Kapasitas Total Lapisan Mutiara

Pada penelitian ini, ketebalan maksimum mutiara terdapat pada kijing yang disisipkan jumlah 2 inti per individu dengan diameter 10 mm, dan tidak terdapat ”ekor” tonjolan mantel. Tebalnya lapisan dua kali lipat dibandingkan pada implantasi dengan 4 inti akan tetapi menjadi lebih besar lagi bila dibandingkan dengan implantasi 6 inti yaitu menjadi 5,5 kalinya. Berdasarkan hal tersebut, diduga bahwa metode penyisipan yang tepat menghasilkan ketebalan mutiara yang maksimum. Selain itu, suhu media pemeliharaan yang berkisar antara 25,10 – 25,90 o Menurut hasil analisis varian Lampiran 11B menunjukkan bahwa jumlah dan diameter inti berpengaruh nyata terhadap ketebalan lapisan mutiara P 0,05 dan tidak terdapat pengaruh interaksi P 0,05 antara jumlah inti dengan diameter inti. Perlakuan I jumlah inti dua per individu dan diameter 10 mm memiliki nilai ketebalan lapisan mutiara tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil analisis regresi Lampiran 11C, respons ketebalan lapisan mutiara Y terhadap jumlah inti X, berbentuk linear negatif dengan persamaan: Y = -18,75x + 97,98 dengan R C, turut mendukung kecepatan sekresi nacre sehingga menghasilkan lapisan mutiara yang tebal. 2

G. Kapasitas Total Lapisan Mutiara

= 0,96. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang erat antara ketebalan lapisan mutiara dengan jumlah inti yang diimplantasi. Nilai ketebalan lapisan mutiara kijing menurun dengan semakin meningkatnya jumlah inti. Berdasarkan hasil pengukuran volume lapisan mutiara yang terbentuk pada cangkang 160 ekor induk kijing yang tetap hidup hingga 9 bulan masa pemeliharaan, maka diperoleh kapasitas total lapisan mutiara sebesar 631.852,64 mm 3 per 160 individu kijing atau 3.949,079 mm 3 Kapasitas lapisan mutiara terbesar diperoleh dari induk kijing yang diimplantasi dengan jumlah dua inti per individu dan diameter 10 mm, yaitu 853,920 mm per individu kijing. 3 . Pada penelitian ini, kapasitas total mutiara yang terbentuk pada cangkang bagian dalam kijing semakin meningkat, seiring dengan penurunan jumlah dan ukuran diameter inti yang diimplantasi. Hal ini diduga disebabkan oleh stressor, yaitu kehadiran inti dalam jumlah dan ukuran diameter yang berbeda, yang mempengaruhi kemampuan regenerasi mantel dalam menghasilkan lapisan nacre dan conchiolin. Gambar 36. Ketebalan lapisan mutiara pada I 3 bulan, II 6 bulan dan III 9 bulan pemeliharaan I 3 bulan 2 intiindividu, diameter 10 mm 2 intiindividu, diameter 12 mm 4 intiindividu, diameter 10 mm 4 intiindividu, diameter 12 mm 6 intiindividu, diameter 10 mm 6 intiindividu, diameter 12 mm III 9 bulan 2 intiindividu, diameter 10 mm 2 intiindividu, diameter 12 mm 4 intiindividu, diameter 10 mm 4 intiindividu, diameter 12 mm 6 intiindividu, diameter 10 mm 6 intiindividu, diameter 12 mm II 6 bulan 2 intiindividu, diameter 10 mm 2 intiindividu, diameter 12 mm 4 intiindividu, diameter 10 mm 4 intiindividu, diameter 12 mm 6 intiindividu, diameter 10 mm 6 intiindividu, diameter 12 mm ± 6µm ± 4µm ± 5µm ± 2µm ± 2µm ± 0,5µm ±9µm ±7µm ±8µm ±4µm ±0,75µ ±1µm ±17µm ±13µm ±9µm ±5µm ±4µm ±1µm Kapasitas total mutiara dibagi jumlah inti pada tiap individu kijing yang diimplantasi dengan berbagai jumlah inti dan ukuran diameter 10 dan 12 mm tidaklah sama. Terjadi penurunan kapasitas mutiara yang dihasilkan dengan semakin bertambahnya jumlah dan diamter inti. Hal ini membuktikan bahwa jumlah dan diameter inti memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan mantel yang pada akhirnya mengakibatkan sedikitnya deposit mutiara yang dihasilkan Gambar 37 dan Lampiran 12A. Gambar 37 Kapasitas lapisan mutiara yang terbentuk pada cangkang A. woodiana selama 9 bulan pemeliharaan Salmon dan Southgate 2005 menyatakan bahwa jaringan mantel dalam kerang mutiara Pteriidae berperan dalam mengeluarkan mother of pearl atau lapisan nacre. Dalam percobaan untuk menilai proses regenerasi mantel dan excision mantel pada Pinctada fucata dan P. margaritifera, jaringan mantel sembuh dalam tiga hari pertama setelah eksisi dan mulai tumbuh sebagai jaringan ikat. Otot berkembang terlihat antara 60 dan 90 hari setelah eksisi. Pembentukan cangkang dan pelapisan mutiara ditemukan 15 hari setelah eksisi, ketika sekresi sel-sel dan conchiolin pertama kali terlihat. Pada kedua jenis tiram tersebut, regenerasi mantel seperti struktur awalnya terjadi pada hari ke-90. Sejalan dengan hasil penelitian ini, kapasitas mutiara yang dihasilkan meningkat setelah mantel kijing sembuh dari stress akibat penyisipan inti.

H. Kadar Kalsium Soft Tissue