dengan cara sebagai berikut: 1 cangkang dibuka sebagian dengan shell opener; 2 otot adduktor dipotong dengan pisau; dan 3 cangkang dibuka dan daging
dikeluarkan, sehingga tinggal mutiara blister yang menempel pada cangkang. Selanjutnya mutiara setengah bulat dapat diproses menjadi liontin kalung pendant
ataupun butiran mutiara setengah bulat blister pearl. Proses pembuatan mutiara blister adalah dengan memotong sangat dekat bagian sekeliling nacre yang melapisi
inti, kemudian melepaskan lapisan nacre yang tipis yang terbentuk di atas inti. Kubah nacre
tersebut kemudian diisi dengan resin khusus, ditutup dengan cangkang kijing dan mabe dapat diperhalus, dibentuk seperti yang diinginkan serta dibuat mengkilap.
Pemutihan dan pengecatan bagian dalam kubah nacre juga sering dilakukan Haws et al
. 2006. Irisan vertikal mutiara blister tercantum pada Gambar 14.
Gambar 14. Irisan vertikal mutiara blister Haws et al. 2006. Gerinda digunakan untuk menggergaji nacre yang menutupi inti mutiara
setengah bulat. Selanjutnya peralatan dan kertas pasir juga digunakan untuk memperhalus dan mengkilapkan. Bagian belakang mutiara setengah bulat juga
diampelas untuk mengekspos kilau dan kilap bagian dalam cangkang kijing.
C. Proses Biologi Terbentuknya Mutiara
Pembentukan mutiara hasil budidaya membutuhkan campur tangan manusia karena harus melakukan implantasi pada gonad dengan memasukan inti dan saibo
irisan mantel kijing mutiara lain. Organ mantel ini diambil dari individu kijing mutiara yang lain dan berperan sebagai donor. Inti dan irisan mantel ditempatkan di
dalam gonad kijing setelah sebelumnya dibuat irisan kecil pada dinding gonad, irisan
daging mantel akan membentuk kantung mutiara pearl sack dan nantinya akan memproduksi nacre Strack, 2006.
Proses pelapisan mutiara membutuhkan biomineralisasi yang rumit sehingga sampai sekarang belum jelas diketahui, walaupun demikian telah banyak penelitian
dilakukan untuk mengungkap hal ini. Menurut Dwiponggo 1976, jika potongan mantel yang diambil dari kijing dimasukkan ke dalam organ bagian dalam gonad,
maka sel epitel mantel tersebut dapat memproduksi sel-sel baru dan terus berkembang disamping menghasilkan bahan kapur calcareous. Fungsi dari sel
epitel ialah memproduksi sel-sel baru selama proses pembentukan lapisan mutiara Wada 1991. Pada kondisi yang sesuai mantel dapat dicangkokkan ke dalam organ
lain Mulyanto 1987. Sel epitel luar dari mantel juga menghasilkan kristal kalsium karbonat CaCO
3
dalam bentuk kristal aragonit, lebih dikenal sebagai “nacre” atau mother of pearl dan kristal kalsite yang merupakan pembentuk lapisan seperti lapisan prismatik pada
cangkang. Sel-sel ini juga mengeluarkan zat organik dan protein yang disebut conchiolin
C
32
H
48
N
2
O
11
, dengan bahan kristal yang mengandung kapur sebagai perekat dan seperti lendir Cahn 1949 ; Anwar 2002. Proses selanjutnya memerlukan
kontrol bahan-bahan inorganik seperti kalsium dan karbonat oleh hormon serta enzim.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Januari 2009 sampai dengan April 2010 dengan lokasi pemeliharaan Anodonta woodiana di kolam ikan nila, BBPBAT
Sukabumi, Jawa Barat. Tahapan penelitian terdiri atas : 1. Kajian mengenai survival dan pertumbuhan tubuh serta cangkang kijing A.
woodiana sebagai hewan penghasil mutiara setengah bulat. Analisisnya
dilakukan di laboratorium Kesehatan Ikan, BBPBAT Sukabumi. Pengukuran parameter fisiologis kijing dilakukan di Laboratorium Nutrisi Fapet dan
Laboratorium Fisiologi FKH, IPB. Pengukuran fisika dan kimia air, kelimpahan dan keragaman plankton dilakukan di Laboratorium Kualitas Air, BBPBAT
Sukabumi. Pengukuran karakteristik substrat kolam pemeliharaan dilakukan di Pusat Kajian Tanah, Bogor.
2. Kajian implantasi inti mutiara menurut jumlah dan perbedaan diameter inti setengah bulat. Analisisnya dilaksanakan di Laboratorium Ikan Hias, BBPBAT
Sukabumi. Pengukuran pelapisan mutiara dan pembuatan preparat histologis mantel kijing dilakukan di laboratorium Patologi FKH, IPB. Aplikasi hasil
penelitian yaitu pemeliharaan kijing dengan jumlah dan diameter inti optimum, dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan April 2010 di kolam ikan nila,
BBPBAT Sukabumi.
Alat dan Bahan yang Digunakan A.
Alat
Peralatan yang digunakan untuk pengamatan survival dan pertumbuhan adalah timbangan digital, botol sampel plankton, mikroskop okuler, cover glass,
object glass , pipet, alat operasi, milimeter sekrup, foto mikroskop, mikrometer
okuler, serta spektrofotometer AAS. Peralatan yang digunakan untuk implantasi inti dan pengamatan pelapisan mutiara adalah peralatan implantasi, timbangan digital,
botol sampel plankton, mikroskop okuler, cover glass, object glass, pipet, milimeter A
sekrup, foto mikroskop, mikrometer okuler, serta spektrofotometer AAS. Peralatan implantasi inti mutiara ditampilkan pada Gambar 15.
Gambar 15. Peralatan implantasi inti mutiara A shell opener, gunting, pinset, hook, graft carrier, blister nucleus carrier B shell holder
B. Bahan dan Hewan Uji