Kadar Glukosa Hemolimf Biomineralisasi pada proses pelapisan inti mutiara kijing air tawar anodonta woodiana (UNIONIDAE)

B. Kadar Glukosa Hemolimf

Hasil pengukuran kadar glukosa hemolimf kijing dengan jumlah inti dan diameter berbeda selama masa pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 22 dan Lampiran 2A. Kecenderungan yang tampak adalah bahwa kadar glukosa hemolimf meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah dan diameter inti. Pada jumlah inti 4 dan 6 kadar glukosa hemolimf ini mencapai kestabilan. Dari data tersebut terlihat bahwa kijing mengalami stress akibat implantasi inti. Hal ini sesuai dengan pendapat Mamangkey 2009 yang menyatakan bahwa stress pada kijing akan meningkatkan kadar glukosa hemolimf. Gambar 22 Kadar glukosa hemolimf mg 100 ml -1 perlakuan 0, 2, 4 dan 6 inti per individu dan diameter 10 dan 12 mm kijing yang diimplantasi dengan selama pemeliharaan Stress pada kijing dapat pula disebabkan oleh penyisipan inti di dalam mantel. Li et al . 2010 menyatakan bahwa efek dari penyisipan inti mutiara pada kijing Hyriopsis cumingii berpengaruh terhadap visceral mass organ dalam yaitu kehadiran faktor immun di dalam hemolimf. Studi ini menunjukkan bahwa terjadi mekanisme respons immun pada kijing mutiara setelah implantasi inti. Salmon et al. 2005 memakai relaxant dalam implantasi Pinctada fucata untuk menimbulkan relaksasi sebelum penyisipan inti ke dalam tubuh tiram. Kelangsungan hidup tiram yang mendapat treatment relaxant tersebut adalah 100. Pemberian treatment relaxant pada Pinctada maxima sebelum implantasi inti ke dalam tubuh tiram tersebut terbukti menurunkan tingkat kematian tiram tersebut. Menurut hasil analisis varian Lampiran 2B menunjukkan bahwa jumlah dan diameter inti berpengaruh nyata terhadap kadar glukosa hemolimf P 0,05. Tidak terdapat pengaruh interaksi P 0,05 antara jumlah inti dengan diameter inti. Perlakuan III jumlah inti dua per individu dan diameter 10 mm memiliki nilai kadar glukosa hemolimf tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil analisis regresi Lampiran 2C, respons kadar glukosa hemolimf Y terhadap jumlah inti X, berbentuk linear positif dengan persamaan: Y = 0,75x + 69,52 dengan R 2

II. Pengaruh Beban Jumlah dan Diameter Inti terhadap Respons Makan

= 0,82. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang erat antara kadar glukosa hemolimf dengan jumlah inti yang diimplantasi. Nilai glukosa hemolimf kijing menurun dengan semakin meningkatnya jumlah inti. Kijing A. Tingkat Konsumsi Pakan Tingkat konsumsi pakan relatif kijing A. woodiana didekati dengan data ISC. Hasil pengukuran tingkat konsumsi pakan relatif kijing pada masing-masing perlakuan disajikan pada Gambar 23 dan Lampiran 3A. Terdapat penurunan tingkat konsumsi pakan seiring dengan kenaikan jumlah dan diameter inti. Gambar 23 Tingkat konsumsi pakan kijing didekati dengan ISC yang diimplantasi dengan perlakuan 0, 2, 4 dan 6 inti per individu dan diameter 10 dan 12 mm selama pemeliharaan Struktur sel yang kokoh dan lentur terhadap stressor dari luar, misalnya tekanan osmotik, suhu dan lain-lain, sangat ditentukan oleh kualitas bahan penyusun struktur sel terutama membran selnya. Oleh karena bahan penyusun stuktur sel tersebut berasal dari makanan yang dimakan, maka tingkat konsumsi pakan dan kualitas pakan terutama kadar dan kualitas protein dan lemak sangat menentukan kualitas sel Affandi et al. 2009. Tingkat konsumsi kijing yang diimplantasi mengalami penurunan dibandingkan dengan kijing kontrol. Dengan demikian maka jelaslah bahwa tingkat konsumsi pakan dan mutu pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi kemampuan adaptasi baik pada tingkat sel maupun pada tingkat individu. Hasil analisis varian Lampiran 3B menunjukkan bahwa jumlah dan diameter inti berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi pakan P 0,05 dan terdapat pengaruh interaksi P 0,05 antara jumlah inti dengan diameter inti. Perlakuan I jumlah inti dua per individu dan diameter 10 mm memiliki nilai tingkat konsumsi pakan tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil analisis regresi Lampiran 3C, respons tingkat konsumsi pakan Y terhadap jumlah inti X, berbentuk linear negatif dengan persamaan: Y = -5,77x + 26,18 dengan R 2

B. Metabolisme Rutin