Teori Kedaulatan Teori kedaulatan Tuhan

kekuasaan untuk membuat keputusan” Defenisi Schumpeterian yang lebih bersifat empiric, dekriktif, institusional dan procedural iniah yang mendominasi teorisasi mengenai demokrasi sejak 1970-an. 11 Namun berkenaan dengan itu. Affan Gaffar juga menuturkan bahwa dalam ilmu politik dikenal dua macam cara pemahaman demokrasi yakni, pemahaman secara normatif dan pemahaman secara empiris procedural democracy. 12

5.2 Teori Kedaulatan

Dalam pemahaman secara normatif, demokrasi merupakan suatu secara ideal yang hendak dilakukan atau diselenggarakan oleh “ pemerintah dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat”. Ungkapan semacam ini biasanya diterjemahkan ke dalam konstitusi pada masing-masing negara misalnya dalam Undang-Undang Dasar 1945. Disamping secara Normatif, ada juga pemahaman demokrasi secara empiris, yaitu bagaimana kita melihat makna demokrasi itu dalam perwujudannya dalam kehidupan politik Menurut sejarah dikenal lima teori kedaulatan yaitu kedaulatan Tuhan, kedaulatan Raja, kedaulatan Negara, kedaulatan hukum dan kedaulatan rakyat.

a. Teori kedaulatan Tuhan

Diantara lima teori kedaulatan tersebut diatas, yang paling tua menurut sejarahnya ialah teori kedaulatan Tuhan. Pada abad pertengahan, antara abad V sampai XV, teori ini mulai berkembang. Teori ini dalam perkembangannya mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan agama baru yang muncul 11 Pendapat Joseph Schumpeter, lihat Mohtar Masoed. Negara, Capital, dan Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003, hal.15 12 Pendapat Affan Gaffar, lihat Anthonius sitepu, op.Cit hal. 9 Universitas Sumatera Utara saat itu yaitu agama Kristen, yang selanjutnya disusun dalam suatu organisasi keagamaan, yaitu gereja, yang dipimpin oleh seorang paus sebagai kepala. Pada waktu itu ada dua organisasi kekuasaan yang diperintah oleh raja, dan organisaasi kekuasaan gereja dikepalai oleh seorang Paus, karena pada waktu itu organisasi gereja tersebut mempunyai alat-alat perlengkapan organisasi negara. Perkembangan selanjutnya dapat dicatat, bahwa agama baru ini mendapat tantangan hebat. Karena agama baru ini dianggap bertentangan dengan kepercayaan yang dianut pada waktu itu yaitu menyembah dewa-dewa atau pantheisme . banyak para pemimpinnya dikejar-kejar, ditangkap, diubuang atau dibunuh, karena dianggap mengancam kedudukan Raja. Akan tetapi karena penganutnya ulet dan tabah , maka agama itu tidak lenyap, melainkan malah tumbuh dan berkembang. “Penganut ajaran kedaulatan Tuhan diantarannya ialah Augustinus, Thomas Aquinas, dan Marsilius”. 13

b. Teori Kedaulatan Raja