Ketebalan lapisan mutiara Biomineralisasi pada proses pelapisan inti mutiara kijing air tawar anodonta woodiana (UNIONIDAE)

F. Ketebalan lapisan mutiara

Hasil pengukuran ketebalan lapisan mutiara kijing dengan jumlah inti dan diameter berbeda selama masa pemeliharaan 9 bulan nampak dapat dilihat pada Gambar 35, 36 dan Lampiran 11A. Penurunan ketebalan lapisan mutiara terjadi seiring dengan meningkatnya jumlah dan diameter inti. Menurut Kripa et al. 2007, produksi mutiara Akoya dari tiram Pinctada fucata di Southwest Coast, India, menghasilkan persentase deposisi nacre pada inti yang diimplantasi sebesar 4 µm per hari pada inti berdiameter 5 mm dan 3 µm per hari diameter 6 mm. Di antara hasil panen yang tidak terpakai reject umumnya karena tipisnya lapisan nacre tanpa pelapisan setelah 317 hari pemeliharaan juga terdapat lipatantonjolan mantel pada satu sisi atau dua sisi yang berlawanan pada cangkang tiram. Beberapa dari pelipatan tersebut merupakan jaringan kering, sebagai bagian kalsifikasi yang rendah, namun umumnya lipatan tersebut merupakan deposisi nacre yang tidak merata. Pada P. margaritifera, tonjolan kalsifikasi tersebut disebut ”ekor” dan ditemukan mengandung sel inflammatory yang mati Gervis dan Sims 1992; Friedman dan Southgate 1999. Hasil penelitian ini tidak terjadi kasus lipatan tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh inti yang diimplantasi berupa inti blister bukan inti round. Gambar 35 Ketebalan lapisan mutiara µm kijing yang diimplantasi dengan dengan perlakuan 2, 4 dan 6 inti per individu dan diameter 10 dan 12 mm selama pemeliharaan Pada penelitian ini, ketebalan maksimum mutiara terdapat pada kijing yang disisipkan jumlah 2 inti per individu dengan diameter 10 mm, dan tidak terdapat ”ekor” tonjolan mantel. Tebalnya lapisan dua kali lipat dibandingkan pada implantasi dengan 4 inti akan tetapi menjadi lebih besar lagi bila dibandingkan dengan implantasi 6 inti yaitu menjadi 5,5 kalinya. Berdasarkan hal tersebut, diduga bahwa metode penyisipan yang tepat menghasilkan ketebalan mutiara yang maksimum. Selain itu, suhu media pemeliharaan yang berkisar antara 25,10 – 25,90 o Menurut hasil analisis varian Lampiran 11B menunjukkan bahwa jumlah dan diameter inti berpengaruh nyata terhadap ketebalan lapisan mutiara P 0,05 dan tidak terdapat pengaruh interaksi P 0,05 antara jumlah inti dengan diameter inti. Perlakuan I jumlah inti dua per individu dan diameter 10 mm memiliki nilai ketebalan lapisan mutiara tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil analisis regresi Lampiran 11C, respons ketebalan lapisan mutiara Y terhadap jumlah inti X, berbentuk linear negatif dengan persamaan: Y = -18,75x + 97,98 dengan R C, turut mendukung kecepatan sekresi nacre sehingga menghasilkan lapisan mutiara yang tebal. 2

G. Kapasitas Total Lapisan Mutiara