1.3 Kedudukan Presiden
Setelah dilakukannya amandemen dalam tubuh Undang-Undang Dasar 1945, kedudukan seorang Presiden dalam suatu pemerintahan mengalami banyak
perubahan. Menurut pasal 4 ayat 2 pasca amanedemen bahwa seorang Presiden dibantu oleh seorang Menteri dalam melakukan kewajibannya. Dalam hal ini
Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung sebagaimana yang ditentukan Pasal 6A ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 pasca amandemen.
Didalam Undang-Undang Dasar 1945 di jelaskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan program kerja
yang telah disampaikan kepada rakyat. Dengan demikian seorang Presiden bertanggung jawab langsung kepada rakyat atas tugas dan kewajibannya. Oleh
karenanya rakyat dapat secara langsung menilai berhasil atau tidakkah seorang Presiden berdasarkan hasil kerjanya.
Selain itu dalam praktek kenegaraan Presiden biasanaya dibantu oleh menteri-menteri negara yang diwujudkan melaui pembentukan kabinet. Hal ini
kemudian tertuang dalam pasal 17 Undang-Undang Dasar yang mengatakan bahwa Presiden berwenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri.
Berdasarkan ketentuan ini, maka Presiden memiliki otoritas yang tinggi untuk menentukan siapa yang akan menduduki jabatan menteri. Dalam proses penentuan
jabatan menteri biasanya bergantung pada kontribusi masing-masing paratai terhadap proses pencalon dan pemungutan suara terhadap Presiden terpilih. Oleh
karenanya profesionalisme calon menteri dapat dikalahkan oleh kepentingan partai untuk memperoleh jabatan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Pasal 6A dan pasal 17 ayat 2 cukup jelas dinyatakan, bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat serta menteri diangkat
dan diberhentikan oleh seorang Presiden. Jika kita coba hubungkan dengan sistem pemerintahan indonesia maka sudah semestinya kita menganut sistem Presidensial
agar sejalan dengan isi pasal diatas dimana sistem presidensial antara lain menyebutkan bahwa Presiden bersifat tunggal sebagai kepala negara, tidak adanya
saling menjatuhkan antara DPR dan Presiden, masa jabatan bersifat tiddak pasti, tidak dapat dberhentikan kecuali melanggar suatu konstitusi, bertanggung jawab
kepada rakyat serta dipilih oleh rakyat secara langsung.
1.4 Pemilihan Presiden Langsung