4.1.2 Perairan selatan
Perairan selatan merupakan bagian kecil dari wilayah Teluk Tomini. Teluk Tomini secara geografis terletak pada 120
-123°30’ BT dan 0°30’ LU 1°30’ LS. Perairan wilayah Teluk Tomini berada di 3 Propinsi yaitu Propinsi Sulawesi Utara,
Propinsi Gorontalo dan Propinsi Sulawesi Tengah dimana Propinsi Sulawesi Utara merupakan bagian luar dan mulut teluk.
Luas wilayah penangkapan ikan di Teluk Tomini adalah seluas 5 295 144 Ha, yang mengandung potensi ikan pelagis besar sebesar 39.420 ton per tahun, yang
pemanfaatannya baru mencapal 37.01. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk pengembangan industri penangkapan dalam pemanfaatan sumberdaya kelautan dan
perikanan di wilayah Teluk Tomini masih terbuka luas. Potensi perikanan wilayah Teluk Tomini adalah ± 590 620 ton per tahun. Namun tingkat pemanfaatan
sumberdaya kelautan dan perikanan masih rendah yaitu sebesar 197 640 ton per tahun 33.46 . Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan nelayan setempat
menunjukan bahwa kegiatan perikanan tangkap di wilayah Teluk Tomini sejauh ini memiliki daerah penangkapan fishing ground relatif dekat dari garis pantai dengari
trip penangkapan yang relatif pendek, yaitu selama satu hari one day fishing dan didukung oleh perangkat penangkapan ikan yang masih sederhana. Dengan tingkat
teknologi penangkapan relatif sederhana tersebut, potensi yang besar belum dapat dikelola dengan optimal.
4.1.3 Jenis alat tangkap yang beroperasi di perairan Gorontalo
Wilayah perairan laut Provinsi Gorontalo sangat potensial dengan jenis ikan tuna, cakalang, layang, tongkol dan teri. Selain itu juga terdapat berbagai jenis ikan
pelagis kecil dan demersal yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi terdapat di wilayah perairan ini. Teknologi penangkapan ikan yang digunakan oleh
nelayan yang ada di kedua perairan ini untuk memanfaatkan sumberdaya ikan yaitu, purse seine
pukat cincin, long line rawai tuna, pole and line huhate, handline pancing dengan rumpon, lift net bagan dan gill net jaring insang. Secara umum
jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan yang ada di wilayah utara dan selatan Provinsi Gorontalo disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Jenis alat tangkap di Propinsi Gorontalo No. Alat tangkap
Sumberdaya utama yang dimanfaatkan 1. Pukat
cincin purse seine Ikan pelagis
2. Rawai tuna long line
Tuna 3. Huhate
pole and line Cakalang
4. Pancing ulur hand line
Tuna, cakalang, layang 5.
Pancing Tonda troll net Cakalang, tongkol
6. Bagan lift net
Teri 7. Jaring
insang gill net
Jenis ikan demersal 8. Jaring
perangkap set net
Tuna, cakalang, layang, ikan lainnya Sumber : Wawancara Nelayan 2005
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Balitbangpedalda 2004 bahwa beberapa alat tangkap dan metode penangkapan yang digunakan di perairan
Gorontalo yakni :
1 Purse Seine
Salah satu alat tangkap yang sangat produktif saat ini khususnya di Provinsi Gorontalo adalah purse seine. Purse seine merupakan alat yang dioperasikan secara
aktif, yaitu dengan cara mengejar dan melingkari jaring pada suatu gerombolan ikan schooling. Alat tangkap tersebut merupakan hasil modifikasi dari alat sebelumnya,
yaitu lampara dan ring net. Purse seine
merupakan alat tangkap yang berkembang saat ini di perairan Provinsi Gorontalo, hal ini disebabkan karena alat ini merupakan alat paling efektif
dalam penangkapan ikan pelagis kecil dengan alat bantu rumpon. Armada perikanan purse seine
tergolong kecil yaitu rata-rata dibawah 30 GT dan terbuat dari kayu dengan 2 buah mesin tempel berkekuatan 40 PK, material kayu banyak digunakan
dalam pembuatan kapal purse seine. Banyaknya bahan baku kayu dan relatif murah menjadi alternatif pemilihan material kapal purse seine. Panjang alat tangkap purse
seine 300 m dan lebar 50 m, jumlah pemberat 1 000 buah dengan berat perbuah 1.5
kg, sedangkan pelampung sebanyak 400 buah. Teknologi perikanan purse seine sistem rumpon di perairan Provinsi Gorontalo masih tergolong sederhana. Hal ini
dilihat dari kapasaitas armada, material, dan sarana navigasi seperti sonar dan echosounder
yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan ikan di sekitar rumpon. Prinsip penangkapan adalah melingkari gerombolan ikan dengan jaring, kemudian
bagian bawah jaring dikerucutkan, sehingga ikan tujuan penangkapan akan terkurung dan pada akhirnya tertangkap. Untuk penangkapan yang menggunakan rumpon,
terlebih dahulu diamati tentang keberadaan ikan pada rumpon tersebut yang memungkinkan untuk dilakukan penangkapan.
2 Bagan Perahu
Bagan perahu merupakan alat tangkap yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan yang diperkenalkan oleh nelayan-nelayan di Gorontalo. Komponen bagan
perahu di Gorontalo sama dengan bagan pada umumnya yang terdiri dari jaring bagan, perahu dan rumah bagan. Bagan perahu di perairan Gorontalo saat ini masih berskala
tradisional, hal ini dilihat dari ukuran yang relatif kecil, pengoperasian masih dilakukan secara manual, alat bantu pengumpul ikan berupa lampu petromak. Di
pelataran bagan terdapat alat penggulung roller yang berfungsi untuk mengangkat jaring bagan pada saat dioperasikan dengan menggunakan tenaga manusia untuk
memutar roller. Kontruksi bagan perahu berbentuk empat persegi pajang, jaring atau waring
yang digunakan dipasang pada bingkai berukuran 12 x 12 meter persegi. Ukuran mata jaring 0.5 cm dan tidak bersimpul, sebab dengan jaring tanpa simpul akan
memudahkan pengoperasian, peningkatan efektifitas serta daya tahan jaring. Perahu yang digunakan berukuran panjang 7 m hingga 10 m tergantung ukuran bingkai yang
diinginkan oleh nelayan, bermesin tempel 5 PK dan kapal terbuat dari kayu. Jenis ikan hasil tangkapan didominasi oleh ikan teri, sedangkan jumlah trip per bulan mencapai
20 trip.
3 Hand Line
Hand line pancing tangan adalah salah satu alat tangkap yang dikenal oleh
masyarakat luas, utamanya di kalangan nelayan. Pancing pada prinsipnya terdiri dari dua komponen utama, yaitu tali line dan mata pancing hook. Tali pancing terbuat
dari bahan nylon monofilament. Keuntungan dari jenis tali pancing jenis nylon monofilament
yaitu kuat, tahan lama dan tidak busuk dalam air. Untuk mata pancing umumnya terbuat dari baja atau bahan yang anti karat dan mempunyai berkait balik.
Panjang tali pancing bervariasi antara 100 m sampai 200 m, dan ukuran tali pancing bernomor 100 atau 500. Pemberat berbentuk kerucut dengan diameter 4 cm, tinggi 6
cm dan berat 500 gram. Kapal yang digunakan terbuat dari kayu dengan panjang 10 m, lebar 3 m tinggi 1.10 m. Kapal ini telah dilengkapi oleh palka untuk menyimpan
ikan tuna dengan panjang 2 m, lebar 1.20 m tinggi 1.10 yang berkapasitas kurang lebih 1 ton.
4 Huhate
Huhate yang digunakan di Teluk Tomini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Joran galah
Joran terbuat dari bambu dengan elastisitas yang baik. Panjang joran 2.5–3 m dengan diameter pangkal 2.6–5 cm, dan diameter ujungnya 0.5–1 cm.
Tali Pancing 1
Tali pancing yang digunakan terbuat dari bahan polyethilene yang berdiameter 0.2 cm. Tali pancing ini terdiri atas 3 bagian yaitu :
2 Tali kepala hand line yaitu tali yang berhubungan lansung dengan joran dan
dikaitkan pada ujung joran, dengan panjang 10–15 cm 3
Tali utama main line yaitu tali yang terpanjang, dimana kedua ujungnya dibuatkan mata yang berfungsi sebagai penghubung antara tali kepala dengan
tali sekunder. Panjang 1.5–2 meter. 4
Tali sekunder yaitu tali yang berfungsi untuk mengikatkan tasi monofilamen atau kawat baja yang menghubungkan dengan mata pancing. Panjang 10–15
cm. Pada kapal pole and line tersebut, alat tangkapnya menggunakan tali bernomor
100 atau kawat baja wire leader, targantung masing-masing pemancing. Tasi atau kawat baja tersebut panjangnya 10–15 cm diikatkan langsung pada mata pancing,
fungsinya untuk mencegah putusnya tali pancing akibat gaya tarik beban dan gigitan ikan.
Mata pancing yang digunakan tidak berkait balik. Mata pancing tersebut bernomor 2.5 – 2.8. Pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk selinder
dengan panjang 3 cm dan diameter 1 cm, yang bagian luarnya dibungkus dengan nikel sehingga lebih mengkilap dan menarik perhatian ikan target, sedangkan pada sisi
luarnya terdapat cincin sebagai tempat mengikat tasi atau kawat baja. Pada bagian mata pancing dilapisi guntingan tali rapia dan bulu ayam yang diikat dengan
monofilamen no 2. Mata pancing pada alat tangkap pole and line tidak mempunyai
kait balik seperti mata pancing yang lain pada umumnya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan terlepasnya ikan pada saat disentakkan. Pole and line juga tidak
menggunakan umpan dimata pancingnya, tetapi digantikan oleh umpan tiruan berupa guntingan tali rafia dan bulu ayam. Hal ini bertujuan untuk efisiensi dan efektifitas
alat tangkap karena cakalang termasuk pemangsa yang rakus.
5 Payang
Payang adalah pukat kantong yang digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan pelagic fish dimana kedua sayapnya berguna untuk menakut-nakuti
atau mengejutkan serta menggiring ikan supaya masuk ke dalam kantong. Dalam operasi penangkapannya banyak dilakukan dengan menggunakan alat bantu rumpon,
di mana ikan-ikan yang ada pada rumpon digiring masuk ke dalam kantong payang walaupun dalam operasi penangkapannya tidak selalu menggunakan rumpon. Alat
tangkap ini banyak digunakan di perairan Indonesia. Di Sulawesi Selatan alat tangkap ini banyak digunakan di Perairan selat Makassar, terutama di Teluk Mandar. Alat
tangkap ini terdiri dari dua sayap, terbuat dari jaring yang bahannya dari bahan sintetis jenis nylon multifilament. Sebagai contoh alat tangkap payang yang dioperasikan di
Pulau Ponelo Kwandang, mesh size sayapnya masing-masing berukuran 48 bagian badannya antara 8- 15 cm dan bagian kantonnya berukuran 1-1.5 cm. Ukuran sayap
semakin kecil kearah kantong dan pada bagian sayap diberikan pelampung. Supaya sayap tersebut terentang dalam air maka diberikan pemberat. Fungsi sayap adalah
menakuti ikan agar masuk ke dalam kantong. Ujung kedua sayap dihubungkan dengan tali penarik, pada bagian sebelah kanan diberi pelampung tanda, sedangkan pada tali
penarik lainnya diikatkan di kapal. Setelah alat tangkap ini telah tersusun dengan baik diatas kapal maka setelah tiba di fishing ground, jika menggunakan alat bantu rumpon
maka terlebih dahulu harus ditangani dengan memperhatikan arah arus. Karena arah ikan pada rumpon akan berlawanan dengan arah arus. Jika arah arus dari barat maka
posisi ikan berada pada sisi timur rumpon. Setelah itu jaring diturunkan yang dimulai dengan menurunkan pelampung
tanda, kemudian mengelilingi rumpon, penauran jaring dilakukan sampai semua jaring turun ke laut dan selanjutnya mengambil kedua tali sayap, kemudian jaring ditarik ke
atas perahu. Sebagian awak kapal tetap bertugas pada rumpon sehingga tetap seperti semula. Operasi penangkapan dianggap selesai jika kantong jaring telah tiba di atas
perahu. Jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap payang adalah layang Decapterus sp, selar Caranx sp, kembung Restralliger sp, sardin Sardinella sp.
Jadi umumnya yang tertangkap adalah ikan-ikan yang senang berada di daerah rumpon. Ikan layang merupakan hasil tangkapan yang dominan.
6 Jaring insang Gill net
Gill Net Tetap yang digunakan dalam penelitian adalah gill net tetap yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama besar, yang mana
panjang jaring lebih besar dibandingkan lebarnya. Jaring gill net tetap yang digunakan terdiri dari 25 unit jaring dengan panjang masing-masing 24 meterunit dan lebarnya
2.5 meter dengan mesh size 3.5 inci dan bahan jaring terbuat dari bahan monofilament tasi dengan nomor bahan 40. 1 satu piece jaring dengan panjang kebawah lebar 5
meter dibagi dua sehingga menghasilkan 2 unit jaring. Kemudian dirangkai dengan menggunakan tali yang terbuat dari polyethilen dengan nomor bahan 5 dan diberikan
pemberat batu pada tiap 1 bagian unit jaring dengan jumlah pemberat batu yang digunakan sebanyak 26 buah berat masing-masing 0.5 kg, tujuannya agar jaring
menetap di perairan. Jadi panjang keseluruhan jaring 25 x 24= 600 meter. Tali ris atas terbuat dari bahan poliethylen dengan nomor bahan 5 dan 3. Tali ris bawah terbuat
dari bahan poliethylen dengan nomor bahan 2.5. Pelampung yang berbentuk elips terbuat dari fibre glass dengan diameter 1.5 cm dengan jumlah 24 buah untuk 1 unit
bagian jaring dengan jarak tiap pelampung 36 mata jaring yang dipasang merata di tali pelampung. Jumlah pelampung yang digunakan sebanyak 24 buah x 25 unit bagian
jaring yaitu 600 buah untuk keseluruhan jaring. Pemberat berbentuk elips dengan diameter 0.25 cm dipasang pada bagian jaring dengan jarak antara pemberat 30 cm
dengan jarak tiap pemberat 9 mata jaring. Jadi jumlah pemberatnya 90 buah yang dipasang pada tali pemberat untuk 1 unit bagian jaring. Total pemberat yang
digunakan adalah 90 buah x 25 unit bagian jaring yaitu 2 250 buah untuk keseluruhan jaring. Pada ujung gill net yang pertama diturunkan sewaktu operasi dipasang
sebuah tali yang disebut tali selambar depan yang berguna untuk mengikatkan ujung gill net dengan pelampung tanda dengan panjang ± 40 meter terbuat dari bahan
poliethylen dengan nomor bahan 9.
4.1.4 Daerah penangkapan ikan