Faktor Pendukung Enabling Factors

perilaku nyatanya. 4 teori atribusi, orang bersikap dengan mempertimbangkan kognisi dan efeksi suatu konasi dan psikomotor didalam kesadaran mereka. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut Notoatmodjo, 2003 : 1 Menerima receiving. Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang berikan objek 2 Merespon responding. Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3 Menghargai valving. Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4 Bertanggung jawab responsible. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.5.2 Faktor Pendukung Enabling Factors

a. Sarana prasarana Lingkungan fisik yang berupa alat dan bahan untuk pemeriksaan Pap’smear serta ruangan khusus tertutup dan yang memadai untuk pemeriksaan Pap’smear yang juga dilengkapi dengan meja ginekologi. Selain kuantitas tersedia atau tidak namun kenyamanan pasien juga menjadi penentu kualitas dari sarana dan prasarana Universitas Sumatera Utara dimana secara tidak langsung bisa menjadi tolak ukur dalam suatu pelayanan kesehatan Depkes RI, 2007. b. Jarak tempuh ke pelayanan kesehatan Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi melalui suatu lintasan tertentu. Dalam fisika atau dalam pengertian sehari-hari, jarak bisa berupa estimasi jarak fisik dari dua buah posisi berdasarkan kriteria tertentu. Jarak tempuh pasien atau penerima pelayanan menjadi salah satu pertimbangan untuk mencari fasilitas pelayanan kesehatan karena selain melibatkan waktu tempuh ke fasilitas tersebut, juga melibatkan transportasi dan biaya yang dibutuhkan. Pertimbangan tersebut akan menjadi sangat diperhitungkan apabila tempat pelayanan kesehatan yang ada berada sangat jauh dari akses pelayanan kesehatan dengan tingkat perekonomian penduduk yang rendah Depkes RI, 2007. c. Waktu tempuh ke pelayanan kesehatan Besaran yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa berlangsung. Waktu termasuk besaran skala. Satuan waktu antara lain detik, menit, jam dan hari. Alat yang digunakan untuk mengukur satuan waktu adalah arloji, stopwatch. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai fasilitas pelayanan kesehatan memengaruhi keinginan seseorang untuk mencari dan mencapai fasilitas pelayanan kesehatan, tidak hanya karena lamanya waktu yang dibutuhkan tetapi karena transportasi dan biaya yang dibutuhkan Sarwono, 1997. Universitas Sumatera Utara d. Tingkat Ekonomi Tingkat status ekonomi adalah salah satu tingkatan atau strata sosial dalam masyarakat, yang bisa dinilai dari rata-rata jumlah penghasilan atau pendapatan serta jumlah harta benda yang dimiliki oleh seseorang. Tingkat ekonomi jika dilihat dari jumlah penghasilan atau pendapatan dibagi menjadi tiga yaitu tingkat penghasilan tinggi jika penghasilannya rata-rata ≥ Rp 5.000.000 perbulan dan rendah jika rata-rata penghasilannya Rp. 5.000.000,- perbulan Badan Pusat Statistik RI, 2010. Ekonomi adalah salah satu faktor yang sangat memengaruhi perilaku masyarakat, apabila penghasilan masyarakat cukup maka mereka akan memenuhi kebutuhan dengan maksimal dan sebaliknya apabila penghasilan masyarakat kurang, maka mereka akan mengabaikan kebutuhannya termasuk dalam mencari pelayanan kesehatan Notoatmodjo, 2010. Menurut Sarwono 1997 status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. menjelaskan bahwa status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluraga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok. Universitas Sumatera Utara e. Jumlah petugas kesehatan Banyaknya petugas kesehatan yang berkompeten, yang memiliki sertifikat pelatihan Pap’smear , dan mampu melakukan pemeriksaan Pap’smear dengan baik sesuai dengan prosedur tetap. Salah satu kendala dalam pelaksanaan deteksi dini kanker serviks adalah karena kurangnya SDM sebagai pelaku screening deteksi dini. Target yang seharusnya dicapai adalah seluruh petugas kesehatan paramedis dan medis mendapatkan pelatihan Pap’smear. Pada masing-masing puksesmas terdapat koordinator atau pemegang program dengan tujuan untuk bertanggung jawab dalam pelaksanaan program terkait, namun tentu saja hal tersebut harus didukung oleh suatu kompetensi dan keahlian dari petugas itu sendiri. Kaitannya dengan Pap’smear, di Puskesmas yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan tersebut adalah seorang koordinator atau penanggungjawab dalam Kesehatan Ibu dan Anak KIA. Koordinator akan dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya yang terkait dengan pemeriksaan Pap’smear , dalam hal ini adalah bidan puskesmas Depkes RI, 2007. f. Sikap petugas kesehatan Menurut Notoatmodjo 2010 sikap menggambarkan suka atau tidak suka terhadap obyek. Obyek sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap bisa dibagi menjadi sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif adalah kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. Sikap negatif adalah kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai suatu obyek. Berhasil atau tidaknya suatu program kesehatan yang menjadi pelaksanaannya adalah tentu saja petugas kesehatan itu Universitas Sumatera Utara sendiri. Saat dinilai suatu program itu berjalan dengan baik maka yang mendapatkan sorotan adalah sikap petugas kesehatan yang bertanggungjawab dalam bidangnya. g. Perilaku petugas kesehatan Menurut Notoatmodjo 2010, perilaku tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati atau bahkan dapat dipelajari. Perilaku dibagi menjadi dua, yaitu perilaku pasif dan perilaku aktif. Perilaku pasif adalah respons interna yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan secara tidak langsung dapat dilihat oleh orang lain. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat dilihat atau diobservasi secara langsung. Perilaku petugas kesehatan medis dan paramedis sangat terkait dengan keberhasilan pelaksanaan suatu program, semakin aktif petugas kesehatan dalam mensosialisasikan dan melaksanakan suatu program maka program terkait tentu saja akan semakin baik atau semakin berhasil.

2.5.3 Faktor Kebutuhan Need Factors

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat Pengetahuantentang Kanker Serviks Dan Tindakan Pap Smear berdasarkan Teori Health Belief Modelpada Ibu Di Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan

1 45 92

Evaluasi Tipe DNA HPV Kanker Serviks Pascaradiasi/ Kemoradiasi Di RSUP H. Adam Malik Medan

1 67 10

Analisis Resiko Dari Faktor-Faktor Predisposisi Penderita Kanker Serviks Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 41 47

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS KESEHATAN PRIMER TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI PUSKESMAS KOTA YOGYAKARTA

0 3 73

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP PENGETAHUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Serviks Terhadap Pengetahuan Dan Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Kecamatan Karanganyar.

0 0 15

Analisis Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Pelaksanaan Pap’smear Untuk Deteksi Dini Kanker Serviks Di Puskesmas Petisah Medan Tahun 2013

0 0 31

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Serviks - Analisis Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Pelaksanaan Pap’smear Untuk Deteksi Dini Kanker Serviks Di Puskesmas Petisah Medan Tahun 2013

0 0 23

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Pelaksanaan Pap’smear Untuk Deteksi Dini Kanker Serviks Di Puskesmas Petisah Medan Tahun 2013

0 0 10

ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PELAKSANAAN PAP’SMEAR UNTUK DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI PUSKESMAS PETISAH MEDAN TAHUN 2013 TESIS SYARIFAH HARAHAP

0 0 18

Perbedaan edukasi dengan leaflet dan film terhadap pengetahuan dan sikap deteksi dini penyakit kanker serviks pada ibu-ibu di Dusun Krodan, Sleman - USD Repository

0 0 175