160
masih suka buang air besar di celana.
Orang tua WD sering kali marah jika WD buang air di celana. Jika
WD buang air besar di celana ibu WD menghukum WD dengan
mendekatkan celana bekas ia buang air ke muka WD, WD pun
akan marah bahkan menangis.
Orang tua dan bibi WD tidak segan-segan untuk mencubit atau
memukul WD dengan tujuan agar WD tidak mengulangi perilaku
seperti itu besar dicelana karena kondisi fisik
OT yang sedang sakit perut.
3. Kemampuan untuk membuka
dan memakai celana sendiri.
WD sudah dapat membuka celananya
sendiri apabila
celananya itu menggunakan karet, jika menggunakan sabuk ia belum
mampu sehingga membutuhkan bantuan orang lain.
3. Kemampuan untuk membuka dan
memakai celana sendiri.
OT dapat melepas dan memakai pakaian sendiri saat melakukan
toileting. Kemampuan
untuk berpakaian dan mengikat rambut
sebelum sekolah masih perlu dibantu oleh ibu OT karena ibu OT ingin
anaknya
rapi ketika
berangkat sekolah.
3. Kemampuan untuk membuka dan memakai celana sendiri.
DV mampu membuka dan memakai celana model karet saat diminta oleh
ibunya. Jika menggunakan sabuk DV masih kesulitan dan masih perlu
dibantu oleh ibu atau kakaknya.
4. Kemampuan untuk menyiram
dan membersihkan diri setelah buang air.
Kemampuan membersihkan diri sendiri sesudah buang air ternyata
belum dikuasai sempurna oleh
4. Kemampuan untuk menyiram dan
membersihkan diri setelah buang air.
OT sudah dapat menjalankan kegiatan toilet trainingnya tanpa
bantuan orang lain, namun ibu OT
4. Kemampuan untuk menyiram dan
membersihkan diri setelah buang air.
DV belum
mampu untuk
membersihkan diri sendiri setelah buang air. Ibu DV selalu membantu
DV dalam membersihkan badannya
161
WD. WD sudah dapat membersihkan
diri setelah buang air kecil, namun untuk kemampuan membersihkan
diri setelah buang air besar WD sama sekali belum mampu.
masih sering
meragukan kemampuan
OT ketika
OT membersihkan diri setelah buang air,
ibunya terkadang masih ragu jika OT kurang bersih sehingga selalu
diulangi lagi oleh ibu.
Sesudah buang air OT diajarkan mencuci menggunakan sabun agar
lebih bersih. sesudah buang air.
Ibu DV memang belum mengajarkan kepada
DV kemampuan
untuk membersihkan diri sendiri setelah
buang air karena ibu DV takut jika DV tidak bersih dalam membersihkan
dirinya sendiri.
Kemampuan untuk menyiram setelah buang air sudah dapat dilakukan oleh
DV. Jika ibu DV memerintahkan DV untuk menyiram sendiri bekas buang
airnya, DV mampu untuk menyiram sendiri.
3. Pelaksanaan
toilet training
subjek 1.
Teknik lisan
Orang tua WD meminta WD untuk dapat membuka celananya sendiri
kemudian pergi ke kamar mandi. Sampai sekarang jika WD ingin
buang air besar orang tua WD selalu
mengingatkan agar
melakukannya di toilet, karena jika tidak
selalu diingatkan
WD terkadang
lupa dan
kembali mengulangi
perilakunya untuk
buang air besar di kebun belakang rumah.
1. Teknik lisan
Ketika OT
menunjukan keinginannya
untuk buang
air kepada orang tua OT, Orang tua atau
anggota keluarga
selalu mengintruksi OT agar segera ke
kamar mandi. Orang tua mengintruksikan dimana
harus buang air kecil dan dimana harus buang air besar, agar ia dapat
terbiasa sehingga dapat melakukan sendiri tanpa harus menunggu di
antarkan orang lain.
Orang tua selalu mengingatkan OT agar tidak lupa membersihkan diri
dan menyiram bekas buang airnya. Orang
tua OT
juga selalu
1. Teknik lisan
Ibu DV meminta DV untuk dapat membuka
celana sendiri
dan menyuruh DV untuk pergi ke kamar
mandi. Walaupun ibu menyuruh DV untuk
pergi ke kamar mandi sendiri, namun tetap ibu DV selalu mendampingi DV
karena takut DV bukannya buang air malah bermain air di kamar mandi.
Kakak DV tidak pernah meminta DV untuk ke kamar mandi sendiri atau
melakukan buang air sendiri. Kakak DV tidak pernah mengajarkan atau
mengintruksikan
cara agar
DV mampu untuk toileting.
162
mengingatkan untuk
harus membersihkan diri dengan sabun
hingga bersih dan melapnya dengan handuk agar celananya tidak basah.
2. Teknik Modelling