4.2.2 Produksi dan upaya penangkapan
Produksi ikan yang digunakan untuk perhitungan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan Gorontalo didasarkan dengan jenis alat tangkap. Seperti
yang telah dijelaskan pada metodologi bahwa pendugaan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan didasarkan dengan alat tangkap yang digunakan dalam melakukan
penangkapan sumberdaya ikan pelagis kecil dan sumberdaya ikan pelagis besar. Data produksi dan upaya yang diperoleh dari data dinas perikanan dan kelautan Sulawesi
Utara antara tahun 1986 – 2000 masih gabung dengan Sulawesi Utara dan data Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo antara 2001 – 2005 setelah pisah.
Untuk data rata-rata harga ikan p dan biaya operasional setiap trip c diperoleh melalui wawancara dengan nelayan. Alat tangkap yang dijadikan acuan dalam
menghitung produksi dan pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar adalah pukat cincin. Penggunaan alat pukat cincin dijadikan sebagai acuan
karena alat tangkap ini lebih banyak dimanfaatkan oleh nelayan yang ada di Gorontalo baik di perairan utara dan selatan.
4.2.3 Armada penangkapan
Di perairan utara menunjukan bahwa jenis armada penangkapan perahu tanpa motor lebih dominan dari tahun 1986 sampai tahun 2000. Selanjutnya sejak tahun
2001 sampai tahun 2005 sudah didominasi oleh perahu bermotor. Perahu tanpa motor yang tertinggi pada tahun 1986 yaitu sebesar 2 686 buah dan yang terendah yaitu pada
tahun 2004 sebesar 1 237 buah. Perahu motor tempel yang tertinggi pada tahun 2004 yaitu sebesar 986 buah dan yang terendah yaitu pada tahun 1987 sebesar 188 buah.
Adapun untuk kapal motor yang tertinggi pada tahun 2005 yaitu sebesar 104 buah. Berdasarkan persentase dari data menunjukan bahwa armada perahu tanpa motor yang
tertinggi yaitu pada tahun 1997 yaitu 80.69 dan yang terendah pada tahun 2004 yaitu 32.01. Motor tempel lebih tinggi pada tahun 2004 yaitu sebesar 65.48 dan
yang terendah pada tahun 1987 yaitu 16.16. Selama tahun 1986 sampai tahun 2005 kecenderungan bahwa pada tahun 2005 perahu tanpa motor mengalami penurunan
sedangkan armada motor tempel dan kapal motor mengalami peningkatan. Berdasarkan data selama tahun 1986 – 2005 bahwa armada perahu tanpa motor terjadi
penurunan sebesar 3.75, motor tempel terjadi peningkatan sebesar 6.80 dan total keseluruhan armada penangkapan terjadi penurunan sebesar 1.37.
Di perairan selatan menunjukan bahwa jenis armada penangkapan perahu tanpa motor lebih dominan dari tahun 1986 sampai tahun 2000. Selanjutnya sejak tahun
2001 sampai tahun 2005 sudah didominasi oleh perahu bermotor. Perahu tanpa motor yang tertinggi pada tahun 1986 yaitu sebesar 2 886 buah dan yang terendah yaitu pada
tahun 2004 sebesar 1 329 buah. Perahu motor tempel yang tertinggi pada tahun 2004 yaitu sebesar 2 718 buah dan yang terendah yaitu pada tahun 1987 sebesar 519 buah.
Adapun untuk kapal motor yang tertinggi pada tahun 2005 yaitu sebesar 104 buah. Berdasarkan persentase menunjukan bahwa armada perahu tanpa motor yang tertinggi
yaitu pada tahun 1997 yaitu 80.69 dan yang terendah pada tahun 2004 yaitu 32.01. Motor tempel lebih tinggi pada tahun 2004 yaitu sebesar 65.48 dan yang
terendah pada tahun 1987 yaitu 16.16 . Selama tahun 1986 sampai tahun 2005 kecenderungan perahu tanpa motor mengalami penurunan sedangkan armada motor
tempel dan kapal motor mengalami peningkatan. Di perairan selatan selama tahun 1986–2005 masing–masing armada mengalami perubahan yaitu perahu tanpa motor
terjadi penurunan sebesar 3.76, motor tempel terjadi peningkatan sebesar 6.79. Untuk keseluruhan dari jenis-jenis armada terjadi peningkatan sebesar 0.49.
Tabel 7. Perkembangan armada penangkapan di perairan utara
Tahun Tanpa Motor
Motor tempel Kapal Motor
Jumlah
1986 2 686
240 2
927 1987 2
505 188
2 693
1988 2 507
191 2
698 1989 2
521 198
2 719
1990 2 530
216 2
747 1991 2
259 219
2 477
1992 2 261
222 2
484 1993 2
117 208
1 2
327 1994 2
100 203
1 2
304 1995 2
097 202
1 2
301 1996 2
095 202
1 2
298 1997 2
095 195
1 2
291 1998 2
178 210
1 2
389 1999 2
283 220
1 2
505 2000 2
288 222
2 2
513 2001 1
326 726
36 2
089 2002 1
347 800
48 2
195 2003 1
321 831
51 2
203 2004 1
237 986
65 2
287 2005 1
250 894
77 2
221 Flukutuasi -3.75
6.80 -
-1.37
Hal ini mungkin menunjukkan bahwa nelayan yang ada di Gorontalo sudah lebih memanfaatkan bantuan dari pemerintah berupa motorisasi sehingga perahu yang
digunakan untuk melakukan penangkapan ikan sebagian besar sudah menggunakan perahu bermotor berupa motor tempel dan katinting. Secara jelas perkembangan
jumlah armada baik di perairan utara dan perairan selatan disajikan pada Tabel 7 dan
Tabel 8. Tabel 8. Perkembangan armada penangkapan di perairan selatan
Tahun Tanpa Motor Motor
tempel Kapal Motor
Jumlah
1986 2 886
662 3
547 1987 2
691 519
3 210
1988 2 693
526 3
219 1989 2
707 547
3 254
1990 2 718
597 3
314 1991 2
426 602
3 029
1992 2 429
614 3
042 1993 2
274 575
1 2
849 1994 2
255 559
1 2
815 1995 2
253 558
1 2
811 1996 2
250 558
2 808
1997 2 250
538 1
2 789
1998 2 339
579 1
2 919
1999 2 452
608 1
3 060
2000 2 458
613 1
3 071
2001 1 425
2 002
40 3
466 2002 1
446 2
206 68
3 720
2003 1 419
2 291
73 3
783 2004 1
329 2
718 104
4 152
2005 1 342
2 465
104 3
911 Flukutuasi
- 3,76 6,79
- 0,49
4.2.4 Alat tangkap