Kekuasaan Administratif Presiden Kekuasaan Legislatif Kekuasaan Yudikatif Kekuasaan Militer

1.2. Kekuasaan, Wewenang dan Tugas Presiden

Kedudukan, kekuasaan, wewenang dan tugas Presiden dalam negara demokrasi modern diatur secara rinci dialam Undang-Undang Dasar. Rincian kewenangan Presiden tersebut dimaksudkan untuk membatasi kekuasaan Presiden agar tidak menyimpang. Dala sistem Presidensiil, Presiden mempunyai fungsi ganda yaitu sebgai Kepala Pemerintahan dan sebagai Kepala Negara. Presiden sebagai Kepala Pemerintahan diatur dalam pasal 4 Undang- Undang Dasar 1945 baik sebelum atau sesudah amandemen. Kedudukan Presiden sebagai Kepala Negara ditemukan dalam penjelasan UUD 1945 terutama dalam Pasal 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 37

1.2.1 Kekuasaan Presiden Sebagai Kepala Eksekutif

Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif mempunyai tugas melaksanakan undang-undang akan tetapin selain tugas melaksanakan undang- undang Presiden juga memiliki berbagai kekuasaan dan wewenang dalam rangka mencapai tujuan negara. Dalam hal ini Suny Ismail mengemukakan bahwa kekuasaan umum ekskutif adalah berasal dari Undang-Undang Dasar yang anatara lain :

a. Kekuasaan Administratif Presiden

Penyelenggaraan kekuasaan eksekutif dapat dibedakan antara kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat umum dan pemerintahan yang bersifat khusus. Presiden sebagai kekuasaaan peyelenggaraan pemerintahan bersifat umum adalah kekuasaan menyelenggarakan administrasi negara. 37 Lihat UUD setelah amandemen. Universitas Sumatera Utara Sedangkan kekuasaaan Peyelenggaraan negara yang bersifat khusus adalah penyelenggaraan tugas dan wewenang pemerintahan.

b. Kekuasaan Legislatif

Selain bertugas menjalankan undang-undang seorang Presiden juga memiliki wewenang dalam bidang legislatif hal ini terlihat dengan adanya Pembentukan undang-undang oleh Presiden, Penetapan Peraturan pemerintah PP, Penetapan Peraturan undang-undang perpu

c. Kekuasaan Yudikatif

Kekuasaan Presiden bidang yudikatif merupakan kekuasaan Presiden dalam memberikan grasi, abolisi, amnesti dan rehabilitasi. Kekuasaan ini sering juga disebut dengan kekuasaan Preogratif seorang Presiden. Pasca amandemen UUD 1945 ketentuan pemberian grasi, amnesti, abolisi dan rehailitasi mengalami perubahan yang diatur dalam pasal 14 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi : 1. Presiden memberi grasi amnesti dan rehabilitasi dengan memperhatikan Mahkamah Agung 2. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Dengan adanya persyaratan bahwa Presiden harus memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung dan Dewan Perwakilan Rakyat dalam pemberian grasi, rehabilitasi, amnesti dan abolisi maka proses check and balances dalam penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan baik Universitas Sumatera Utara

d. Kekuasaan Militer

Sebagaimana yang tertera dalam Pasal 10 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Presiden memegang kekuasaan tertinggi terhadap Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angakatan Udara. Dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945 menentukan bahwa Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara sebagaimana ditentukan dalam pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945. Pasca amandemen Undang-Undang Dasar 1945 ketentuan pasal 11 dirubah menjadi tiga ayat, yakni ayat 1 yaitu Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakayat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.

e. Kekuasaan Diplomatik