi optimal akan mengakibatkan habisnya sumberdaya perikanan sehingga tidak ada lagi yang
dapat dimanfaatkan. Tingkat optimal pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat dilihat dari rezim maximum economic yield MEY , maximum sustainable yield MSY dan
akses terbuka OA. Nilai biomas optimal pada rezim MEY adalah 3 447.06 ton, tingkat produksi optimal adalah 2 720.03 ton dan jumlah effort trip optimal yang
diperbolehkan adalah 4848 trip. Pada rezim maximum sustainable yield MSY biomas, produksi, dan upaya optimal berturut-turut adalah 2 607.07 ton, 3 034.95 ton,
dan 7 152 trip. Dalam rezim akses terbuka biomas optimal hanya 1 679.92 ton, produksi optimal yang dapat dilakukan 2 650.83 dan jumlah trip yang diperbolehkan 9
696 trip. Rente ekonomi yang diperoleh jika menerapkan rezim MEY adalah Rp6 056 510.86 dan rezim MSY adalah Rp4 688 693.73 sedangkan pada rezim akses terbuka
tidak ada atau sama dengan nol. Biomas, produksi, effort dan rente ekonomi pada rezim MEY , MSY dan open access disajikan pada Tabel 13. Secara grafis
keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara yang merupakan proses software mapple disajikan pada Gambar 13.
Tabel 13. Tingkat biomas, produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan dari berbagai rezim pengelolaan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara
No. Parameter Simbol Rezim Pengelolaan
MEY MSY
Open access 1. Produksi
ton Y
2 720.03 3 034.95
2 650.83 2. Biomas
ton B
3 447.06 2 607.07
1 679.92 3.
Effort trip
E 4 848
7 152 9696
4. Rente Ekonomi Rp
R 6 056 510.86
4 688 693.732
Rente ekonomi tertinggi diperoleh dari rezim MEY sedangkan yang terendah adalah rezim akses terbuka Tabel 13. Biomas atau stok ikan tertinggi adalah pada
rezim pengelolaan MEY dan terendah rezim akses terbuka, jumlah produksi yang terbesar yang dapat dihasilkan adalah pada rezim MSY dan terendah rezim akses
terbuka, sebaliknya upaya optimal tertinggi yang diperbolehkan adalah rezim akses terbuka dan terendah rezim MEY .
Gambar 13. Keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara.
Perbandingan tingkat produksi dan upaya aktual dengan produksi dan upaya optimal pada mekanisme rezim MEY telah terjadi kelebihan input trip yang
digunakan dan output produksi yang dihasilkan. Perbandingan input aktual dibandingan dengan rezim MEY adalah 223.37 dan output adalah 169.37. Nilai
persentase diatas 100 menunjukkan bahwa nilai aktual lebih besar dari pada nilai optimal. Perbandingan input aktual terhadap rezim MSY adalah 151.41 , sedangkan
outputnya 151.79 . Perbandingan input aktual terhadap akses terbuka adalah 111.68 dan outputnya 173.79. Perbandingan antara output aktual dengan output
optimal yang lebih besar dari 100 menunjukkan telah terjadi kelebihan tangkapan over harvested, sedangkan nilai perbandingan input yang kurang dari 100
menunjukkan bahwa nilai input aktual lebih kecil dari input akses terbuka.
TR = TC
Y
OA
Y
MEY
Y
MSY
R
MEY
R
MS Y
9 2 9 3
9 9 9 0
9 1 9 7
0 4 0 5
0 0 8 8
0 1 8 9
9 4 9 5
0 2
8 7 8 6
9 6 9 8
0 3
1 0 0 0 2 0 0 0
3 0 0 0 4 0 0 0
5 0 0 0 6 0 0 0
5 0 0 0 1 0 0 0 0
1 5 0 0 0 2 0 0 0 0
2 5 0 0 0
Effo rt trip P
rod uk
s i
to n
Gambar 14. Kondisi aktual produksi ikan pelagis kecil terhadap MSY di perairan utara. Apabila dilihat pada Gambar 14, maka dapat diketahui bahwa produksi aktual
ikan pelagis kecil telah berada diatas nilai MSY yaitu sebesar 3 034.95 ton. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2002 dengan jumlah 5 438.24 ton dengan jumlah effort
sebesar 18 968 trip. Sementara itu jumlah effort aktual juga telah melampaui batas effort
optimal. Trip tertinggi terjadi pada tahun 1986 dengan 20 001 trip dan trip terendah pada tahun 2001 dengan 8 376 trip.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
E ffo
rt T rip
M EY M SY
Ope n Acce ss Aktual
Gambar 15. Perbandingan tingkat effort dalam kondisi MEY , MSY, open access dan aktual ikan pelagis kecil di perairan utara.
Pada Gambar 15 terlihat effort rata-rata pada kondisi aktual diatas kondisi MEY dam MSY serta open access. Rata-rata effort aktual sudah melebihi dari kondisi
optimal MEY . Tingkat effort yang semakin meningkat ini juga akan meningkatkan
biaya operasional sehingga rente ekonomi yang diterima nelayan akan semakin menurun. Peningkatan rata-rata effort aktual ini pada akhirnya akan menuju
econmically overfishing.
Pada Gambar 16 terlihat tingkat produksi yang berbeda dari masing-masing kondisi pengelolaan hasil solusi bioekonomi dan rata-rata kondisi aktual. Rata-rata
produksi pada kondisi aktual lebih tinggi dari setiap kondisi pengelolaan baik MEY , MSY
dan open access. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara telah terjadi over harvested dari sisi output atau
produksi. Untuk lebih jelasnya pada Gambar 16 disajikan perbandingan dan fluktuasi perbandingan produksi aktual, produksi lestari dengan perubahan upaya penangkapan
effort untuk kegiatan perikanan tangkap ikan pelagis kecil di perairan utara dengan pendekatan bioekonomi.
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
Pr o
duk si
Ton
MEY MSY
Open Access Aktual
Gambar 16. Perbandingan produksi dalam kondisi MEY , MSY, open access dan aktual ikan pelagis kecil di perairan utara.
2 Sumberdaya Ikan Pelagis Besar Perhitungan produksi lestari ikan pelagis besar dan upaya optimum juga seperti
yang dilakukan pada sumberdaya ikan pelagis kecil sustainable yield dengan menggunakan data runtun produksi ikan pelagis besar selama 20 tahun dari tahun
1986–2005. Dari data produksi dan upaya diperoleh perhitungan seperti pada Tabel 14. Melalui data tersebut juga dapat dihitung hasil tangkapan per unit upaya CPUE
dan nilai logaritmanya. Secara visual trend produksi catch dan upaya effort selama periode 1986-2005 sumberdaya ikan pelagis besar di perairan utara disajikan
pada Gambar 17, dimana produksi cenderung meningkat dengan upaya dan CPUE yang berfluktuasi.
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000
1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Tahun
Produksi ton Upaya trip
CPUEtontrip
Gambar 17. Trend produksi, upaya dan hasil tangkapan per-unit upaya CPUE ikan pelagis besar di perairan utara.
Tabel 14. Produksi, upaya penangkapan dan CPUE sumberdaya ikan pelagis besar di perairan utara
Tahun Produksi
ton Effort
trip dari alat
standard CPUE
LnCPUEt+ 1
LnCPUEt Et+Et+1 1986 794.05
3 779
0.2101 -1.06209
-1.56021 6 400
1987 905.89 2
620 0.3457
-1.45827 -1.06209 6
005 1988 787.38
3 385
0.2326 -1.1144
-1.45827 6 162
1989 911.44 2
778 0.3281
-1.17611 -1.1144 5
637 1990 882.02
2 859
0.3085 -1.10065
-1.17611 5 485
1991 873.30 2
625 0.3327
-1.07244 -1.10065 5
258 1992 900.86
2 633
0.3422 -1.20394
-1.07244 5 759
1993 937.99 3
127 0.3000
-1.21145 -1.20394 6
308 1994 947.20
3 181
0.2978 -1.26663
-1.21145 6 618
1995 968.44 3
437 0.2818
-1.43393 -1.26663 7
814 1996 1043.46
4 377
0.2384 -1.9489
-1.43393 12 524
1997 1160.33 8
147 0.1424
-1.98999 -1.9489 15
706 1998 1033.34
7 559
0.1367 -2.33842
-1.98999 15 297
1999 746.51 7
737 0.0965
-1.41052 -2.33842
11 055
2000 809.41 3
317 0.2440
-0.75311 -1.41052 5
715 2001 1129.06
2 398
0.4709 -0.66046
-0.75311 6 221
2002 1975.21 3
823 0.5166
-0.60734 -0.66046 7
924 2003 2234.26
4 101
0.5448 -0.65053
-0.60734 8 080
2004 2076.24 3
979 0.5218
-0.4853 -0.65053 7
490 2005 2161.03
3 511
0.6155
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi SULUT dan Gorontalo diolah Berdasarkan data pada Tabel 14 bahwa perkembangan produksi catch upaya
effort dan hasil tangkapan per-satuan upaya catch per-unit of effor, CPUE menunjukan produksi terendah sekitar 746.51 ton yang diperoleh pada tingkat upaya
sekitar 7 737 trip upaya setara pukat cincin terjadi pada tahun 1999. Produksi tertinggi sekitar 2 234.26 ton yang diperoleh pada tingkat upaya sekitar 4101 trip upaya setara
pukat cincin terjadi pada tahun 2002. Tingkat CPUE hasil tangkapan per-satuan upaya tertinggi terjadi pada tahun 2005 sebesar 0.6155 tontrip dan terendah pada
tahun 1999 sebesar 0.0965 tontrip
y = -4E-05x + 0.4999 R
2
= 0.2869 0.0000
0.1000 0.2000
0.3000 0.4000
0.5000 0.6000
0.7000
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000
Effort trip CP
UE to
n t
ri p
Gambar 18. Hubungan regresi antara total upaya dengan CPUE ikan pelagis besar di perairan utara.
Hubungan antara jumlah upaya penangkapan standar trip dengan CPUE ikan pelagis besar di perairan utara adalah CPUE = 0.4999-0.0000431 effort. Nilai CPUE
ini berbeda setiap tahunnya tergantung pada jumlah produksi dan effort yang digunakan. Hal ini menggambarkan bahwa pada tahun 1986 dalam 1 trip diperoleh
produksi sebesar 21.01 kg atau dalam 3 779 trip diperoleh produksi sebesar 794.05 ton. Pada Gambar 18 juga menggambarkan kecenderungan CPUE yang menurun jika
terjadi peningkatan jumlah trip di perairan utara. Selanjutnya dilakukan pendugaan parameter biologi dengan menggunakan nilai
logaritma CPUE pada waktu t+1 dan logaritma CPUE pada saat t serta jumlah effort pada waktu t dan t+1. Dengan menggunakan ordinary least square OLS, persamaan
tersebut disederhanakan menjadi Y= α+βX1+γX2. Hasil dari OLS dengan
menggunakan microsoft excel diperoleh nilai koefisien α= -0.0550285; koefisien β=
0.47344116 dan koefisien γ = -0.0000695 seperti pada Lampiran 3.
Dari nilai-nilai yang diperoleh tersebut dapat diduga tingkat pertumbuhan r sebesar = 0.71473344, koefisien kemampuan tangkap q sebesar 0.00018869 dan
daya dukung lingkungan perairan K adalah 4 773.82 ton. Parameter ekonomi yang digunakan dalam analisis bioekonomi sumberdaya perikanan adalah rata-rata harga
ikan per ton dan rata-rata biaya per trip penangkapan. Rata-rata harga ikan per ton diperoleh dari data sekunder dan data primer yang merupakan hasil wawancara
dengan nelayan, begitu juga dengan biaya per trip penangkapan yang dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Parameter biologi dan ekonomi perikanan pelagis besar di perairan utara No. Keterangan Simbol
Nilai 1. Tingkat
pertumbuhan r
0.71473344 2.
Koefisien kemampuan tangkap q
0.00018869 3.
Daya dukung lingkungan perairan ton K
4773.82 4.
Harga per ton Rp p
11 422 830.00- 5.
Biaya per trip Rp c
1 187 274.00- Fungsi pertumbuhan perikanan yang umum digunakan adalah fungsi
pertumbuhan logistik dan fungsi produksi yaitu h = qXE. Dengan menggunakan fungsi pertumbuhan dan fungsi produksi tersebut dapat diketahui tingkat produksi
lestari h sumberdaya perikanan yang merupakan fungi dari tingkat upaya aktual yang dilakukan setiap tahun. Semakin tinggi tingkat upaya yang diusahakan melebihi
kondisi optimal akan mengakibatkan terkurasnya sumberdaya perikanan sehingga tidak ada lagi yang dapat dimanfaatkan. Untuk lebih jelasnya pada Gambar 14
disajikan perbandingan dan fluktuasi perbandingan aktual, produksi lestari dengan perubahan upaya penangkapan effort untuk kegiatan perikanan tangkap di perairan
utara dengan pendekatan bioekonomi. Perkembangan atau dinamika perikanan dapat dilihat dari perkembangan
produksi aktual terhadap produksi lestari. Kontraksi dan ekspansi terjadi selama 20 tahun, sejak tahun 1986 sampai tahun 2005. Pada awal periode tahun 1986 produksi
aktual masih berada dibawah kurva produksi lestarinya, sehingga dapat dikatakan sumberdaya ikan di pantai utara masih aman untuk dimanfaatkan. Dalam kurun waktu
11 tahun yaitu dari 1986 hingga 1996, produksi aktual mengalami kontraksi sehingga berada disekitar kurva produksi lestarinya. Tahun-tahun berikutnya produksi aktual
terus mengalami ekspansi sehingga produksinya berada diatas kurva produksi lestari. Bahkan pada tahun 2005, produksi aktual telah berada jauh diatas kurva MSY.
Tingkat optimal pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat dilihat dari rezim maximum economic yield
MEY , maximum sustainable yield MSY dan akses terbuka OA. Nilai biomas optimal pada rezim MEY adalah 2 662.33 ton, tingkat
produksi optimal adalah 841.64 ton dan jumlah effort trip optimal yang
diperbolehkan adalah 1 675 trip. Pada rezim maximum sustainable yield MSY biomas, produksi, dan upaya optimal berturut-turut adalah 2 386.91 ton, 853.00 ton,
dan 1 894 trip. Dalam rezim akses terbuka biomas optimal hanya 550.84 ton, produksi optimal yang dapat dilakukan 348.27 ton dan jumlah trip yang diperbolehkan
3351 trip. Rente ekonomi yang diperoleh jika menerapkan rezim MEY adalah Rp 7 624.810,937 dan rezim MSY adalah 7 495 002.123 sedangkan pada rezim akses
terbuka tidak ada atau sama dengan nol. Biomas, produksi, effort dan rente ekonomi pada rezim MEY , MSY dan open access disajikan pada Tabel 16. Secara grafis
keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis besar di perairan utara disajikan pada Gambar 19.
Gambar 19. Keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis besar di perairan
utara. Tabel 16. Tingkat biomas, produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan dari
berbagai rezim pengelolaan sumberdaya ikan pelagis besar di perairan utara
No. Parameter Simbol Rezim Pengelolaan
MEY MSY
Open access 1. Produksi
ton Y
841.64 853.00
348.27 2. Biomas
ton B
2 662.33 2 386.91
550.84 3.
Effort trip
E 1 675
1 894 3351
4. Rente Ekonomi Rp
R 7 624 810,937
7 495 002,123
Rente ekonomi tertinggi diperoleh dari rezim MEY sedangkan yang terendah adalah rezim akses terbuka Tabel 16. Biomas atau stok ikan tertinggi adalah pada
rezim pengelolaan MEY dan terendah rezim akses terbuka, jumlah produksi yang terbesar yang dapat dihasilkan adalah pada rezim MSY dan terendah rezim akses
TR = TC
Y
OA
Y
MEY
Y
MSY
R
ME Y
R
MS Y
terbuka, sebaliknya upaya optimal tertinggi yang diperbolehkan adalah rezim akses terbuka dan terendah rezim MEY .
Perbandingan tingkat produksi dan upaya aktual dengan produksi dan upaya optimal pada mekanisme rezim MEY telah terjadi kelebihan input trip yang
digunakan dan output produksi yang dihasilkan. Perbandingan input aktual dibandingan dengan rezim MEY adalah 209.61 dan output adalah 256.76. Nilai
persentase diatas 100 menunjukkan bahwa nilai aktual lebih besar dari pada nilai optimal. Perbandingan input aktual terhadap rezim MSY adalah 185.37 , sedang
output -nya 253.35. Perbandingan input aktual terhadap akses terbuka adalah
104.77 dan output-nya 620.51. Perbandingan antara output aktual dengan output optimal yang lebih besar dari 100 menunjukkan telah terjadi kelebihan tangkapan
over harvested, sedangkan nilai perbandingan input yang kurang dari 100 menunjukkan bahwa nilai input aktual lebih kecil dari input akses terbuka.
03
98 96
86 87
02
95 94
89 01
88 00
05 04
97 9190
99 93
92
500 1000
1500 2000
2500
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000
Effort trip P
roduk s
i ton
Gambar 20. Kondisi aktual produksi ikan pelagis besar terhadap MSY di perairan utara.
Apabila dilihat pada gambar diatas, maka dapat di ketahui bahwa produksi aktual ikan pelagis besar telah berada diatas nilai MSY yaitu sebesar 853 ton. Produksi
tertinggi terjadi pada tahun 2003 dengan jumlah 2 234.259 ton dengan jumlah effort sebesar 4 101 trip. Sementara itu jumlah effort aktual juga telah melampaui batas
effort optimal. Trip tertinggi terjadi pada tahun 1997 dengan 2 147 trip dan trip
terendah pada tahun 2001 dengan 2 398 trip.
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
E ffo
rt T
ri p
MEY MSY
Open Access Aktual
Gambar 21. Perbandingan tingkat effort dalam kondisi MEY , MSY, open access dan aktual ikan pelagis besar di perairan utara.
Pada Gambar 21 terlihat effort rata-rata pada kondisi aktual diatas kondisi MEY dam MSY serta Open access. Rata-rata effort aktual sudah melebihi dari kondisi
optimal MEY . Tingkat effort yang semakin meningkat ini juga akan meningkatkan biaya operasional sehingga rente ekonomi yang diterima nelayan akan semakin
menurun. Peningkatan rata-rata effort aktual ini pada akhirnya akan menuju econmically
overfishing. Pada Gambar 22 terlihat tingkat produksi yang berbeda dari masing-masing
kondisi pengelolaan hasil solusi bioekonomi dan rata-rata kondisi aktual. Rata-rata produksi pada kondisi aktual lebih tinggi dari setiap kondisi pengelolaan baik MEY ,
MSY dan open access. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sumberdaya ikan
pelagis kecil di perairan utara telah terjadi over harvested dari sisi output atau produksi.
500 1000
1500 2000
2500
Pr o
duks i
Ton
MEY MSY
Open Access Aktual
Gambar 22. Perbandingan produksi dalam kondisi MEY , MSY, open access dan aktual ikan pelagis besar di perairan utara.
4.2.5.2 Perairan selatan
1 Sumberdaya ikan pelagis kecil Perhitungan produksi lestari ikan pelagis kecil sustainable yield dan upaya
optimum dilakukan dengan menggunakan data runtun produksi ikan pelagis kecil selama 20 tahun dari tahun 1986–2005. Dari data produksi dan upaya diperoleh
perhitungan seperti pada Tabel 17. Melalui data tersebut juga dapat dihitung hasil tangkapan per unit upaya CPUE dan nilai logaritmanya.
10000 20000
30000 40000
50000 60000
19 86
19 87
19 88
19 89
19 90
19 91
19 92
19 93
19 94
19 95
19 96
19 97
19 98
19 99
20 00
20 01
20 02
20 03
20 04
20 05
Tahun Pr
od uk
s i
ton
Catch ton Effort trip
CPUEtontrip
Gambar 23. Trend produksi catch, upaya effort dan hasil tangkapan per-unit upaya CPUE ikan pelagis kecil di perairan selatan.
Secara visual trend produksi catch dan upaya effort selama periode 1986- 2005 sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara disajikan pada Gambar 23,
dimana produksi cenderung meningkat dengan upaya dan CPUE yang berfluktuasi. Berdasarkan data pada Tabel 17 bahwa perkembangan produksi catch upaya
effort dan hasil tangkapan per-satuan upaya catch per-unit of effor , CPUE menunjukan produksi terendah sekitar 4 595.94 ton yang diperoleh pada tingkat upaya
sekitar 28 603 trip upaya setara pukat cincin terjadi pada tahun 1987. Produksi tertinggi sekitar 8 685.32 ton yang diperoleh pada tingkat upaya sekitar 18 821 trip
upaya setara pukat cincin terjadi pada tahun 2000. Tingkat CPUE hasil tangkapan per-satuan upaya tertinggi terjadi pada tahun 2000 sebesar 0.4615 tontrip dan
terendah pada tahun 1986 sebesar 0.1086 tontrip. Tabel 17. Produksi, upaya penangkapan dan CPUE sumberdaya ikan pelagis kecil di
perairan selatan
Tahun Produksi
ton Effort trip
dari alat standard
CPUE Ln
CPUEt+ 1
Ln CPUEt Et+Et+1
1986 5 615.73
51 723 0.1086
-1.82833 -2.22033
80 326 1987 4
595.94 28
603 0.1607 -1.27597
-1.82833 51
104 1988 6
281.37 22
501 0.2792 -1.29627
-1.27597 45
518 1989 6
296.21 23
017 0.2736 -1.68828
-1.29627 59
261 1990
6 699.40 36 245
0.1848 -1.65773
-1.68828 73 452
1991 7 090.65
37 208
0.1906 -1.53097 -1.65773
71 784
1992 7 479.87
34 577 0.2163
-1.49717 -1.53097
70 325 1993 7
998.98 35
748 0.2238 -1.44558
-1.49717 71
430 1994
8 406.98 35 682
0.2356 -1.46937
-1.44558 70 802
1995 8 080.18
35 121
0.2301 -1.797
-1.46937 82
178 1996
7 801.91 47 058
0.1658 -1.60559
-1.797 82 363
1997 7 088.31
35 306
0.2008 -1.74173 -1.60559
71 637
1998 6 365.80
36 331 0.1752
-1.44775 -1.74173
70 906 1999 8
128.43 34
575 0.2351 -0.77332
-1.44775 53
395 2000
8 685.32 18 821
0.4615 -0.83866
-0.77332 38 533
2001 8 521.45
19 712
0.4323 -1.7601 -0.83866
64 505
2002 7 705.51
44 792
0.1720 -1.67027 -1.7601
81 430
2003 6 895.04
36 638
0.1882 -1.48403 -1.67027
67 447
2004 6 985.13
30 809 0.2267
-1.30038 -1.48403
59 387 2005 7
785.44 28
578 0.2724
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi SULUT dan Gorontalo diolah
y = -8E-06x + 0.5074 R
2
= 0.682 0.0000
0.0500 0.1000
0.1500 0.2000
0.2500 0.3000
0.3500 0.4000
0.4500 0.5000
10000 20000
30000 40000
50000 60000
Effort trip C
P U
E ton
ta hun
Gambar 24. Hubungan regresi antara total upaya dengan CPUE ikan pelagis kecil di perairan selatan.
Hubungan antara jumlah upaya penangkapan standar trip dengan CPUE di perairan selatan ikan pelagis kecil adalah CPUE = 0.5074-0.00000008 effort. Nilai
CPUE ini berbeda setiap tahunnya tergantung pada jumlah produksi dan effort yang
digunakan. Pada Gambar 24 juga menggambarkan kecenderungan CPUE yang menurun jika terjadi peningkatan jumlah trip di perairan selatan yang tidak diikuti
dengan peningkatan jumlah hasil tangkapan secara proporsional. Selanjutnya dilakukan pendugaan parameter biologi dengan menggunakan nilai
logaritma CPUE pada waktu t+1 dan logaritma CPUE pada saat t serta jumlah effort pada waktu t dan t+1. Dengan menggunakan ordinary least square OLS, persamaan
tersebut disederhanakan menjadi Y= α+βX1+γX2. Hasil dari OLS dengan
menggunakan microsoft excel diperoleh nilai koefisien α= -0.34915571; koefisien β=
-0.13192223 dan koefisien γ = -0.0000199 seperti pada Lampiran 4.
Dari nilai-nilai yang diperoleh tersebut dapat diduga tingkat pertumbuhan r sebesar = 2.607882, koefisien kemampuan tangkap q sebesar = 0.00009212 dan
daya dukung lingkungan perairan K adalah 7 974.51 ton. Parameter ekonomi yang
digunakan dalam analisis bioekonomi sumberdaya perikanan adalah rata-rata harga ikan per ton dan rata-rata biaya per trip penangkapan. Rata-rata harga ikan per ton
diperoleh dari data sekunder dan data primer yang merupakan hasil wawancara dengan nelayan, begitu juga dengan biaya per trip penangkapan yang dapat dilihat
pada Tabel 18.
Tabel 18. Parameter biologi dan ekonomi perikanan pelagis kecil di perairan selatan
No. Keterangan Simbol Nilai
1. Tingkat pertumbuhan
r 2.607882
2. Koefisien kemampuan tangkap
q 0.00009212
3. Daya dukung lingkungan perairan ton
K 7 974.51
4. Harga per ton Rp
p 4 972 000-
5. Biaya per trip Rp
c 987 274
Fungsi pertumbuhan perikanan yang umum digunakan adalah fungsi pertumbuhan logistik dan fungsi produksi yaitu h = qXE. Dengan menggunakan
fungsi pertumbuhan dan fungsi produksi tersebut dapat diketahui tingkat produksi lestari h sumberdaya perikanan yang merupakan fungi dari tingkat upaya aktual
yang dilakukan setiap tahun. Semakin tinggi tingkat upaya yang diusahakan melebihi kondisi optimal akan mengakibatkan terkurasnya sumberdaya perikanan sehingga
tidak ada lagi yang dapat dimanfaatkan. Tingkat optimal pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat dilihat dari rezim
maximum economic yield MEY , maximum sustainable yield MSY dan akses
terbuka OA. Nilai biomas optimal pada rezim MEY adalah 5 065.06 ton, tingkat produksi optimal adalah 4 819.28 ton dan jumlah effort trip optimal yang
diperbolehkan adalah 10 328 trip. Pada rezim maximum sustainable yield MSY biomas, produksi, dan upaya optimal berturut-turut adalah 3 987.25 ton, 5 199.14 ton,
dan 14 156 trip. Dalam rezim akses terbuka biomas optimal hanya 2 155..52 ton, produksi optimal yang dapat dilakukan 4 101.88 dan jumlah trip yang diperbolehkan 2
0657 trip. Rente ekonomi yang diperoleh jika menerapkan rezim MEY adalah Rp13 764 164.73 dan rezim MSY adalah Rp11 874 300.65 sedangkan pada rezim akses
terbuka tidak ada atau sama dengan nol. Biomas, produksi, effort dan rente ekonomi pada rezim MEY , MSY dan open access disajikan pada Tabel 19. Secara grafis
keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara disajikan pada Gambar 25.
Tabel 19. Tingkat biomas, produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan dari berbagai rezim pengelolaan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan
selatan
No. Parameter Simbol Rezim Pengelolaan
MEY MSY
Open access 1. Produksi
ton Y
4 819.28 5 199.14
4 101.88 2. Biomas
ton B
5 065.06 3 987.25
2 155.52 3.
Effort trip
E 10 328
14 156 20 657
4. Rente Ekonomi Rp
R 13 764 164.73
11 874 300.65
Rente ekonomi tertinggi diperoleh dari rezim MEY sedangkan yang terendah adalah rezim akses terbuka Tabel 19. Biomas atau stok ikan tertinggi adalah pada
rezim pengelolaan MEY dan terendah rezim akses terbuka, jumlah produksi yang terbesar yang dapat dihasilkan adalah pada rezim MSY dan terendah rezim akses
terbuka, sebaliknya upaya optimal tertinggi yang diperbolehkan adalah rezim akses terbuka dan terendah rezim MEY .
Gambar 25. Keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan selatan.
Perbandingan tingkat produksi dan upaya aktual dengan produksi dan upaya optimal pada mekanisme rezim MEY telah terjadi kelebihan input trip yang
digunakan dan output produksi yang dihasilkan. Perbandingan input aktual
TR = TC
Y
OA
Y
MEY
Y
MSY
R
MEY
R
MS Y
dibandingan dengan rezim MEY adalah 276.70 dan output adalah 161.54. Nilai persentase diatas 100 menunjukkan bahwa nilai aktual lebih besar dari pada nilai
optimal. Perbandingan input aktual terhadap rezim MSY adalah 201.88 , sedang output
-nya 149.74. Perbandingan input aktual terhadap akses terbuka adalah 138.35 dan output-nya 189.80. Perbandingan antara output aktual dengan output
optimal yang lebih besar dari 100 menunjukkan telah terjadi kelebihan tangkapan over harvested, sedangkan nilai perbandingan input yang kurang dari 100
menunjukkan bahwa nilai input aktual lebih kecil dari input akses terbuka.
96 02
91 92
97 90
03 98
04 93
95 99
94 05
00 01
88 89
86 87
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000 10000
10000 20000
30000 40000
50000 60000
Effort Trip P
rod uk
s i
Ton
Gambar 26. Kondisi aktual produksi ikan pelagis kecil terhadap MSY di perairan selatan
Apabila dilihat pada Gambar 26 diatas, maka dapat di ketahui bahwa produksi aktual ikan pelagis kecil telah berada diatas nilai MSY yaitu sebesar 5 119.14 ton.
Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2000 dengan jumlah 8 685.32 ton dengan jumlah effort
sebesar 18 820 trip. Sementara itu jumlah effort aktual juga telah melampaui batas effort optimal. Trip tertinggi terjadi pada tahun 1986 dengan 51 723 trip dan
terendah sebesar 18 821 yang terjadi pada tahun 2000. Pada Gambar 27 terlihat effort rata-rata pada kondisi aktual diatas kondisi MEY
dam MSY serta Open access. Rata-rata effort aktual sudah melebihi dari kondisi optimal MEY . Tingkat effort yang semakin meningkat ini juga akan meningkatkan
biaya operasional sehingga rente ekonomi yang diterima nelayan akan semakin menurun. Peningkatan rata-rata effort aktual ini pada akhirnya akan menuju
econmically overfishing.
5000 10000
15000 20000
25000 30000
E ffo
rt T
ri p
M EY M SY
Ope n Access Aktual
Gambar 27. Perbandingan tingkat effort dalam kondisi MEY , MSY, open access dan aktual ikan pelagis kecil di perairan selatan.
Pada Gambar 28 terlihat tingkat produksi yang berbeda dari masing-masing kondisi pengelolaan hasil solusi bioekonomi dan rata-rata kondisi aktual. Rata-rata
produksi pada kondisi aktual lebih tinggi dari setiap kondisi pengelolaan baik MEY , MSY
dan open access. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara telah terjadi over harvested dari sisi output atau
produksi.
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
Pr od
uksi T
o n
MEY MSY
Open Access Aktual
Gambar 28. Perbandingan produksi dalam kondisi MEY , MSY, open access dan aktual ikan pelagis kecil di perairan selatan.
2 Sumberdaya Ikan Pelagis Besar Perhitungan produksi lestari ikan pelagis besar dan upaya optimum juga seperti
yang dilakukan pada sumberdaya ikan pelagis kecil sustainable yield dengan menggunakan data runtun produksi ikan pelagis besar selama 20 tahun dari tahun
1986–2005. Dari data produksi dan upaya diperoleh perhitungan seperti pada Tabel 20. Melalui data tersebut juga dapat dihitung hasil tangkapan per unit upaya CPUE
dan nilai logaritmanya. Secara visual trend produksi catch dan upaya effort selama periode 1986-
2005 sumberdaya ikan pelagis besar di perairan utara disajikan pada Gambar 29, dimana produksi cenderung meningkat dengan upaya dan CPUE yang berfluktuasi.
5000 10000
15000 20000
25000
19 86
19 87
19 88
19 89
19 90
19 91
19 92
19 93
19 94
19 95
19 96
19 97
19 98
19 99
20 00
20 01
20 02
20 03
20 04
20 05
Tahun Pr
od uk
s i
to n
Catch ton Effort trip
CPUEtontrip
Gambar 29. Trend produksi catch, upaya effort dan hasil tangkapan per-unit upaya CPUE ikan pelagis besar di perairan selatan.
Berdasarkan data pada Tabel 20 bahwa perkembangan produksi catch upaya effort dan hasil tangkapan per-satuan upaya catch per-unit of effor, CPUE
menunjukan produksi terendah sekitar 768.01 ton yang diperoleh pada tingkat upaya sekitar 13 057 trip upaya setara pukat cincin terjadi pada tahun 2000. Produksi
tertinggi sekitar 2 946.08 ton yang diperoleh pada tingkat upaya sekitar 14 543 trip upaya setara pukat cincin terjadi pada tahun 2005. Tingkat CPUE hasil tangkapan
per-satuan upaya tertinggi terjadi pada tahun 1987 sebesar 0.2343 tontrip dan terendah pada tahun 1999 sebesar 0.0377 tontrip.
Tabel 20. Produksi, upaya penangkapan dan CPUE sumberdaya ikan pelagis besar di perairan selatan
Tahun Produksi
ton Effort
trip dari alat
standard CPUE
LnCPUEt+1 LnCPUEt Et+Et+1 1986 1362.16
10706 0.1272
-1.45132822 -2.06171
18185 1987
1752.08 7479 0.2343
-1.94317662 -1.45133
17249 1988
1399.55 9770 0.1432
-1.65376695 -1.94318
17671 1989
1511.66 7901 0.1913
-1.76213076 -1.65377
16178 1990
1420.94 8277 0.1717
-1.78904793 -1.76213
15876 1991
1269.90 7599 0.1671
-1.79118770 -1.78905
15627 1992
1338.83 8028 0.1668
-2.05084047 -1.79119
17418 1993 1207.71
9389 0.1286
-2.02457281 -2.05084
19277 1994
1305.75 9888 0.1321
-2.00684419 -2.02457
20658 1995
1447.60 10770 0.1344
-2.06814637 -2.00684
24263 1996
1705.80 13493 0.1264
-2.64717248 -2.06815
36836 1997
1653.88 23343 0.0709
-2.69052988 -2.64717
45138 1998
1478.69 21795 0.0678
-3.27786735 -2.69053
44032 1999
838.51 22237 0.0377
-2.83327649 -3.27787
35294 2000 768.01
13057 0.0588
-1.84401485 -2.83328 23982
2001 1728.14 10925
0.1582 -2.08869520
-1.84401 26088
2002 1877.92 15163
0.1238 -1.96336131
-2.0887 31590
2003 2306.10 16427
0.1404 -1.8761255
-1.96336 31735
2004 2344.94 15308
0.1532 -1.59662081
-1.87613 29851
2005 2946.08 14543
0.2026
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi SULUT dan Gorontalo diolah
y = -7E-06x + 0.2281 R
2
= 0.5225 0.0000
0.0500 0.1000
0.1500 0.2000
0.2500
5000 10000
15000 20000
25000
Effort trip C
P U
E ton
ta hun
Gambar 30. Hubungan regresi antara total upaya dengan CPUE ikan pelagis besar di perairan selatan.
Hubungan antara jumlah upaya penangkapan standar trip dengan CPUE di perairan utara adalah CPUE = 0.2281-0.000007 effort. Nilai CPUE ini berbeda setiap
tahunnya tergantung pada jumlah produksi dan effort yang digunakan. Pada Gambar 30 juga menggambarkan kecenderungan CPUE yang menurun jika terjadi
peningkatan jumlah trip di perairan selatan yang tidak diikuti dengan peningkatan jumlah tangkapan secara proporsional.
Selanjutnya dilakukan pendugaan parameter biologi dengan menggunakan nilai logaritma CPUE pada waktu t+1 dan logaritma CPUE pada saat t serta jumlah effort
pada waktu t dan t+1. Dengan menggunakan ordinary least square OLS, persamaan tersebut disederhanakan menjadi Y=
α+βX1+γX2. Hasil dari OLS dengan menggunakan microsoft excel diperoleh nilai koefisien
α= -0.80040684; koefisien β= 0.2196527 dan koefisien
γ = -0.00003163 seperti pada Lampiran 3. Dari nilai-nilai yang diperoleh tersebut dapat diduga tingkat pertumbuhan r
sebesar = 1.279621, koefisien kemampuan tangkap q sebesar 0.0001037 dan daya dukung lingkungan perairan K adalah 34 56.04 ton. Parameter ekonomi yang
digunakan dalam analisis bioekonomi sumberdaya perikanan adalah rata-rata harga ikan per ton dan rata-rata biaya per trip penangkapan. Rata-rata harga ikan per ton
diperoleh dari data sekunder dan data primer yang merupakan hasil wawancara dengan nelayan, begitu juga dengan biaya per trip penangkapan yang dapat dilihat
pada Tabel 21. Tabel 21. Parameter biologi dan ekonomi perikanan pelagis besar di perairan selatan
No. Keterangan Simbol Nilai
1. Tingkat pertumbuhan
r 1.279621
2. Koefisien kemampuan tangkap
q 0.0001037
3. Daya dukung lingkungan perairan ton
K 3 456.04
4. Harga per ton Rp
p 10 418 000-
5. Biaya per trip Rp
c 987 274-
Fungsi pertumbuhan perikanan yang umum digunakan adalah fungsi pertumbuhan logistik dan fungsi produksi yaitu h = qXE. Dengan menggunakan
fungsi pertumbuhan dan fungsi produksi tersebut dagpat diketahui tingkat produksi lestari h sumberdaya perikanan yang merupakan fungi dari tingkat upaya aktual
yang dilakukan setiap tahun. Semakin tinggi tingkat upaya yang diusahakan melebihi kondisi optimal akan mengakibatkan terkurasnya sumberdaya perikanan sehingga
tidak ada lagi yang dapat dimanfaatkan. Tingkat optimal pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat dilihat dari rezim
maximum economic yield MEY , maximum sustainable yield MSY dan akses
terbuka OA. Nilai biomas optimal pada rezim MEY adalah 2 184.768 ton, tingkat
produksi optimal adalah 1 028.363 ton dan jumlah effort trip optimal yang diperbolehkan adalah 4 537 trip. Pada rezim maximum sustainable yield MSY
biomas, produksi, dan upaya optimal berturut-turut adalah 1 728.02 ton, 1 105.61 ton, dan 6 167 trip. Dalam rezim akses terbuka biomas optimal hanya 913.496 ton,
produksi optimal yang dapat dilakukan 859.960 ton dan jumlah trip yang diperbolehkan 9 074
trip. Rente ekonomi yang diperoleh jika menerapkan rezim MEY adalah Rp6 233 958 dan rezim MSY adalah Rp5 367 822 sedangkan pada rezim akses
terbuka tidak ada atau sama dengan nol. Biomas, produksi, effort dan rente ekonomi pada rezim MEY , MSY dan open access disajikan pada Tabel 22. Secara grafis
keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis besar di perairan utara disajikan pada Gambar 31.
Tabel 22. Tingkat biomas, produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan dari berbagai rezim pengelolaan sumberdaya ikan pelagis besar di perairan
selatan
No. Parameter Simbol Rezim Pengelolaan
MEY MSY
Open access
1. Produksi ton
Y 1028.363
1105.61 859.960 2. Biomas
ton B
2184.768 1728.02 913.496
3. Effort
trip E
4537 6167 9074
4. Rente Ekonomi Rp
R 6 233 958
5 367 822
Gambar 31. Keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis besar di perairan selatan
Rente ekonomi tertinggi diperoleh dari rezim MEY sedangkan yang terendah adalah rezim akses terbuka Tabel 22. Biomas atau stok ikan tertinggi adalah pada
rezim pengelolaan MEY dan terendah rezim akses terbuka, jumlah produksi yang
TR = TC
Y
OA
Y
MEY
Y
MSY
R
MEY
R
MS Y
terbesar yang dapat dihasilkan adalah pada rezim MSY dan terendah rezim akses terbuka, sebaliknya upaya optimal tertinggi yang diperbolehkan adalah rezim akses
terbuka dan terendah rezim MEY . Perbandingan tingkat produksi dan upaya aktual dengan produksi dan upaya
optimal pada mekanisme rezim MEY telah terjadi kelebihan input trip yang digunakan dan output produksi yang dihasilkan. Perbandingan input aktual
dibandingkan dengan rezim MEY adalah 320.54 dan output adalah 286.48. Nilai persentase diatas 100 menunjukkan bahwa nilai aktual lebih besar dari pada nilai
optimal. Perbandingan input aktual terhadap rezim MSY adalah 235.82, sedang output
-nya 266.47. Perbandingan input aktual terhadap akses terbuka adalah 160.27 dan output-nya 342.58. Perbandingan antara output aktual dengan output
optimal yang lebih besar dari 100 menunjukkan telah terjadi kelebihan tangkapan over harvested, sedangkan nilai perbandingan input yang kurang dari 100
menunjukkan bahwa nilai input aktual lebih kecil dari input akses terbuka.
87 86
89 88
01 00
05
94 99
95 93
04
98 03
90 97
92 91
02 96
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500
5000 10000
15000 20000
25000
Effort Trip P
rodu k
s i
To n
Gambar 32. Kondisi aktual produksi ikan pelagis kecil terhadap MSY di perairan selatan.
Apabila dilihat pada Gambar 32, maka dapat di ketahui bahwa produksi aktual ikan pelagis kecil telah berada diatas nilai MSY yaitu sebesar 1 105,61 ton. Produksi
tertinggi terjadi pada tahun 2005 dengan jumlah 2 946.08 ton dengan jumlah effort sebesar 14 542 trip. Sementara itu jumlah effort aktual juga telah melampaui batas
effort optimal. Trip tertinggi terjadi pada tahun 1997 dengan 23 343 trip dan terendah
sebesar 7 479 yang terjadi pada tahun 1987.
Pada Gambar 33 terlihat effort rata-rata pada kondisi aktual diatas kondisi MEY dam MSY serta open access. Rata-rata effort aktual sudah melebihi dari kondisi
optimal MEY . Tingkat effort yang semakin meningkat ini juga akan meningkatkan biaya operasional sehingga rente ekonomi yang diterima nelayan akan semakin
menurun. Peningkatan rata-rata effort aktual ini pada akhirnya akan menuju econmically
overfishing.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
E ffo
rt T
ri p
MEY MSY
Open Access Aktual
Gambar 33. Perbandingan tingkat effort dalam kondisi MEY , MSY, open access dan aktual ikan pelagis besar di perairan selatan.
Pada Gambar 34 terlihat tingkat produksi yang berbeda dari masing-masing kondisi pengelolaan hasil solusi bioekonomi dan rata-rata kondisi aktual. Rata-rata
produksi pada kondisi aktual lebih tinggi dari setiap kondisi pengelolaan baik MEY , MSY
dan open access. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara telah terjadi over harvested dari sisi output atau
produksi.
500 1000
1500 2000
2500 3000
P rod
uk s
i ton
MEY MSY
Open Access Aktual
Gambar 34. Perbandingan produksi dalam kondisi MEY , MSY, open access dan aktual ikan pelagis besar di perairan selatan.
4.2.6 Pembahasan