162
mengingatkan untuk
harus membersihkan diri dengan sabun
hingga bersih dan melapnya dengan handuk agar celananya tidak basah.
2. Teknik Modelling
Orang tua mencontohkan WD bagaimana menyiram toilet setelah
digunakan. Sekarang WD sudah mau mencoba untuk membersihkan
toilet sendiri setelah ia gunakan, namun hasilnya belum bersih.
Sampai sekarang WD masih diajarkan
bagaimana membersihkan
dirinya sendiri
setelah buang air besar, karena sampai
sekarang WD
belum mampu
untuk membersihkan
dirinya sendiri setelah buang air khususnya setelah ia buang air
besar. Orang tua mencontohkan dan
melatih agar tangan WD dapat menjangkau
bagian belakang
tubuhnya sendiri.
2. Teknik Modelling
Teknik modelling dalam toilet training yang diberikan orang tua
kepada OT adalah orang tua
mengajarkan toilet training dengan memberi contoh bagaimana cara
membersihkan diri sendiri sesudah buang air.
2. Teknik Modelling
Ibu DV tidak pernah mencontohkan kepada DV bagaimana cara toilet
training yang benar. Dalam mengajarkan toilet training,
ibu DV hanya mengintruksikan DV untuk bisa melepas celananya sendiri
dan segera menuju ke kamar mandi tanpa
memberikan contoh
dan memperlihatkan
kepada DV
bagaimana cara toileting yang benar. Ibu DV belum pernah mengajarkan
DV untuk
dapat membersihkan
dirinya sendiri setelah buang air.
3. Faktor
pendukung keberhasilan
toilet
training subjek
1. Kesiapan fisik
WD yang sudah mampu duduk, berdiri, dan jongkok sehingga
memudahkan untuk dilatih buang air kecil dan buang air besar pada
tempatnya.
1. Kesiapan fisik
OT sudah dapat jongkok jika melakukan buang air besar dan
buang air kecil. OT juga mempunyai kemampuan
motorik halus berupa membuka
1. Kesiapan fisik DV sudah dapat jongkok jika
melakukan buang air besar, dan sudah dapat berdiri untuk buang air kecil.
DV sudah mampu untuk jongkok dalam waktu yang lama, namun untuk
163
WD juga mempunyai kemampuan motorik halus berupa membuka
celana dan baju serta memakainya kembali.
Kecuali jika celana yang ia kenakan menggunakan sabuk,
WD masih
kesulitan untuk
membuka sabuk tersebut sehingga perlu orang lain untuk membantu.
celana dan baju serta memakainya kembali.
menempatkan diri di kloset terkadang DV masih dibantu oleh ibu DV karena
DV pernah terpeleset ketika ingin buang air besar.
2. Kesiapan psikologis