Keberhasilan Pelapisan Mutiara 3, 6 dan 9 Bulan

0,79 cm selama 9 bulan pemeliharaan. Walaupun secara statistik perbedaan di atas belum terlihat nyata. Menurut hasil analisis varian Lampiran 9B menunjukkan bahwa jumlah inti tidak berpengaruh nyata terhadap panjang cangkang P 0,05 dan diameter inti berpengaruh nyata terhadap panjang cangkang P 0,05. Tidak terdapat pengaruh interaksi P 0,05 antara jumlah inti dengan diameter inti. Perlakuan I jumlah inti dua per individu dan diameter 10 mm memiliki nilai panjang cangkang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil analisis regresi Lampiran 9C, respons panjang cangkang Y terhadap jumlah inti X, berbentuk linear negatif dengan persamaan: Y = -18,75x + 97,98 dengan R 2

E. Keberhasilan Pelapisan Mutiara 3, 6 dan 9 Bulan

= 0,96. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang erat antara panjang cangkang dengan jumlah inti yang diimplantasi. Nilai panjang cangkang kijing menurun dengan semakin meningkatnya jumlah inti. Hasil pengukuran keberhasilan pelapisan mutiara kijing dengan jumlah inti dan diameter berbeda selama masa pemeliharaan 9 bulan nampak pada Gambar 34 dan Lampiran 10A. Terdapat kecenderungan bahwa keberhasilan pelapisan mutiara semakin menurun dengan bertambahnya jumlah dan diameter inti. Menurut Kripa et al. 2007 pada tiram Pinctada fucata ada kemungkinan menghasilkan lapisan mutiara dalam waktu 10 bulan pemeliharaan. Tebal deposisi mutiara di Southwest coast of India dapat 9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan deposisi di perairan Jepang dan 2,2 hingga 2,3 kali daripada di Indian Southeast coast. Kualitas mutiara yang dihasilkan juga lebih tinggi apabila ukuran inti berdiameter 5 mm dengan total persentase pelapisan sebesar 72,4 dan hanya 13,7 saja yang tidak dilapisi nacre. Deposisi nacre sangat dipengaruhi oleh suhu perairan, pada suhu yang tinggi akan mengakselerasi deposisi nacre sedangkan suhu rendah menurunkan pelapisan mutiara, tetapi meningkatkan kualitas mutiara Shirai, 1981. Di daerah tropis, dengan suhu yang tinggi hampir sepanjang tahun, sekresi nacre lebih cepat jika dibandingkan dengan di daerah empat musim Alagarswarni, 1991. Meskipun memiliki keunggulan cepatnya proses pelapisan mutiara, teknologi implantasi tetap perlu ditingkatkan Kripa et al. 2007. Pada penelitian ini, jumlah dan diameter inti yang disisipkan pada kijing A. woodiana berpengaruh nyata terhadap persentase pelapisan mutiara. Hal ini sejalan dengan pernyataan tersebut di atas, yaitu jumlah dan diameter inti yang optimum 2 inti per individu, diameter 10 mm menghasilkan persentase pelapisan mutiara tertinggi. Gambar 34 Keberhasilan pelapisan mutiara kijing yang diimplantasi dengan perlakuan 2, 4 dan 6 inti per individu dan diameter 10 dan 12 mm selama pemeliharaan Menurut hasil analisis varian Lampiran 10B menunjukkan bahwa jumlah inti berpengaruh nyata terhadap keberhasilan pelapisan mutiara P 0,05 namun diameter inti tidak berpengaruh nyata terhadap keberhasilan pelapisan mutiara. Tidak terdapat pengaruh interaksi P 0,05 antara jumlah inti dengan diameter inti. Perlakuan I jumlah inti dua per individu dan diameter 10 mm memiliki nilai keberhasilan pelapisan mutiara tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil analisis regresi Lampiran 10C, respons keberhasilan pelapisan mutiara Y terhadap jumlah inti X, berbentuk linear negatif dengan persamaan: Y = -18,75x + 97,98 dengan R 2 = 0,96. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang erat antara keberhasilan pelapisan mutiara dengan jumlah inti yang diimplantasi. Nilai keberhasilan pelapisan mutiara kijing menurun dengan semakin meningkatnya jumlah inti.

F. Ketebalan lapisan mutiara