Dalam Pasal 6A dan pasal 17 ayat 2 cukup jelas dinyatakan, bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat serta menteri diangkat
dan diberhentikan oleh seorang Presiden. Jika kita coba hubungkan dengan sistem pemerintahan indonesia maka sudah semestinya kita menganut sistem Presidensial
agar sejalan dengan isi pasal diatas dimana sistem presidensial antara lain menyebutkan bahwa Presiden bersifat tunggal sebagai kepala negara, tidak adanya
saling menjatuhkan antara DPR dan Presiden, masa jabatan bersifat tiddak pasti, tidak dapat dberhentikan kecuali melanggar suatu konstitusi, bertanggung jawab
kepada rakyat serta dipilih oleh rakyat secara langsung.
1.4 Pemilihan Presiden Langsung
Pengisian jabatan Presiden dan Wakil Presiden dilakukan melalui pemilihan dalam dua sistem yang berbeda. Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden sebelum amandemen ditentukan MPR dengan suara terbanyak sebagaimana yang ditentukan pasal 6 ayat 1 Sebelum Amandemen. Sedangkan
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsug pasca amandemen UUD 1945 pada prinsipnya dipilih langsung oleh rakayat sebagaimana yang diatur
dalam pasal 6A ayat 1 yang menentukan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung oleh rakayat.
Pasca amandemen Undang- Undang Dasar 1945, Indonesia menganut sistem pemilihan Presiden secara langsung oleh rakyat. Pemilihan presiden secara
langsung adalah konskuensi logis dari sitem pemerintahan Presidensiil yang dianut oleh Indonesia. Pemilihan Presiden secara langsung mengandung makna
substansial antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Penciptaan ekuilibrium keseimbangan legitimasi sekaligus check and
balances antar lembaga legislatif dan ekskeutif 2.
Pertanggungjawaban Presiden terpilih secara langsung kepada konstituen pemilihnya direct responsible to the people yang
diharapkan mampu menciptakan kondisi yang diperlukan bagi pemrintahan yang legitimate.
3. Penyelenggaraan pemerintahan yang stabil karena kontrol dan
legitimasi.
39
Selanjutnya dalam langkah pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Terhadap Presiden sesuai dengan ketentuan pasal 7B Undang-Undang Dasar 1945
dituliskan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden merupakan dua lembaga yang tidak dapat saling menjatuhkan. Walaupun Presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagaimana yang dituliskan oleh Undang-Undang Dasar Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat mengambil keputusan sendiri dalam
menjatuhkan seorang Presiden melainkan mengajukan kepada Mahkamah Konstitusi untuk mengadili, memriksa dan memutuskan pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat. Oleh karenanya kekuasaan tertinggi negara balik lagi kepada konstitusi diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi.
39
Leo agustino, Pemilihan Presiden secara langsung untuk Indonesia, Analisis CSIS. Tahun XXXI2003, No.2, Hal. 248
Universitas Sumatera Utara
2.Lembaga Legislatif Pasca Reformasi 2.1 Sejarah Berkembangnya Lembaga Legislatif di Indonesia
Dalam perkembangan lembaga legislatif di Indonesia, Parlemen telah menjadi instrumen penting dalam penyelenggarann demokrasi dan merupakan
pengejawatan prinsip kedaulatan rakyat dalam bentuk perwakilan. konsep demokrasi ini menempatkan partisipasi sebagai intinya, yang berarti menghendaki
ikut sertanya masyarakat dalam pembuatan kebijakan dalam pemerinthan. Pembuatan kebijakan hukum merupakan tindakan politik sehingga dalam proses
Rencana Undang-Undang terjadi tiga proses pelaksanaan fungsi sistem politik yaitu fungsi input, fungsi pengolahan dan fungsi output. Oleh karena itu, dinamika
dalam parlemen sangat dipengaruhi oleh kepentingan dan kekuatan-kekuatan politik yang bersaing di dalamnya.
Sejarah terbentuknya lembaga legislatif sendiri di awali ketika masa penjajahan Belanda, yang dinamakan Volksraad pada tahun 1918 dibentuk
sebagai dampak dari gerakan nasional serta perubuhan yang mendasar di seluruh dunia dengan selesainya Perang Dunia I 1914-1918. Pada awalnya Jumlah
anggotaVolksraad sendiri berjumlah 38 orang, ditambah seorang ketua dari seorang belanda yang ditunjuk oleh pemerintah Indonesia kemudian pada tahun
1931 mengalami perubahan dengan mayoritas anggota pribumi yang berjumlah 60 orang dimana Fraksi nasional pimpinan Husni Thamrin. Volksraad sebagai jalan
untuk mencapai cita-cita Indonesia merdeka. Sesuai dengan perkembanan politik di Indonesia perubahan sedikit demi sedikit terjadi di lembaga ini. Perubahan
yang signifikan terjadi pada saat aturan pokok kolonial Belanda di Indonesia yaitu
Universitas Sumatera Utara
RR Regeling Reglement menjadi IS indische Staatsregeling. Perubahan ini membawa pengaruh pada komposisi dan tugas-tugas Volksraad.
40
40
AM Fatwa, Menjalankan Reformasi Membangun Kembali Demokrasi Jejak Langkah Perlemen Di Indonesia Periode 1999-2004, hal.6-7
Pada periode sistem politik demokrasi parlementer 1945-1950 terdapat beberapa badan
legislatif yang secara bergantian melaksanakan tugasnya. Pertama adalah 16 Oktober 1945 sampai dengan 15 Februari 1950 yaitu pada waktu Komite
Nasional Indonesia Pusat KNIP berkarya sejak awal kemerdekaan sampai dengan terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat DPR dan senat Republik
Indonesia Serikat. Sejak tanggal 16 Oktober 1945, terjadi perubahan mendesak dalam kedudukannya KNIP. Dalam sidang KNIP 15 Oktober 1945 diusulkan agar
tugas dan keudukan KNIP, usulan tersebut ternyata direspon oleh pemerintah dan wakil persiden dalam hal ini Moh. Hatta mengeluarkan sebuah Maklumat
Pemerintah No. X tanggal 16 Oktober 1945. Dan salah satu butir maklumat tersebut berbunyi “sebelum terbentuk MPR, DPR dan DPA maka KNIP diserahi
tugas atau kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN”. Pada masa pemerintahan Soeharto diadakan sebuah pemilu dimana
komposisi terdiri dari tujuh partai politik yang terdiri dari Partai Katolik, Partai Syarikat Islam Indonesia, Partai Nahdatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia,
Partai Kristen Indonesia, Partai Nasionalis Indonesia, Partai Islam Perti dan Golongan Karya. Setelah pemilu 1971 sampai dngan pemilu 1997 hanya diikuti
oleh dua partai politik dan Golongan karya. Adapun rincian anggota DPR berdasarkan hasil pemilu pada tahun 1971 dapat dilihat melalui tabel 2.1 dibawah
ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Komposisi Anggota DPR pada masa pemerintahan Orde Baru Pemilu 1971
Nama Partai Politik Jumlah Wakil Di DPR
Partai Golongan Karya Pembangunan 227 melalui Pemilihan Umum, 25
diangkat, dan 9 anggota mewakili Irian Jaya
Partai Nadhatul Ulama 58 anggota
Partai Muslim Indonesia 24 anggota
Partai Nasional Indonesia 20 anggota
Partai Syarikat Islam Indonesia 10 anggota
Partai Kristen Indonesia 7 anggota
Partai Katolik 3 anggota
Partai Islam Perti 2 anggota
Fraksi ABRI 75 anggota seluruhnya
diangkat Sumber : Diolah dari Meriam Budiharjo, Dasar- dasar Ilmu Politik, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008 hal 338 Setelah pemilu 1971, pelaksanaan pemilu secara periodik dan teratur mulai
terlaksana. Pemilu III diselenggarakan 6 tahun setelah pemilu 1971 yakni tahun 1977 setelah itu pemilu selalu terjadwal sekali dalam lima tahun. namun
perbedaannya dengan pemilu-pemilu sebelumnya adalah bahwa sejak pemilu 1977 pesertanya jauh lebih sedikit, dua partai politik dan satu golongan karya. Ini
terjadi setelah pemerintahan dan DPR berusaha menyederhanakan jumlah Partai Politik dengan membuat UU No. 3 Tahun 1975. Dari beberapa kali pelaksanaan
pemilu di Indonesia sejak 1971, 1977, 1982, 1992 ada semacam fluktuasi,
Universitas Sumatera Utara
pergeseran dan perubahan terutama sejak tahun 1967-1970 an meskipun tidak kentara dalam sistem politiknya sendiri.
Adapun periodesisasi sejarah perlemen Indonesia dapat dilihat dalam tabel yang terdapat dibawah ini.
Tabel 2.1 Periode Sejarah Parlemen di Indonesia
Periode Nama Parlemen
Jumlah Anggota
Masa Tugas Pra Kemerdekaan
Volksraad 1918-1942
Kemerdekaan 1.
Komite Nasional Pusat
60 29081945-
16101945 2. Badan Pekerja
Komite Nasional Pusat BPKNP
103 17101945-
14121945 Pasca
Kemerdekaan 1.DPR dan Senat
RIS 146+32
15021950- 16081950
2.DPR Sementara 16081950-
26031956 Pemilu I
1. DPR RI terdiri dari DPR dan
Konstiuante 272 DPR
542 Konstituante
26031956- 22071959
2. DPR Dekrit Presiden
262 22071959-
26071960 3. DPR Gotong
Royong 283
26061960- 15111965
4. DPR Gotong Royong
minus PKI Semua
Diangkat 15111965-
19111965
5. DPR Gotong Royong Orde
baru 414
19111965- 28101971
Universitas Sumatera Utara
Pemilu II 1971 DPR RI
360 dipilih+100
diangkat 28101971-
30091977
Pemilu III 1977
Pemilu IV 1982
Pemilu V 1987
Pemilu VI 1992
Pemilu VII 1997
Pemilu VIII 1999
Pemilu IX 2004 Pemilu X 2009
DPR RI
DPR RI
DPR RI
DPR RI
DPR RI
DPR RI
DPR RI DPR RI
360+100 Diangkat
360+100 Diangkat
400+100 Diangkat
400+100 Dipilih
400+100 Diangkat
462 dipilih+38
diangkat 550 dipilih
550 dipilih 1101977-30091982
1101982-30091987
1101987-30091992
1101992-30091997
1101997-30091999
101999-30092004
1102004- 2009 1102009-2014
Sumber : Diolah dari A.M.Fatwa, Melanjutkan Reformasi Membangun Demokrasi, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2004 Hal. 5
Setelah reformasi maka sususunan dan kedudukan legislatif diatur dengan undang-undang. Anggota MRP dan DPR perode 1999-2004 merupakan produk
reformasi yang mayoritas anggotanya dipilih melalui pemilihan umu. Susunan MPR dan DPR sudah mulai mencerminkan prinsip kedaulatan rakyat walupun
belum sepenuhnya karena masih ada ang melalui pengangkatan. Ketentuan Pasal 19 ayat 1 dan 2 mengharuskan rektrutmen anggota DPR harus melalui pemilihan
umum.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Fungsi, Tugas dan Wewenang DPR