sintesa protein. DNA permukaan dipengaruhi antara lain oleh protein dasar yang terdapat pada kepala sperma dan permukaan virus Depkes RI, 2007.
2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kanker Serviks
Menurut Depkes RI 2007, selain faktor etiologi ada faktor lain yang merupakan faktor yang memengaruhi terjadinya kanker serviks adalah :
2.3.1 Umur
Kanker serviks sering ditemukan pada wanita umur 30-60 tahun dengan insiden terbanyak pada umu 40-50 tahun, dan akan menurun drastis sesudah berumur
60 tahun. Penderita kanker serviks rata-rata dijumpai pada usia 45 tahun dan dalam 1000 per 100.000 dari kanker intra epitelia dijumpai pada usia 30-45 tahun Aziz,
2000. Periode laten dan fase pra invasif untuk invasif memakan waktu sekitar 10
tahun. Hanya 9 dari wanita berusia 35 tahun menunjukkan kanker serviks yang invasif pada saat didiagnosa Aziz, 2002. Umumnya insiden kanker serviks sangat
rendah di bawah umur 20 tahun dan sesudahnya menaik dengan cepat dan menetap pada usia 50 tahun Norwitz. 2008.
Menurut Riono 1999 kanker serviks biasanya terjadi pada wanita yang berumur tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa kanker serviks dapat juga
menyerang wanita yang berumur antara 20-30 tahun sekitar 50.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Pendidikan
Menurut Andrijono 2010 faktor yang memengaruhi terjadinya kanker serviks berkaitan dengan pendidikan yang rendah, karena tingkat pendidikan yang
rendah menyebabkan tidak mengetahui atau tidak mampu menghindarkan perilaku yang berisiko menyebabkan kanker serviks. Penelitian Surbakti 2004 menemukan
pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian kanker serviks OR = 2,012 95 CI=2,240-18,234, dengan kata lain yang berpendidikan rendah
merupakan faktor risiko yang memengaruhi terjadinya kanker serviks.
2.3.3 Pekerjaan
Menurut Hidayat 2001 terdapat hubungan antara kanker serviks dengan pekerjaan, dimana wanita pekerja kasar seperti buruh, petani memperlihatkan 4 kali
lebih mungkin terkena kanker serviks dibanding wanita pekerja ringan atau bekerja di kantor. Dua kejadian yang terpisah memperlihatkan adanya hubungan antara kanker
serviks dengan pekerjaan. Para istri pekerja kasar 4 kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibandingkan dengan para istri pekerja kantor atau pekerja ringan,
kebanyakan dari kelompok yang pertama ini dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok sosial ekonomi rendah, mungkin standar kebersihan yang tidak baik pada
umumnya faktor sosial ekonomi rendah cenderung memulai aktivitas seksual pada usia lebih muda.
Wanita dengan sosial ekonomi tinggi dengan wanita dari masyarakat urban sebagai kelompok risiko rendah, dan wanita dengan sosial ekonomi yang rendah
dengan wanita dari masyarakat rural sebagai wanita yang berisiko tinggi terhadap
Universitas Sumatera Utara
kanker serviks, biasanya dikaitkan dengan hygiene, sanitasi dan pemeliharaan kesehatan masih kurang. Pendidikan rendah, kawin usia muda, jumlah anak yang
tinggi, pekerjaan dan penghasilan tidak tetap, serta gizi yang kurang akan memudahkan terjadinya infeksi yang menyebabkan daya imunitas tubuh menurun
sehingga menimbulkan risiko terjadinya kanker serviks Hidayat 2001.
2.3.4 Deteksi Dini