159
air  besar  di  kebun  belakang rumahnya daripada di toilet.
 Kemampuan buang air kecil sendiri WD  sudah  dapat  melakukan  tanpa
bantuan orang
lain, namun
terkadang orang
tua tetap
mengawasi WD.  Kemampuan  buang  air  besar  WD
belum  dapat  sepenuhnya  dapat melakukannya sendiri.
 Ketika malam
hari WD
mempunyai keinginan untuk buang air  kecil  WD  sudah  dapat  menuju
kamar  mandi  sendiri  untuk  buang air  kecil  tanpa  membangunkan
anggota keluarga yang lain.  Jika OT mempunyai keinginan untuk
buang  air,  tanpa  memberitahukan orang  lain  OT  sudah  bisa  pergi
sendiri.  Di  sekolah  OT  tidak  pernah  mau
untuk  buang  air,  ia  selalu  buang  air dahulu sebelum berangkat sekolah.
 Ibu  DV  selalu  bersiaga  jika  DV menunjukan
keinginannya untuk
buang air.  DV  mampu  untuk  buang  air  kecil
sendiri  jika  celana  sudah  dalam keadaan  semuanya  terlepas  dan  itu
pun tetap diawasi oleh ibu DV.  Ibu  DV  hingga  saat  ini  tidak  pernah
mencoba  membiarkan  DV  untuk buang air sendiri.
2. Kemampuan  menahan  kandung
kemih dan perut.
 Sejak masih kecil WD sudah dapat menahan atau mengontrol kandung
kemih  selama  perjalanan  menuju toilet.
 Kemampuan mengontrol perut WD masih belum sempurna, ketika WD
sakit  ia  tidak  dapat  menahan keinginannya  untuk  buang  air
besar.
 Jika  ia  malas  atau  sakit  terkadang ia  masih buang air besar di celana.
Di  sekolah  pun  terkadang  WD
2. Kemampuan  menahan  kandung
kemih dan perut.
 Sejak  masih  kecil  WD  sudah  dapat menahan  atau  mengontrol  kandung
kemih  selama  perjalanan  menuju toilet.
 Sejak  kecil  WD  sudah  dibiasakan agar  tidak  buang  air  kecil  maupun
buang  air  besar  di  celana,  harus menunggu  sampai  ke  toilet  terlebih
dahulu.
 OT  pernah  mengompol  dan  buang air  besar  di  celana  saat  TK  sampai
SD kelas 1, itupun jika OT buang air
2. Kemampuan menahan kandung kemih dan perut.
 Ketika  di  sekolah  DV  terkadang mengompol  dan  buang  air  besar  di
celana.  DV  akan  buang  air  besar  di celana jika ia dalam keadaan sakit.
 Usaha  dan  persiapan  yang  dilakukan ibu  agar  di  sekolah  DV  tidak
mengompol  atau  buang  air  besar  di celana yaitu dengan membiasakan DV
buang  air  besar  di  pagi  hari  setelah DV
bangun tidur.
Ibu selalu
menunggu  hingga  DV  buang  air  agar DV tidak buang air lagi di sekolah.
160
masih  suka  buang  air  besar  di celana.
 Orang  tua  WD  sering  kali  marah jika  WD  buang  air  di  celana.  Jika
WD  buang  air  besar  di  celana  ibu WD  menghukum  WD  dengan
mendekatkan  celana  bekas  ia buang  air  ke  muka  WD,  WD  pun
akan marah bahkan menangis.
 Orang  tua  dan  bibi  WD  tidak segan-segan  untuk  mencubit  atau
memukul  WD  dengan  tujuan  agar WD  tidak  mengulangi  perilaku
seperti itu besar  dicelana  karena  kondisi  fisik
OT yang sedang sakit perut.
3. Kemampuan  untuk  membuka
dan memakai celana sendiri.
 WD  sudah  dapat  membuka celananya
sendiri apabila
celananya  itu  menggunakan  karet, jika  menggunakan  sabuk  ia  belum
mampu  sehingga  membutuhkan bantuan orang lain.
3. Kemampuan untuk membuka dan
memakai celana sendiri.
 OT  dapat  melepas  dan  memakai pakaian  sendiri  saat  melakukan
toileting. Kemampuan
untuk berpakaian  dan  mengikat  rambut
sebelum sekolah masih perlu dibantu oleh  ibu  OT  karena  ibu  OT  ingin
anaknya
rapi ketika
berangkat sekolah.
3. Kemampuan untuk membuka dan memakai celana sendiri.
 DV  mampu  membuka  dan  memakai celana  model  karet  saat  diminta  oleh
ibunya.  Jika  menggunakan  sabuk  DV masih  kesulitan  dan  masih  perlu
dibantu oleh ibu atau kakaknya.
4. Kemampuan  untuk  menyiram
dan  membersihkan  diri  setelah buang air.
 Kemampuan  membersihkan  diri sendiri  sesudah  buang  air  ternyata
belum  dikuasai  sempurna  oleh
4. Kemampuan untuk menyiram dan