berkembang pada negara seperti Malaysia, Netherland, Australia, Prancis, Swedia, dan Rusia.
23
5.4.3 Fungsi Partai Politik
Sistem Multi Partai jika dihubunngkan dengan sistem pemerintahan Parlementer, mempunyai kecenderungan untuk menitikberatkan kekuasaan pada
badan legislatif, sehingga peran badan eksekutif sering lemah dan ragu-ragu. Hal ini di sebabkan karena tidak ada satu partai yang cukup kuat untuk membentuk
pemerintahan sendiri, sehingga pemerintah yang berkuasa harus berinisiatif melakukan koalisi dengan partai lain agar memiliki dukungan di parlemen. Dalam
hal koalisi partai yang bekoalisi harus selalu mengadakan kompromi sebagai mitra dan apabila sewaktu-waktu tidak ada kesepakatan yang tercapai memungkinkan
koalisi dapat pecah kembali. Sehingga semua partai dapat saja memposisikan sebagai koalisi ataupun oposisi tergantung dengan kesepakatan dengan partai
penguasa..
Di dalam setiap negara, pandangan terhadap partai politik sangatlah berbeda. Hal ini tentunya dilihat dari pelaksanaan tugas atau fungsi partai di
masing-masing negara. Partai politik di dalam negara demokrasi cenderung menjalankan fungsinya sebagaimana fungsi asli yaitu jembatan bagi warga
negara untuk terjun dalam pengelolaan kehidupan bernegara serta
memperjuangkan kepentingan di hadapan penguasa. Adapun fungsi partai politik di dalam negara demokrasi antara lain :
23
ibid hal. 419-420
Universitas Sumatera Utara
• Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Di dalam suatu negara yang masyarakatnya majemuk kehilangan aspirasi sangatlah rentan terjadi oleh karenanya perlu di tampung dan di perjuangkan.
Partai politik disini berperan dalam penggabungan agregasi aspirasi masyarakat setelah digabungkan aspirasi kemudian diolah dalam bentuk yang lebih teratur
yang sering disebut sebagai artikulasi kepentingan. Kepentingan-kepentingan inilah yang dirumuskan menjadi usul kebijakan yang diasukkan kedalam program
partai politik. Hal ini tentunya salah satu fungsi komunikasi politik partai. Sedangkan disisi lain Partai politik juga didorong untuk melakukan penyebaran
terhadap informasi-informasi kebijakan pemerintah terhadap masyarakat sehingga partai dapat disebut sebagai jembatan antara pemerintah dan yang
diperintah. Istilah ini kemudian diperkuat oleh Sigmund Neuman yang menjelaskan bahwasanya partai politik merupakan perantara besar yang
menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi-ideolog sosial dengan lembaga pemerintah yang resmi dan mengkaitkan dengan aksi politik didalam masyarakat
politik yang lebih luas.
24
• Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
Sosialisasi diartikan sebagai suatu proses dimana sesorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam
masyarakat dimana ia berada. Di sisi lain menurut M. Rush sosiologi politik diartikan sebagai suatu proses yang melaluinya orang dalam masyarakat tertentu
belajar mengenali sistem politiknya. Proses ini sedikit banyaknya menentukan persepsi dan reaksi mereka terhadap fenomena politik. Dalam menjalankan fungsi
24
Meriam Budiharjo, Ibid. Hal 406
Universitas Sumatera Utara
sosialisasi politik, partai politik menjadi penghubung yang mensosialisasikan nilai-nilai politik generasi yang satu ke ke generasi lainnya. Hal ini tentunya
dilakukan partai politik dengan berbagai cara seperti melalui media massa, ceramah-ceramah, penerangan, kursus kader, penataran atau sebagainya.
Disamping menjadi jembatan dalam melakukan pendidikan politik, partai politik juga dituntut melakukan fungsi untuk mendidik anggota-angotanya untuk
menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai warga negara dan menempatkan kepentingan sendiri dibawah kepentingan nasional.
• Sebagai Sarana Rekrutmen Politik
Berkaitan dengan fungsi ini partai politik dituntut untuk melakukan seleksi untuk merekrut kader-kader yang kompeten sebagai calon pemimpin baik
pemimpin nasional maupun pemimpin partai. Setiap partai yang memiliki kader- kader yang berkualitas tentunya akan mendapat kesempatan yang lebih besar
untuk mengembangkan diri. Rekrutmen partai politik menjamin kontinuitas dan kelestarian partai,
sekaligus merupakan salah satu cara untuk menjaring dan melatih calon-calon pemimpin.
• Sebagai Sarana Pengatur Konflik
Setiap negara pasti memiliki potensi konflik. Hal ini dikarenakan didalam setiap negara pasti memiliki masyarakat yang memiliki banyak perbedaan-
perbedaan baik dari segi etnis, sosial ekonomi ataupun agama. Oleh karenanya disini partai politik diperlukan untuk membantu mengatasi atau sekurang-
kurangnya dapat diatur sedemikian rupa sehingga akibat negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin.
Universitas Sumatera Utara
Elite-elite partai politik berperan untuk menumbuhkan pengertian diantara mereka yang berkonflik serta meyakinkan pendukungnya. Menurut Lijphart
perbedaan-perbedaan atau perpecahan di tingkat massa dapat diatasi oleh kerjasama-kerjasama oleh elite-elite politik. Oleh karenanya peran partai politik
tentunya dapat mencegah terjadinya konflik-konflik yang terjadi di masyarakat.
5.5 Legislatif 5.5.1 Teori Perwakilan Politik