158
3. Lingkungan dan interaksi sosial
Sejak bayi WD dititipkan di rumah bibinya
sampai orang
tuanya kembali bekerja.
WD sangat dekat dengan seluruh anggota keluarganya. Bibi WD pun
sudah menganggap WD seperti anaknya sendiri.
WD sangat dekat dengan kakak lelakinya dari pada dengan kakak
yang perempuan. WD sangat menurut dan sayang dengan kakak
laki-lakinya.
WD mempunyai banyak teman bermain di lingkungan sekitar
rumahnya. WD sangat senang bermain bola dan sepeda. Ia
bermain hanya disekitar rumahnya saja, jika terlalu jauh WD dimarahi
oleh orang tuanya karena orang tua WD khawatir WD tidak dapat
pulang kembali ke rumah.
3. Lingkungan dan interaksi sosial
OT sangat dekat dengan seluruh anggota keluarga. Dengan orang
tuanya OT lebih dekat dengan ibu karena ibu OT setiap saat menemani
OT.
Hubungan OT dengan kakak laki- lakinya juga dekat, namun mereka
sering berkelahi karena kakak OT selalu mencela adiknya.
OT mempunyai banyak teman bermain
di lingkungan
sekitar rumahnya.
Di sekolah OT cenderung diam, karena teman-teman OT banyak
yang tidak bisa diajak bermain bersama.
3. Lingkungan dan interaksi sosial
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari DV selalu ingin diurus oleh sang ibu
sehingga sampai saat ini DV tidak dapat lepas dari ibunya.
Hubungan dengan kakak DV ia tidak terlalu
dekat, mereka
sering bertengkar.
DV tidak mempunyai teman di lingkungan sekitar rumahnya. DV
hanya bermain di dalam rumah bersama ibu dan kakaknya.
Ibu DV tidak mengijinkan DV bermain di luar rumah. Setiap saat
pagar rumah selalu ditutup rapat oleh ibunya karena takut DV berlari-lari
jauh dari rumah.
Menurut ibu DV, DV merupakan anak yang sulit jika diajak ketempat yang
ramai dan bising seperti ke tempat perbelanjaan. DV mengamuk dan
menangis jika di ajak ke tempat perbelanjaan karena suara bising dan
ia juga takut akan eskalator.
2. Kemampuan
toilet training 1.
Kemampuan buang air kecil dan besar di toilet secara mandiri.
WD sudah dapat pergi ke kamar mandi sendiri tanpa diantar orang
lain. Dahulu WD lebih memilih buang
1. Kemampuan pergi buang air kecil
dan besar di toilet secara mandiri.
Kemampuan toilet training OT sudah sangat baik. OT sudah dapat
buang air sendiri ke kamar mandi tanpa di antar.
1. Kemampuan buang air kecil dan
besar di toilet secara mandiri. DV belum mampu untuk mandiri
dalam melakukan toilet training. DV masih perlu bantuan jika ingin buang
air.
159
air besar di kebun belakang rumahnya daripada di toilet.
Kemampuan buang air kecil sendiri WD sudah dapat melakukan tanpa
bantuan orang
lain, namun
terkadang orang
tua tetap
mengawasi WD. Kemampuan buang air besar WD
belum dapat sepenuhnya dapat melakukannya sendiri.
Ketika malam
hari WD
mempunyai keinginan untuk buang air kecil WD sudah dapat menuju
kamar mandi sendiri untuk buang air kecil tanpa membangunkan
anggota keluarga yang lain. Jika OT mempunyai keinginan untuk
buang air, tanpa memberitahukan orang lain OT sudah bisa pergi
sendiri. Di sekolah OT tidak pernah mau
untuk buang air, ia selalu buang air dahulu sebelum berangkat sekolah.
Ibu DV selalu bersiaga jika DV menunjukan
keinginannya untuk
buang air. DV mampu untuk buang air kecil
sendiri jika celana sudah dalam keadaan semuanya terlepas dan itu
pun tetap diawasi oleh ibu DV. Ibu DV hingga saat ini tidak pernah
mencoba membiarkan DV untuk buang air sendiri.
2. Kemampuan menahan kandung
kemih dan perut.
Sejak masih kecil WD sudah dapat menahan atau mengontrol kandung
kemih selama perjalanan menuju toilet.
Kemampuan mengontrol perut WD masih belum sempurna, ketika WD
sakit ia tidak dapat menahan keinginannya untuk buang air
besar.
Jika ia malas atau sakit terkadang ia masih buang air besar di celana.
Di sekolah pun terkadang WD
2. Kemampuan menahan kandung
kemih dan perut.
Sejak masih kecil WD sudah dapat menahan atau mengontrol kandung
kemih selama perjalanan menuju toilet.
Sejak kecil WD sudah dibiasakan agar tidak buang air kecil maupun
buang air besar di celana, harus menunggu sampai ke toilet terlebih
dahulu.
OT pernah mengompol dan buang air besar di celana saat TK sampai
SD kelas 1, itupun jika OT buang air
2. Kemampuan menahan kandung kemih dan perut.