60
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Setting Penelitian
Sebelum memulai penelitian, lokasi penelitian perlu ditetapkan terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar peneliti langsung mengumpulkan data atau
informasi yang diperlukan di lapangan sebanyak mungkin dan sesuai dengan tujuan penelitian.
4.1.1 SLB C1 Widya Bhakti Semarang Penelitian tentang toilet training pada anak down syndrome studi kasus
pada siswa down syndrome di SLB C1 Widya Bhakti ini dilakukan di beberapa tempat yaitu SLB C1 Widya Bhakti Semarang dimana subjek menempuh
pendidikan SDLB dan di tempat tinggal masing-masing subjek. SLB C1 Widya Bhakti Semarang terletak di jalan Supriyadi No.12 kecamatan Pedurungan, kota
Semarang. SLB C1 Widya Bhakti Semarang didirikan pada tanggal 19 Oktober 1981 di bawah Yayasan Widya Bhakti yang berada di jalan M.T Haryono No. 569
Semarang. Yayasan Widya Bhakti ini mempunyai beberapa sekolah yaitu Sekolah Luar Biasa tuna rungu wicara, tuna grahita, tuna grahita sedang SLB - B, C, C1.
SLB C1 Widya Bhakti mempunyai 10 ruang kelas, ruang kepala sekolah dan TU, ruang keterampilan, dan ruang kepustakaan. Di sekolah ini menyediakan ruang
tunggu khusus untuk orangtua yang mengantar anaknya yaitu satu kelas kosong
61
yang berisi tikar. Disini orangtua bisa beristirahat atau menunggu anaknya hingga pulang sekolah dengan santai.
SLB C1 Widya Bhakti Semarang mempunyai jenjang pendidikan sekolah luar biasa dari TK, Sekolah Dasar Luar Biasa SD, Sekolah Menengah Luar
Biasa SMP, dan Sekolah Menengah Luar Biasa Lanjutan Setara SMA. SLB C1 Widya Bhakti Semarang hanya menangani siswa yang mengalami gangguan
dalam perkembangan tingkat intelegensi dan cacat mental atau biasa disebut tunagrahita. Satu kelas terdapat 5 murid. Ruangan kelas berukuran 3 x 3 meter
berisi 6 meja dan 7 kursi, kelas subjek terkesan sempit dengan penataan ruang yang apa adanya, yaitu 1 meja sebagai meja guru, 5 meja untuk siswa dan satu
papan tulis. Ruang kelas satu dengan yang lain berdekatan. Suasana ruangan bising karena setiap guru mengajar dengan suara keras dan juga disebabkan
keributan dari siswa kelas 2 dan 3 yang letaknya bersebelahan dengan ruang kepala sekolah sering berteriak-teriak serta memukul-mukul meja sangat keras.
Anak-anak tunagrahita yang bersekolah di kelas C1 ini diberikan pelajaran yang hampir sama dengan siswa lain di sekolah biasa namun dengan cara
pengajaran yang berbeda. Selain diberikan pendidikan formal, anak-anak ini juga diberikan latihan bina diri dan berbagai keterampilan yang menunjang dalam
kemandirian siswa dalam kehidupan sehari-hari setelah lulus sekolah. Setiap kelas memiliki satu guru kelas yang mengajarkan semua mata pelajaran termasuk
memberikan pelatihan binadiri kecuali pelajaran agama yang memiliki guru sendiri tergantung kepercayaan masing-masing.
62
Siswa tunagrahita di SLB C1 Widya Bhakti memulai sekolah pada pagi hari, yaitu pada pukul 07.30 WIB dan pulang pada pukul 11.30 WIB. Siswa
tunagrahita kebanyakan diantar dan ditunggu saat disekolah baik oleh orangtuanya maupun keluarganya.
4.1.2 Rumah tinggal subjek Setting penelitan selanjutnya adalah rumah tinggal subjek. Berikut
penjelasan secara deskriptif tentang tempat tinggal subjek pertama, kedua, dan ketiga yang dijadikan tempat penelitian.
4.1.2.1 Rumah tinggal subjek pertama WD Alamat rumah tinggal subjek pertama WD berada di jalan Sumur Adem
RT031 Bangetayu Semarang. Rumah WD sederhana dan memiliki ruas jalan utama yang tidak terlalu lebar karena hanya bisa dilalui satu mobil. Ayah WD di
lingkungan rumah menjabat menjadi ketua RT. Sanak saudara WD bertempat tinggal juga tidak terlalu jauh dari rumah WD. Tetangga kanan dan kiri WD
mempunyai hubungan yang akrab dengan keluarga WD. Tembok rumah WD bercat kuning muda dengan pintu bercat warna biru,
keramik rumah berwarna kuning tua. Di halaman rumah WD terdapat timbunan tanah, sepertinya tanah itu adalah sisa-sisa membangun rumah WD. Di halaman
rumah WD terdapat pohon mangga dan tanaman-tanaman hias juga terjajar di tembok pembatas rumah WD dengan rumah tetangga. Ruang tamu WD berisi satu
set sofa. Rumah WD mempunyai tiga kamar. Satu kamar untuk orang tua, satu kamar untuk WD, dan satu kamar untuk kakak WD. Di rumah WD hanya
mempunyai satu kamar mandi, dan tidak jauh dari kamar mandi tersedia tempat
63
tersendiri untuk mencuci piring dan baju. Rumah WD juga mempunyai halaman belakang yang ditanami pohon mangga dan pohon rambutan, di halaman belakang
itu juga orang tua WD memelihara ayam. 4.1.2.2 Rumah tinggal subjek kedua OT
Alamat rumah tinggal subjek kedua OT berada di jalan Kampung Cilosari Barat RT0508 Semarang. Rumah keluarga OT terletak disebuah gang
sempit dan pemukiman padat penduduk. Rumah keluarga OT bahkan tidak memiliki halaman dan hanya memiliki sedikit teras yang sengaja digunakan
sebagai tempat menjemur pakaian keluarga OT. Rumah keluarga OT rawan banjir dan rob. Jika musim hujan rumah keluarga OT hampir setiap hari banjir, namun
tidak hujan pun terkadang air masuk kerumah karena rob. Cat rumah keluarga OT berwarna putih dan pintu jendela berwarna biru dengan keadaan cat tembok
rumah yang sudah mengelupas. Ruang tamu rumah keluarga OT cenderung sempit berisi satu kursi panjang, satu meja dan dua bangku. Di sebelah dua
bangku terdapat meja berisi boneka-boneka dan mainan subjek kedua. Ruang tamu dan ruang tengah rumah keluarga OT dibatasi dengan lemari
buffet. Di ruang tengah tersebut sempit hanya terdapat ranjang tempat tidur nenek OT dan meja tempat makanan. Terdapat dua kamar tidur yaitu kamar orangtua
dan OT, satu kamar lagi adalah kamar kakak OT. Dibagian belakang rumah keluarga OT terdapat ruang sempit sebagai dapur, sebelah dapur tersebut ada
sumur sebagai tempat keluarga OT mencuci piring dan baju. Di sebelah sumur ada kamar mandi dan toilet.
64
Keadaan rumah keluarga OT berantakan karena banjir baru saja surut. Barang-barang masih ditempatkan ditempat yang lebih tinggi yaitu diatas lemari
dan meja. Keluarga OT sangat kerepotan jika banjir atau rob datang karena ada nenek OT yang sudah lanjut usia, orangtua OT kawatir jika nenek OT terpeleset
ketika ia berjalan di rumah dalam keadaan banjir. 4.1.2.3 Rumah tinggal subjek ketiga DV
Alamat rumah tinggal subjek ketiga DV berada di jalan Lamongan Barat III No. 68 Semarang. Lingkungan rumah DV adalah komplek perumahan. Jalan di
rumah DV tidak terlalu besar namun cukup dilewati mobil. Rumah DV berkesan cukup mewah dengan pagar besi yang cukup tinggi dan kokoh berwarna abu-abu
tua. Rumah DV tidak mempunyai halaman namun mempunyai teras yang terawat kerapihannya. Rumah DV mempunyai garasi yang disulap menjadi toko
kelontong yang menjual makanan kecil dan keperluan rumah tangga sehari-hari. Rumah DV adalah rumah satu lantai. Saat masuk ke rumah DV terlihat
banyak ornamen ukiran kayu-kayu yang ada di ruang tamu dan ruang tengah DV. Ruang tamu DV tidak terlalu luas yang berisi dua kursi panjang yang berhadap-
hadapan dengan meja kecil ditengahnya, dari ruang tamu langsung berhadapan dengan ruang santai, antara ruang tamu dan ruang santai itu dibatasi dengan
lemari kaca. Rumah DV mempunyai tiga kamar tidur, kamar ibu, kamar kakak DV dan kamar DV. Namun karena DV selalu tidur dengan ibunya, kamar DV
kosong dan sekarang digunakan sebagai kamar tamu bagi anggota keluarga yang sedang menginap. Di rumah DV terdapat dua toilet, dengan model masing-masing
65
duduk dan jongkok, satu berada di dekat ruang santai dan satu lagi berada di dekat dapur.
4.2 Proses Penelitian