Alat Peraga Dan Laboratorium

mendukung dalam bentuk material. Jumlah gedung SMP Yayasan KAVRI dari tahun 1964-1990 adalah sebagai berikut: 19 1. Ruang teori kelas a. Kelas 1 : 3 Kelas b. Kelas 2 : 2 Kelas c. Kelas 3 : 2 Kelas 2. Ruang LapIPA : Belum ada 3. Kantor Kepsek : 1 4. Kantor Tata Usaha : 1 5. Kantor Guru : 1 6. Perpustakaam : 1 Jumlah Ruangan : 11 Ruangan Dilihat dari jumlah gedung sekolah masih kurang memadai dalam melayani kebutuhan siswa dan staf Yayasan SMP KAVRI. Hal ini dapat dilihat yaitu ruang Laboratorium untuk pelajaran IPA, hal ini menjadi kendala bagi seorang guru untuk mengenalkan sebuah permasalahan yang terkait dengan laboratorium. Begitu juga siswa tidak dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru karena tidak melihat dan mempraktekkan apa yang diajarkan oleh guru.

4.1.2 Alat Peraga Dan Laboratorium

19 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP KAVRI: Siang Ginting, tanggal 11 November 2011 Di Kecamatan STM Hilir desa Talun Kenas. Universitas Sumatera Utara Pada hakikatnya kegiatan belajar-mengajar adalah suatu proses komunikasi penyampaian pesan. Proses komunikasi harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian tukar-menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Pesan atau informasi yang dimaksud termasuk dalam salah satu sumber belajar yang membantu memecahkan masalah belajar. Jadi, dapat dikatakan bahwa penyampaian pesan atau proses komunikasi yang dilaksanakan sebagaimana mestinya dapat membantu memecahkan masalah belajar. Guru yang mengharapkan proses dan hasil pembelajaran supaya efektif, efisien, dan berkualitas, semestinya memperhatikan faktor media instruksional yang keberadaannya memiliki peranan sangat penting. Media instruksional merupakan integral-part bagian menyeluruh dari proses komunikasi instruksional belajar- mengajar dan bertumpu pada tujuan pendidikan. Agar media instruksional yang digunakan dapat dimanfaatkan hingga mencapai tujuan yang ingin dicapai, maka perlu diketahui pengertian media instruksional. Alat pendukung dalam pembelajaran yang digunakan oleg guru dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan seharusnya mempunyai alat peraga. Fungsi alat peraga ini adalah untuk mempermudah untuk memahami setiap permasalahan yang diajarkan pada setiap mata pelajaran. Alat peraga yang disediakan oleh yayasan SMP KAVRI Talun Kenas masih sangat minim. Berdasarkan pengakuan dari seorang alumni angkatan tahun 1964 yaitu 20 20 Wawancara dengan alumni angkatan I tahun 1964: Makmur Ginting. Tgl 15 Nopember 2011 di desa Pancu Batu. Makmur Ginting, pada waktu belajar guru hanya menyampaikan teori tanpa adanya Universitas Sumatera Utara pengenalan suatu alat tentang mata pelajari yang di sampaikan oleh guru. Kekurangan alat peraga untuk membatu siswa agar mudah memahami mata pelajaran merupakan suatu kendala bagi mereka untuk mengikuti proses belajar. Contoh seorang guru yang mengajarkan mata pelajaran ilmu ukur, alat yang berkaitan dengan ilmu ukur tidak ada, sehingga siswa hanya membayangkan dan meraba alat-alat apa yang dimaksud seorang guru. Guru hanya bisa menggambar dan menjelaskan sistem penggunaan sesuai dengan tentang alat yang dibutuhkan dengan mata pelajaran. Ketidak lengkapan alat peraga untuk membantu guru dalam menerangkan suatu masalah dalam pelajaran yang disampaikan kepada siswa berlangsung cukup lama yaitu selama 10 tahun yaitu sampai pada tahun 1974. Laboratorium juga mempunyai arti yang sangat penting dalam media pembalajaran. Laboratoriun 21 • Sebagai tempat dilakukannya percobaan dapat digunakan untuk membantu siswa memahami bahkan menguji teori-teori yang disampaikan guru di dalam kelas. Fungsi dari laboratorium bagi siswa adalah: Fungsi semua laboratorium bagi siswa adalah antara lain : Alat-alat laboratorium dan bahan-bahan praktikum tidak mungkin semuanya diletakkan dalam kelas, oleh karena itu percobaan dilakukan di dalam laboratorium. • Sebagai tempat penunjang kegiatan kelas 21 Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui media praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya kegiatan pembalajaran di laboratorium, mahasiswa dapat mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam percobaan secara langsung dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada. • Sebagai tempat display pameran Laboratorium juga dapat digunakan sebagai tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah dilakukan, agar memberi gambaran lebih bagi mahasiswa dan dapat memotivasi untuk penelitian atau percobaan yang lebih baik. • Sebagai tempat koleksi sejumlah spesis langka Dengan adanya koleksi sejumlah spesis memudahkan mahasiswa mengamati secara langsung spesis yang mungkin sulit untuk menemukannya. • Sebagai museum kecil Hasil-hasil penelitian dan sejumlah spesis langka di kumpulkan dan diklasifikasikan, sehingga laboratorium dapat digunakan sebagai museum kecil. Adapun tujuan proses pembelajaran di laboratorium bagi siswa yaitu : • Teliti dalam pengamatan dan cermat dalam pencatatan pada saat pengamatan • Mampu menafsirkan hasil percobaan untuk memperoleh penemuan dan dapat memecahkan masalah • Mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan • Terampil menggunakan alat-alat laboratorium • Tumbuh sikap positif terhadap kegiatan praktikum Universitas Sumatera Utara Dilihat dari fungsi dan tujuan laboratorium, seluruh siswa yang tamat dari SMP KAVRI tidak pernah merasakan bagaimana melakukan kegiatan dengan menggunakan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan tujuan pendidikan. Misalkan ketika guru menerangkan kepada siswa bahwa bakteri hanya dapat dilihat dengan mikroscop lensa pembesar, maka jika ada laboratorium dapat membuktikan dan mengamati bagaimana bentuk dari bakteri yang diterangkan oleh guru. Dengan adanya laboratorium ini siswa akan aktif dalam pembuktian setiap pelajaran yang di samapaikan oleh gurunya. Dari tahun 1964 sampai dengan 1990 laboratorium tidak ada di sekolah SMP KAVRI Talun Kenas. Akibatnya siswa tidak penah mengenal apa fungsi laboratorium dalam pembelajaran. 22 22 Wawancara dengan alumni Makmur Ginting angkatan 1964, Halimah angkatan 1983, Sadakata Ginting angkatan 1988, Tanggal 19 oktober 2011 di Desa Talun Kenas. Tidak adanya laboratorium menyebabkan siswa sekolah ini tidak paham apa yang disampaikan oleh gurunya sehingga mereka merasa tertinggal jauh dengan sekolah lain. Akibatnya siswa yang lulus dari sekolah ini tidak pernah melihat dan menggunakan laboratorium untuk menunjang mata pelajaran yang di terima dari setiap guru bidang studinya.

4.1.3 Alat Pembelajaran