Dilihat dari fungsi dan tujuan laboratorium, seluruh siswa yang tamat dari SMP KAVRI tidak pernah merasakan bagaimana melakukan kegiatan dengan
menggunakan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan tujuan pendidikan. Misalkan ketika guru menerangkan kepada siswa bahwa bakteri hanya dapat
dilihat dengan mikroscop lensa pembesar, maka jika ada laboratorium dapat membuktikan dan mengamati bagaimana bentuk dari bakteri yang diterangkan oleh
guru. Dengan adanya laboratorium ini siswa akan aktif dalam pembuktian setiap pelajaran yang di samapaikan oleh gurunya.
Dari tahun 1964 sampai dengan 1990 laboratorium tidak ada di sekolah SMP KAVRI Talun Kenas. Akibatnya siswa tidak penah mengenal apa fungsi
laboratorium dalam pembelajaran.
22
22
Wawancara dengan alumni Makmur Ginting angkatan 1964, Halimah angkatan 1983, Sadakata Ginting angkatan 1988, Tanggal 19 oktober 2011 di Desa Talun Kenas.
Tidak adanya laboratorium menyebabkan siswa sekolah ini tidak paham apa yang disampaikan oleh gurunya sehingga mereka
merasa tertinggal jauh dengan sekolah lain. Akibatnya siswa yang lulus dari sekolah ini tidak pernah melihat dan menggunakan laboratorium untuk menunjang mata
pelajaran yang di terima dari setiap guru bidang studinya.
4.1.3 Alat Pembelajaran
Alat pembelajaran merupakan bagian yang sangat terpenting bagi siswa sebagai sumber pengetahuan. Alat pembelajaran yang dimaksud disini adalah seperti
buku-buku pelajaran yang dipergunakan oleh siswa sebagai pedoman dalam memahami pelajaran disekolah.
Universitas Sumatera Utara
Buku pelajaran yang dipergunakan oleh siswa SMP KAVRI pada awalanya sangat minim, hal ini karena ketidak mampuan ekonomi orang tua untuk membeli
buku yang dibutuhkan oleh anaknya. Dalam proses belajar mengajar yang mempunyai buku adalah guru, siswa mencatat apa yang disampaikan guru.
Keterbatasan kelengkapan buku ini membuat siswa kewalahan dalam memperluas ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.
23
Kesulitan yang dialami oleh siswa akibat kekurangan buku-buku sebagai pegangan adalah bagaimana cara siswa untuk mendapatkan sumber pengetahuan
Sedangkan pada tahun 1964-1969 buku tulis yang dipergunakan siswa masih minim, bahkan siswa hanya mempunyai 1 buku tulis untuk semua mata
pelajaran. Akan tetapi siswa tidak ada lagi yang menggunakan lei dan gereb sebagai alat tulisnya, alat tulis seperti ini dimana setelah siswa siap menulis langsung
dihapus dan ditulis kembali. Siswa mempunyai buku pelajaran mulai pada tahun 1970, akan tetapi tidak
semua siswa secara merata mempunyai buku. Hal ini disebabkan oleh ekonomi orang tuanya yang berbeda-beda, yang terpenting bagi orang tua anaknya tidak buta
huruf. Buku-buku yang digunakan pada tiap tahunnya sangat berbeda karena pergantian kurikulum yang diatur oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan dalam mengikuti perkembangan IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Perubahan kurikulum ini mengakibatkan siswa tidak dapat memenuhi
buku-buku yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
23
Wawancara dengan alumni angkatan I yaitu tahun 1964: Makmur Ginting. Tgl 11 Oktober 2011 di Desa Pancur Batu
Universitas Sumatera Utara
dalam mengerjakan Pekerjaan Rumah PR yang diberikan oleh guru, setiap PR yang diberikan oleh guru banyak tidak tuntas dikerjakan oleh siswa.
4.2. SISWA