Laju Pertumbuhan Bobot Rataan Harian

kedalaman tempat budi daya tiram, di Gulf Mannar. Alagarswarni 1991 melaporkan bahwa jumlah inti yang diimplantasi pada tiram berperan penting dalam survivalnya. Menurut Kripa et al. 2007, di Southwest Coast, India, kematian pada tiram yang diimplantasi dengan inti berdiameter 6 mm lebih tinggi dibandingkan dengan yang berdiameter 5 mm. Berdasarkan hasil kajian survival A. woodiana, implantasi inti dua per individu dan diameter 10 mm tidak mengganggu proses-proses fisiologis yang mengatur organisme tetap dalam kondisi seimbang dan terkontrol. Nilai kematian yang tinggi pada awal fase budi daya mungkin disebabkan beberapa faktor, seperti treatment sebelum penyisipan Taylor dan Knauer, 2002 dan sesudah penyisipan inti yang tidak benar Meng dan Xing, 1991. Hasil analisis varian Lampiran 6B menunjukkan bahwa jumlah dan diameter inti berpengaruh nyata terhadap survival P 0,05 dan tidak ada interaksi P 0,05 antara jumlah inti dengan diameter inti. Perlakuan I jumlah inti dua per individu dan diameter 10 mm memiliki nilai survival tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Terdapat kecenderungan penurunan survival rate dengan semakin meningkatnya jumlah dan diameter inti. Berdasarkan hasil analisis regresi Lampiran 6C, respons survival Y terhadap jumlah inti X, berbentuk linear negatif dengan persamaan: Y = -18,75x + 97,98 dengan R 2 Menurut Smaal dan Widdows 1994, pada metabolisme rutin tingkat konsumsi oksigen tertinggi akan diikuti oleh survival yang tinggi pula. Kajian ini juga mencatat hal yang sama, yaitu pada tingkat konsumsi oksigen tertinggi 0,179 mg O = 0,96. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang erat antara survival dengan jumlah inti yang diimplantasi. Nilai survival kijing menurun dengan semakin meningkatnya jumlah inti. 2 g -1 jam -1

B. Laju Pertumbuhan Bobot Rataan Harian

memiliki survival tertinggi pula 93,33. Pertumbuhan bobot rataan harian terdiri dari bobot soft tissue dan bobot cangkang kijing. Hasil pengukuran dengan jumlah inti dan diameter berbeda selama masa pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 27, 28 dan 29 dan Lampiran 7A. Penurunan laju pertumbuhan bobot rataan harian terjadi seiring dengan bertambahnya jumlah dan diameter inti. Penurunan laju bobot rataan harian ini hampir sama dengan penurunan konsumsi pakan. Implantasi 4 inti menurunkan laju pertumbuhan bobot harian sebesar 54 dan implantasi 6 inti menurunkan bobot sebesar 72, sedangkan implantasi 2 inti hanya menurunkan sebesar 28 saja. Gambar 27 Laju pertumbuhan bobot rataan harian kijing yang diimplantasi dengan perlakuan jumlah 0, 2, 4 dan 6 inti per individu dan diameter 10 dan 12 mm selama pemeliharaan Menurut Wu et al. 2003 pertumbuhan bobot tubuh dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan, yaitu sistem polikultur menghasilkan nilai pertumbuhan bobot tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem monokultur. Pada kajian ini, sistem pemeliharaan polikultur dengan ikan nila menunjukkan nilai pertumbuhan bobot tubuh yang cukup tinggi yaitu 10,07 g selama 9 bulan pemeliharaan. Laju penurunan pertumbuhan bobot soft tissue dan cangkang juga menunjukkan pola yang sama yaitu akibat implantasi 4 inti sebesar 53 dan 60 ; implantasi 6 inti sebesar 71 dan 80 ; sedangkan implantasi 2 inti hanya menurunkan 35 dan 40. Nilai pertumbuhan bobot tubuh maksimum pada kijing yang diimplantasi dengan jumlah 2 inti per individu dan berdiameter 10 mm tampaknya dipengaruhi oleh peningkatan densitas kijing dan pakan yang berlimpah pada suhu yang mendukung pertumbuhan bobot tubuh kijing Bascinar 2009. Menurut Aldridge 1999 bahwa Anodonta spp. memiliki periode pembuahan yang panjang dari musim gugur hingga musim panas dibandingkan dengan Unio spp. di sungai Thames, Inggris. Gambar 28 Laju pertumbuhan bobot soft tissue rataan harian kijing yang diimplantasi dengan perlakuan jumlah 0, 2, 4 dan 6 inti per individu dan diameter 10 dan 12 mm selama pemeliharaan Menurut hasil analisis varian Lampiran 7B menunjukkan bahwa waktu pemeliharaan dan jumlah inti berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot tubuh P 0,05 dan terdapat interaksi P 0,05 antara waktu pemeliharaan dengan jumlah inti. Gambar 29 Laju pertumbuhan bobot cangkang rataan harian yang diimplantasi dengan perlakuan 0, 2, 4 dan 6 inti per individu dan diameter 10 dan 12 mm selama pemeliharaan Perlakuan I jumlah inti dua per individu dan waktu pemeliharaan 9 bulan memiliki nilai pertumbuhan bobot tubuh tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil analisis regresi Lampiran 7C, respons pertumbuhan bobot tubuh Y terhadap jumlah inti X, berbentuk linear negatif dengan persamaan: Y = -18,75x + 97,98 dengan R 2 Menurut Smaal dan Widdows 1994, pada metabolisme rutin tingkat konsumsi oksigen tertinggi akan diikuti oleh laju pertumbuhan yang tinggi pula. Kajian ini juga mencatat hal yang sama, yaitu pada tingkat konsumsi oksigen tertinggi 0,179 mg O = 0,96. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang erat antara pertumbuhan bobot tubuh dengan jumlah inti yang diimplantasi. Nilai pertumbuhan bobot tubuh kijing menurun dengan semakin meningkatnya jumlah inti. 2 g -1 jam -1

C. Diameter dan Jarak Ruang Antar Sel Batang Mantel