Gambar 10 I Mekanisme pembentukan mutiara round secara alami II irisan vertikal mutiara bulat alami Strack, 2006.
B. Pembentukan Mutiara pada Cangkang
Pembentukan lapisan cangkang pada kijing tercantum pada Gambar 11. Permukaan dalam menghasilkan periostrakum, dan permukaan luarnya menghasilkan
lapisan kapur. Oleh karena itu lipatan luar ini merupakan bagian penghasil cangkang. Antara epitel mantel dan permukaan cangkang bagian dalam terdapat rongga kecuali
pada tempat melekatnya otot palial. Rongga ini berisi cairan ekstrapalial, yang kemudian mengendap menjadi butiran-butiran kapur serta kerangka organiknya
Brusca dan Brusca 2003.
Gambar 11 Proses pembentukan cangkang dalam tubuh A. woodiana Brusca dan Brusca 2003
A B
C D
irritant nacre
I II
Menurut Winanto 2004, mutiara round maupun blister dapat diperoleh dengan manipulasi artifisial dengan cara implantasi. Kijing yang sehat dan
ukurannya sesuai, dapat digunakan untuk implantasi mutiara. Implantasi mutiara blister
lebih mudah dilakukan dibandingkan implantasi inti bulat karena tidak perlu membuat sayatan pada gonad. Umumnya satu ekor tiram jenis Pinctada maxima
dapat dipasang 4 hingga 10 buah inti blister. Masa pemeliharaan mutiara blister untuk P. maxima Famili Pteridae di Indonesia memerlukan waktu sekitar 9 hingga 11
bulan sedangkan masa pemeliharaan pada Pteria penguin Famili Pteridae selama kurang lebih satu tahun. Inti blister ditempatkan pada cangkang yang posisinya
sedikit di sebelah atas otot adduktor. Dalam penempatan inti mutiara blister harus diperhatikan jarak antara inti dengan otot. Perkiraan jarak tersebut bergantung pada
ukuran inti dan ketebalan lapisan yang dikehendaki. Perlu diperhitungkan pertumbuhan otot adduktor, untuk mencegah agar inti tidak tertutup oleh otot
tersebut. Menurut Bueno et al. 2003, penempelan inti blister pada cangkang akan
menginduksi kijing untuk membentuk mutiara blister Gambar 12. Inti berbentuk setengah bulat dilekatkan dengan lem pada cangkang bagian dalam atau pada lapisan
nacre , tepatnya di antara cangkang dan mantel A. Kemudian sel epitel bagian luar
akan mendeposit eksudat berupa conchiolin dan nacre pada inti blister, secara lebih cepat dibandingkan dengan pemasukan inti di luar mantel secara alami B. Nacre
dan conchiolin melapisi inti dan mutiara mulai tumbuh C. Lapisan nacre semakin tebal sehingga terbentuklah mutiara blister di sisi dalam cangkang kijing D.
Gambar 12. Implantasi dan pelapisan mutiara blister Bueno et al. 2003 Adanya penambahan ukuran inti pada akhir pemeliharaan memperlihatkan
bahwa inti yang diimplankan di bawah mantel telah berhasil tumbuh walaupun sangat
Cangkang Inti blister
Epitelium dalam
Jaringan penghubung Epitelium luar
mensekresikan nacre Mutiara blister
A B
C D
lambat. Epitel mantel bagian luar secara langsung bertanggung jawab atas pembentukan mutiara blister. Selanjutnya, mekanisme seluler mengisyaratkan bahwa
sekresi nacre telah terelusidasi seluruhnya. Kultur primer dari epitel mantel bagian luar jaringan mantel bertujuan untuk mempelajari proses pembentukan mutiara Barik
et al . 2004.
Secara fisiologis, A. woodiana mempunyai kemampuan untuk menghasilkan nacre
dan kristal prismatik penghasil mutiara Ram dan Gayatri 2003. Menurut
Rahman 2007 bahwa secara histologis, mantel merupakan selaput jaringan penghubung yang dilindungi oleh sel-sel epitel, bagian yang bersentuhan dengan
cangkang disebut epitel luar. Selanjutnya dijelaskan bahwa sel-sel epitel luar ini menghasilkan crystaline calcium carbonat CaCO
3
dalam bentuk kristal aragonit yang dikenal sebagai nacre, sedang komponen pembentuk lapisan prismatik adalah
kristal heksagonal kalsit. Selain itu sel-sel tersebut juga mengeluarkan zat organik conchiolin
C
32
H
48
N
2
O
11
dengan bahan kristal yang mengandung kapur sebagai bahan perekat Gambar 13.
Gambar 13 Komponen dari cangkang kijing dan lapisan nacre Brusca dan Brusca 2003.
Menurut Winanto 2004, adanya inti yang menempel pada cangkang secara otomatis akan terjadi pelapisan nacre yang menyebabkan terbentuknya lapisan
prismatik. Besar kecilnya mutiara setengah bulat yang terjadi akan sangat bergantung pada ketebalan lapisan prismatik yang dihasilkan dan inti yang diimplankan.
Selanjutnya dikatakan, panen dan pascapanen mutiara setengah bulat dilakukan
Lapisan prismatik Lapisan
nacre Epidermis
Periostrakum
dengan cara sebagai berikut: 1 cangkang dibuka sebagian dengan shell opener; 2 otot adduktor dipotong dengan pisau; dan 3 cangkang dibuka dan daging
dikeluarkan, sehingga tinggal mutiara blister yang menempel pada cangkang. Selanjutnya mutiara setengah bulat dapat diproses menjadi liontin kalung pendant
ataupun butiran mutiara setengah bulat blister pearl. Proses pembuatan mutiara blister adalah dengan memotong sangat dekat bagian sekeliling nacre yang melapisi
inti, kemudian melepaskan lapisan nacre yang tipis yang terbentuk di atas inti. Kubah nacre
tersebut kemudian diisi dengan resin khusus, ditutup dengan cangkang kijing dan mabe dapat diperhalus, dibentuk seperti yang diinginkan serta dibuat mengkilap.
Pemutihan dan pengecatan bagian dalam kubah nacre juga sering dilakukan Haws et al
. 2006. Irisan vertikal mutiara blister tercantum pada Gambar 14.
Gambar 14. Irisan vertikal mutiara blister Haws et al. 2006. Gerinda digunakan untuk menggergaji nacre yang menutupi inti mutiara
setengah bulat. Selanjutnya peralatan dan kertas pasir juga digunakan untuk memperhalus dan mengkilapkan. Bagian belakang mutiara setengah bulat juga
diampelas untuk mengekspos kilau dan kilap bagian dalam cangkang kijing.
C. Proses Biologi Terbentuknya Mutiara