44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Metode penelitian mempunyai fungsi yang sangat besar dalam suatu penelitian. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Melalui metode kualitatif, peneliti diharapkan dapat mengetahui dengan jelas informasi tentang toilet training anak down syndrome
secara mendalam. Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2004:3 menjelaskan bahwa
penelitian kualitatif merupakan prosedur-prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Alasan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena permasalahan yang akan dibahas tidak berkenaan dengan angka-angka tetapi
mendeskipsikan secara jelas dan terperinci serta memperoleh data yang mendalam dari fokus penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif tidak dibatasi
oleh kategori-ketegori tertentu, sehingga memungkinkan peneliti untuk mempelajari dan menemukan isu-isu tertentu secara mendalam terkait dengan
kasus yang diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus case study. Studi
kasus itu sendiri menurut Poerwandari 2007: 65 merupakan fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi bounded context, meski batas-
45
batas antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya tidak jelas. Kasusnya dapat berupa kasus individu, peran, kelompok kecil, organisasi komunitas, atau bahkan
suatu bangsa. Penelitian ini menggunakan studi kasus karena peneliti berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti dan menguraikan
suatu kasus secara terinci. Yin 2004: 46 menjelaskan empat desain studi kasus, yaitu 1 desain
kasus tunggal holistik, 2 desain kasus tunggal terjalin embedded, 3 desain kasus multikasus holistik, dan 4 desain multikasus terjalin. Yin 2004: 47-49
menjelaskan bahwa studi kasus tunggal merupakan suatu desain yang cocok untuk beberapa keadaan. Pertama, kasus yang diteliti menyatakan kasus penting dalam
menguji suatu teori yang telah disusun dengan baik. Kedua, kasus tersebut menyajikan suatu kasus ekstrem atau unik, dimana suatu luka atau kelainan
spesifik demikian langka sehingga kasus tunggal cukup berharga untuk didokumentasikan dan dianalisis. Ketiga, kasus penyingkapan itu sendiri atau
berkaitan dengan tujuan penyingkapan itu sendiri. Situasi ini muncul manakala peneliti mempunyai kesempatan untuk mengamati dan menganalisis suatu
fenomena yang tak mengizinkan penelitian ilmiah. Studi kasus tunggal holistik merupakan desain yang digunakan jika studi kasus hanya mengkaji sifat umum
program yang bersangkutan. Studi kasus tunggal terjalin merupakan desain yang digunakan bilamana di dalam kasus tunggal, perhatian diberikan kepada satu atau
beberapa subunit analisis.
46
Ringkasan dari paparan diatas, yakni penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan desain penelitian studi kasus tunggal holistik.
Adapun kasus yang akan dikaji dalam penelitian ini yakni kasus mengenai toilet training anak down syndrome.
3.2. Unit Analisis