Teori Kedaulatan Rakyat Teori dan Konsep Kekuasaan

Pendapat Struycken ini dibantah oleh Kranenburg dengan mengatakan anatara lain Krabbie tidak mengatakan bahwa rasa hukum atau kesadaran hukum dari setiap orang itu adalah sama. Dalam hubungan ini Struycken sendiri hanya menyatakan kesadaran hukum itu tidak dapat dijadikan sebagai sumber hukum, karena di dalam jiwa manusia tidak hanya bergerak kesadaran hukum saja, dan masih banyak hal-hal yang menggerakkan jiwa manusia.

e. Teori Kedaulatan Rakyat

Pencetusnya ialah J.J Rousseau. Teori ini menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi dalam negara ialah rakyat. Teori kedaulatan rakyat juga di ikuti oleh Imanuel Kant. Dapat dicatat yang dimaksud rakyat oleh Rousseau, bukanlah penjumlahan daripada individu-individu., dan mempunyai kehendak, kehendak mana diperolehnya dari individu-individu melalui perjanjian masyarakat, yang oleh Rousseau kehendak tadi disebut kehendak umum atau volonte generale, yang diangga mencerminkan kemauan atau kehendak umum. Sebaliknya kalau kehendak tersebut dari individu-individu didalam negara tanpa melalui perjanjian masyarakat, maka kehendak yang ada padanya bukanlah kehendak umum.

5.3 Teori dan Konsep Kekuasaan

Dalam sebuah negara gagasan tentang pemisahan kekuasaan sangat diasumsikan sebaga suatu cara untuk menjadikan negara tidak berpusat pada satu tangan monarkhi melainkan harus memiliki batasan-batasan kewenangan. Dalam hal ini Jhon Locke mengemukakan gagasan tentang teori yang memisahkan kekuasaan dari tiap-tiap negara kedalam tiga bagian Antara lain 16 1. Kekuasaan Legislatif, yakni kekuasaan untuk membuat undang-undang. : 16 Moh. Mahfud MD, Dasar dan struktur ketatanegaraan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, hal. 72 Universitas Sumatera Utara 2. Kekuasaan eksekutif, yakni kekuasaan untuk melaksanakan undang- undang. 3. Kekuasaan Federatif, yakni kekuasaan mengadakan perserikatan dan aliansi serta segala tindakan dengan semua orang dan badan-badan luar negeri. Menurut John Locke, ketiga kekuasaan ini harus dipisahkan satu dari yang lainnya 17 1. Kekuasaan Legislatif dilaksanakan oleh suatu badan perwakilan rakyat parlemen . Menurut Montesquieu dalam suatu pemerintahan negara, ketiga jenis kekuasaan itu harus terpisah, baik mengenai fungsi tugas maupun mengenai alat kelengkapan organ yang melaksanakan : 2. Kekuasaan eksekutif, dilakasanakan oleh pemerintah presiden atau raja dengan bantuan menteri-menteri atau cabinet 3. Kekuasaan Yudikatif, dilaksanakan oleh badan peradilan Mahkamah Agung dan pengadilan dibawahnya Isi ajaran Montesquieu ini adalah mengenai pemisahan kekuasaan the Separation of Power yang dikenal dengan Istilah Trias Politica istilah yang diberikan oleh Imanuel Kant. Keharusan pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga jenis itu adalah agar tindakan sewenang-wenang oleh raja dapat dihindarkan. Istilah Trias Politica berasa dari kata Yunani yang artinya “ Politik Tiga Serangkai”, Menurut ajaran trias Politica dalam setiap pemerintahan negara harus ada tiga jenis kekuasaan yang tidak dapat dipegang oleh satu tangan saja, 17 C.S.T Kansil dan Cristine S.T Kansil, Sistem pemerintahan Indonesia, Jakarta: Bumi aksara, 2003, hal. 8 Universitas Sumatera Utara melainkan kekuasaan itu harus terpisah. 18 Ajaran Trias Politica ini nyata-nyata bertentangan dengan kekuasaan yang marak terjadi pada zaman feodalisme pada abad pertengahan. Pada jaman itu yang memegang kekuasaan dalam negara ialah seorang Raja, yang membuat sendiri undang-undang, menjalankan dan menghukum segala pelanggaran atas undang-undang yang dibuat dan dijalankan oleh raja tersebut. Setelah pecah revolusi perancis pada tahun 1789, barulah paham tentang kekuasaan yang bertumpuk di tangan raja menjadi lenyap. Dan ketika itu pula timbul gagasan baru mengenai pemisahan kekuasaan yang dipelopori oleh Montesqiueu. 19 Prof Jennings membedakan antara pemisahan kekuasaan dalam arti materil dan pemisahan dalam arti formal. Adapun yang dimaksudkan dengan kekuasaan dalam arti materil ialah pemisahan kekuasaan dalam arti pembagian kekuasaan itu dipertahankan dengan tegas dalam tugas kenegaraan yang dengan jelas memperlihatkan adanya pemisahan kekuasaan itu kepada tiga bagian: yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan pemisahan kekuasaan dalam arti formal ialah pembagian kekuasaan itu tidak dipertahankan dengan jelas. Pemisahan ketiga kekuasaan harus jelas satu sama lain, baik mengenai tugas dan fungsi, maupun mengenai alat perlengkapan atau sebagai organ penyelenggara negara. Montesqiueu menegaskan, bahwa kemerdekaan individu terhadap tindakan sewenang-wenang pihak penguasa akan terjamin apabila ketiga kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudisil diadakan pemisahan yang jelas satu sama lain. 20 18 ibid, Hal. 8-9 19 C.S.T Kansil, Op.Cit, hal. 10-11 20 Pendapat Jennings, ibid, hal. 14 Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Ismail Suny S.H.,M.C.L. dalam bukunya yang berjudul Pergeseran Eksekutif mengambil kesimpulan dalam arti materil itu sepantasnya disebut separation of power Pemisahan kekuasaan sedangkan yang dalam arti formal sebaiknya disebut Division of power. Amerika dianggap sebagai negara yang pertama menerapkan ajaran pemisahan kekuasaan trias politica misalnya Presiden Amerika Serikat yang tidak dapat membubarkan kongres. Sebaliknya kongres tidak dapat menjatuhkan presiden selama jabatan empat tahun. Selain itu para Hakim Agung Amerika Serikat, sekali diangkat oleh Presiden, selama berkelakuan baik, memegang jabatan seumur hidup atau sampai waktunya mengundurkan diri secara sukarela, sebab Mahkamah Agung Amerika Serikat mempunyai kedudukan yang bebas. Badan Yudisiil tertinggi atau “ Mahkamah Agung Amerika Serikat bertanggung jawab untuk menafsirkan undang-undang, mempunyai hak uji materiil atau judicial review atas undang-undang terhadap konstitusi, meskipun hak ini hanya merupakan konvensi ketatanegaraan, tidak tertulis di dalam konstitusi. Berbeda dengan Inggris, perdana menteri dapat membimbing Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden Amerika Serikat tidak dapat membimbing Kongres. Presiden dan para menteri tidak boleh merangkap anggota kongres. Sebaliknya Perdana menteri dan kebanyakan Menteri di Inggris berasal dari Majelis rendah dan turut dalam perdebatan majelis itu. Perdana menteri mengetuai kabinet yang terdiri dari teman separtai dan sekaligus memberi bimbingan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dalam menyelenggarakan tugasnya sehari-hari misalnya dalam soal menentukan prioritas pembahasan. Oleh karenanya sebagaimana negara-negara yang menganut sistem Presidensil dalam pemerintahan Negara, Indonesia telah menempatkan presiden Universitas Sumatera Utara dalam fungsi Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan di Negara Republik Indonesia yang memiliki kekuasaan yakni sebagai berikut 21 1 Kekuasaannya Legislatif Pasal 5 dan Pasal 7 ayat 2 : 2 Kekuasaannya Administratif Pasal 15 dan Pasal 17 ayat 2 3 Kekuasaannya Eksekutif Pasal 4 ayat 1 4 Kekuasaannya Militer Pasal 10, 11 dan 12 5 Kekuasaannya Yudikatif Pasal 14 6 Kekuasaannya Diplomatik Pasal 13 Secara lebih terperinci, dapatlah dikemukakan bahwa Presiden Republik Indonesia berdasarkan Undang – undang dasar 1945 mempunyai kekuasaan. 1 Menjalankan undang – undang 2 Mengangkat dan memberhentikan menteri – menteri 3 Membentuk undang – undang bersama – sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat. 4 Membentuk Peraturan Pemerintah pengganti undang – undang. 5 Menetapkan Peraturan Pemerintah pengganti undang – undang. 6 Mengajukan RAPBN. 7 Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Perang Republik Indonesia. 8 Menetapkan perang dengan persetujuan DPR. 9 Menerima duta dari Negara lain. 10Memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi. 11Memberi gelar dan tanda jasa 21 UUD 1945 pasca amandemen Universitas Sumatera Utara 12Mengangkat duta dan konsulat. Relasi antara legistatif DPR dan eksekutif Presiden dalam hal pembuatan Undang – undang, tertuang dalam Pasal 20 ayat 2 UUD 1945 yang telah diamandemen, berbunyi : Setiap rancangan undang – undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. 5.4 Partai Politik 5.4.1 Pengertian Partai Politik