Pengaruh Inflasi Terhadap Beta Saham

penelitian ini hubungan suku bunga SBI terhadap risiko negatif karena para investor memandang semakin rendah tingkat suku bunga akan semakin mendorong mereka untuk melakukan investasi. Hal ini dikarenakan biaya penggunaan dana semakin kecil sehingga tingkat keuntungan yang diharapkan semakin besar dan risiko yang dihadapi semakin besar. Kondisi ini sesuai dengan teori investasi “High Return, High Risk”. Return dan risiko berjalan searah. Penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika tingkat suku bunga tinggi maka akan mengakibatkan harga saham turun dan risiko investasi menjadi menurun. Sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah. maka akan mengakibatkan harga saham naik dan risiko investasi menjadi meningkat.

4.7.2.8 Pengaruh Inflasi Terhadap Beta Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan Inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Beta Saham dengan nilai signifikansi 0.326421 0,05. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan maupun penurunan Inflasi tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Beta Saham perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel Inflasi memiliki pengaruh yang positif terhadap Beta Saham yang artinya bahwa setiap kenaikan Inflasi sebesar 1 akan meningkatkan Beta Saham sebesar 1,013549. Tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan risiko investasi beta saham juga meningkat. Peningkatan inflasi yang terjadi akan menyebabkan harga faktor produksi meningkat dan penurunan tingkat profitabilitas perusahaan sehingga risiko perusahaan semakin besar. Disisi lain tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan investasi di pasar modal menjadi kurang menguntungkan karena tingkat bunga di tabungan dan deposito lebih Universitas Sumatera Utara menguntungkan, hal ini mengakibatkan risiko berinvestasi saham menjadi lebih besar. Hal ini membuktikan kebenaran teori Arbitrage Pricing Theory yang mengatakan bahwa inflasi sebagai salah satu faktor ekonomi makro berpengaruh terhadap beta saham. 4.7.2.9 Pengaruh Nilai Tukar Kurs Terhadap Beta Saham Hasil penelitian ini menunjukkan Nilai Tukar Kurs berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Beta Saham dengan nilai signifikansi 0.326421 0,05. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan maupun penurunan Nilai Tukar Kurs tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Beta Saham perusahaan.Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel Nilai Tukar Kurs memiliki pengaruh yang positif terhadap Beta Saham yang artinya bahwa setiap kenaikan Nilai Tukar Kurs sebesar 1 akan meningkatkan Beta Saham sebesar 1,013549. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan lim 2013 yang menemukan bahwa nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap risiko investasi. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Rahardian dan Heri 2014, yang menemukan bahwa nilai tukar rupiah mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap risiko investasi. ini memberikan fenomena dimana hanya terjadi volatilitas nilai tukar yang tidak signifikan pada periode penelitian, hasil dari penelitian memiliki nilai koefisien negatif antara kurs valas dengan risiko investasi saham menunjukkan bahwa semakin tinggi kurs valas maka semakin kecil risiko. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan tentang pengaruh Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio DER, Current Ratio, Earning Variability, Return on Equity ROE, Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Kurs pengaruh terhadap beta saham, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio DER, Current Ratio , Earning Variability, Return on Equity ROE, Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Kurs berpengaruh terhadap beta saham. 2. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial bahwa: 1. Dividend Payout Ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap beta saham. 2. Asset Growth berpengaruh positif tidak signifikan terhadap beta saham. 3. Debt to Equity Ratio DER berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap beta saham. 4. Current Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap beta saham. 5. Earning Variability berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap beta saham. 6. Return on Equity ROE berpengaruh negatif signifikan terhadap beta saham. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia

0 33 99

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS (BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011.

0 0 106

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP BETA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA INDEKS KOMPAS 100.

0 1 151

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP RISIKO SISTEMATIS PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA INDEKS KOMPAS 100 DI BEI.

0 0 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

2 2 9

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

0 0 2

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

0 0 12

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

0 0 25

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

0 0 4

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS (BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011

0 0 21