nya, dan ketika belief terhadap objek terbentuk, maka secara otomatis individu tersebut akan memiliki sikap tertentu terhadap objek tersebut.
Menurut Febri 2010 penyebab lain wanita tidak melakukan deteksi dini kanker serviks adalah kesibukan, keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan, takut terhadap kenyataan hasil pemeriksaan yang akan dihadapi, ketakutan merasa sakit pada pemeriksaan, rasa
segan diperiksa oleh dokter pria atau pun bidan dan kurangnya dorongan keluarga terutama suami. Banyak masalah yang berkaitan dengan pasien dapat dihilangkan
melalui pendidikan terhadap pasien dan hubungan yang baik antara dokterbidan. Di samping itu, inovasi skrining kanker serviks dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dapat dilakukan bersamaan. Interval pemeriksaan sitologi screening interval merupakan hal lain yang penting dalam metode skrining.
5.3 Pengaruh Kebutuhan terhadap Pemeriksaan Pap’smear
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden kelompok yang melakukan pemeriksaan Pap’smear mempunyai kebutuhan yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok yang tidak melakukan pemeriksaan Pap’smear. Hasil analisis pengaruh kebutuhan terhadap pemeriksaan Pap’smear diperoleh p=0,002
0,05, artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan kebutuhan terhadap pemeriksaan Pap’smear di wilayah kerja Puskesmas Petisah. Nilai Exp B sebesar 2,826 95 CI
: 1,224 – 6,522 pada analisis multivariat, artinya bahwa kemungkinan peluang ibu rumah tangga yang mempunyai kebutuhan yang tinggi lebih berpeluang
Universitas Sumatera Utara
2 sampai 3 kali untuk melakukan pemeriksaan Pap’smear sebagai upaya deteksi dini kanker serviks dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang kebutuhannya kategori
rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa adanya gejala
atau tanda kanker serviks yang dirasakan seorang ibu rumah tangga atau adanya informasi dari petugas kesehatan yang menyatakan kerentanan atau kecenderungan
mengalami kanker serviks akan mendukung untuk melakukan pemeriksaan Pap’smear.
Konsep kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan Pap’smear dapat dijelaskan dengan konsep kebutuhan dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan Anderson, 1973 bahwa faktor kebutuhan yaitu faktor yang menunjukkan kemampuan individu untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang ditunjukkan
dengan adanya kebutuhan karena alasan yang kuat seperti pendekatan terhadap penyakit yang dirasakan serta adanya jawaban atas penyakit tersebut dengan cara
mencari pelayanan kesehatan. Ada 3 situasi yang dapat diperhatikan atas tingkat persoalan kesehatan dan
kebutuhan pelayanan kesehatan yang dirasakan oleh seorang individu. Permintaan pelayanan kesehatan timbul melalui proses perubahan persoalan kesehatan menjadi
persoalan kesehatan yang dirasakan, dilanjutkan dengan merasa dibutuhkannya pelayanan kesehatan dan akhirnya dinyatakan dengan permintaan aktual. Dalam
upayanya mengubah kebutuhan pelayanan yang dirasakan menjadi suatu bentuk permintaan yang efektif, konsumen harus memiliki kesediaan willingness dan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan ability untuk membeli atau membayar sejumlah jenis pelayanan kesehatan yang diperlukan.
Faktor pertama dan kedua sangat erat hubungannya. Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis menekankan pentingnya keputusan petugas medis yang menentukan
perlu tidaknya seseorang mendapatkan pelayanan medik. Keputusan petugas medik ini akan mempengaruhi penilaian seseorang akan status kesehatannya. Dari situasi ini
maka demand pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan atau dikurangi. Faktor-faktor ini dapat diwakilkan dalam pola epidemiologi yang seharusnya diukur berdasarkan
kebutuhan masyarakat Pap’smear dapat mendeteksi kondisi kanker dan prakanker dalam serviks.
Biopsi pengambilan jaringan serviks umumnya dilakukan saat Pap’smear bila ada indikasi kelainan signifikan, atau bila ditemukan kelainan selama pemeriksaan dalam
rutin, untuk mengidentifikasi kelainan tersebut. Hasil pap smear dinyatakan positif, bila menunjukkan perubahan-perubahan sel serviks. Biopsi pengambilan jaringan
mungkin tidak perlu dilakukan segera, kecuali anda dalam kategori risiko tinggi. Untuk perubahan sel yang minor, umumnya direkomendasikan untuk mengulang
Pap’smear dalam 6 bulan selanjutnya Dalimartha, 2004. Secara umum wanita yang membutuhkan pemeriksaan Pap’smear adalah :
wanita yang menikah pada usia muda dibawah 20 tahun, pernah melakukan senggama sebelum usia 20 tahun, pernah melahirkan lebih dari 3 kali, pemakaian alat
kontrasepsi lebih dari 5 tahun, terutama IUD atau kontrsepsi hormonal, mengalami perdarahan setiap hubungan seksual, mengalami keputihan atau gatal pada vagina,
Universitas Sumatera Utara
sudah menopause dan mengeluarkan darah pervagina dan yang berganti-ganti pasangan dalam senggama.
Bagi wanita berusia diatas 25 tahun yang telah menikah atau sudah melakukan sanggama, dianjurkan untuk Pap’smear sekali setahun secara teratur seumur hidup.
Bila pemeriksaan tahunan tiga kali berturut-turut hasilnya normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap tiga tahun. Pada wanita dengan resiko tinggi,
pemeriksaan harus dilakukan sekali dalam setahun atau sesuai petunjuk dokter Dalimartha, 2004.
Pemeriksaan Pap’smear test merupakan suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan- kelainan yang
terjadi pada sel-sel leher rahim. Terjadinya kanker serviks ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang abnormal, tetapi sebelum sel-sel tersebut
menjadi sel-sel kanker. Pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel- sel yang abnormal sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel abnormal tersebut
dapat dideteksi dengan Pap’smear test sehingga semakin dini sel-sel abnormal terdeteksi.Semakin rendah risiko seseorang menderita kanker leher rahim
Dalimartha, 2004. Bidan sangat berperan penting dalam hal ini yaitu dengan memberikan
Komunikasi Informasi Edukasi KIE pada wanita usia subur dengan menganjurkan melakukan pemeriksaan Pap’smear secara teratur, menjaga kebersihan terutama
daerah genetalia, menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker leher rahim. Pemeriksaan Pap’smear dapat dilakukan di Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah atau laboratorium swasta, dengan harga yang cukup terjangkau. Bila hasil tes ternyata positif, maka harus dilanjutkan dengan pemeriksaan biopsy terarah dan
patologi. Pap’smear sudah dapat menemukan kanker leher rahim, walaupun masih ada tingkat pra kanker stadium dini, sehingga bisa memberikan harapan
kesembuhan 100. Sebaliknya pada penderita yang datang terlambat, harapan hidupnya sulit diramalkan Evennett, 2003
Hasil penelitian Mariyono 2005, menyimpulkan dua hal yang menjadi penyebab pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh wanita : 1 gangguan kesehatan
kaum wanita lebih banyak dari pada pria, terutama yang berhubungan dengan masalah kewanitaan, 2 wanita biasanya mengunjungi tempat pelayanan kesehatan
karena mengantar anaknya, dan pada saat yang bersamaan mereka juga sekaligus mendapatkan pelayanan kesehatan. Keadaan ini yang menyebabkan, mengapa wanita
lebih banyak mengakses tempat pelayanan kesehatan. Saat ini sudah ada vaksin terhadap HPV terbuat dari partikel yang menyerupai
virus diambil dari cangkangnya saja tanpa DNA. Vaksin ini diberi ajuvan untk memperkuat kerja vaksin dengan meningkatkan respon imun. Vaksin yang disuntikan
ke dalam tubuh akan merangsang pembentukan neutralizing antibody, virus HPV akan ditangkap oleh antibodi anti HPV sehingga tidak bisa masuk ke dalam serviks
Jarvis, 2011.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan