pengembalian di masa mendatang yang lebih baik dari pada mengonsumsi di masa sekarang.
Pengembalian yang diharapkan akan didapat oleh investor adalah pengembalian yang rasional, dimana investor mengharapkan pengembalian atas
investasi yang dilakukannya atas dasar perkiraan risko yang bersedia ditanggung. Pemilihan alternatif investasi yang baik adalah dengan memilih investasi dengan
memilih tingkat pengembaian tertinggi dari berbagai pilihan investasi pada risiko yang sama, atau memilih investasi yang mempunyai tingkat pengembalian yang
sama pada risiko yang terkecil.
2.1.2 Risiko
Dalam parktik investasi yang riil,semua jenis investasi mengandung unsur ketidakpastian. Ketidakpastian inilah yang menjadi dasar adanya risiko dalam
investasi. Demikian pula pada instrumen investasi saham di pasar modal. Semua keputusan investasi merupakan pengalokasian sumber daya dengan cara rasional
untuk memperoleh hasil di masa mendatang. Oleh karena itu hasil di masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian maka investasi akan selalu
mengandung risiko. Dalam investasi risiko tidak dapat dipisahkan dengan hasil atau expected return. Expected return yang tinggi selalu memiliki risiko yang tinggi pula
demikian demikian pula sebaliknya. Menurut Jones 2007:142 “Risk was defined as the chance that the actual
outcome from an investment will differ from the expected return“. Menurut Gumnati 2011:50 definisi risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian yang
Universitas Sumatera Utara
akan dialami investor atau ketidakpastian atas return yang akan diterima dimasa mendatang.
Dari definisi –definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang
dilakukannya. Dalam keadaan semacam inilah dapat dikatakan investor menghadapi risiko. Yang dapat dilakukan investor adalah memperkirakan berapa
keuntungan yang diharapkan dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang. Penyebaran nilai dari tingkat hasil yang
diharapkan atau expected return inilah yang disebut sebagai risiko. Risiko dalam berinvestasi saham tidaklah sama antara saham yang satu
dengan saham yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan yang khas antar perusahaan dan perbedaan tingkat sensitivitas harga pasar saham secara
keseluruhan di pasar menyimpang dari yang diharapkan yaitu menyimpang lebih besar maupun lebih kecil.
Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi, deposito, dan
tabungan. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang diharapkan dari investasi pada saham bersifat tidak pasti yakni pendapatan saham terdiri dari dividen dan capital
gain. Kesanggupan suatu perusahaan untuk membayar deviden ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sedangkan capital gain
ditentukan oleh fluktuasi harga saham. Kondisi pasar saham yang mana dipengaruhi oleh faktor makro diluar
pasar yang berubah-ubah menciptakan terjadinya peluang ketidakpastian. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan para investor terkadang mendapatkan return yang berbeda dari yang diharapkan. Menurut Sartono 2012:5, di pasar saham terjadi pergerakan-
pergerakan harga saham yang tidak mengikuti suatu pola tertentu atau yang disebut random walk, dimana harga berubah tidak menentu dan dapat naik atau turun setiap
harinya tanpa dipengaruhi oleh harga saham di hari sebelumnya sehingga tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan perubahan harga dimasa yang akan
datang. Dengan volatillitas return saham yang berfluktuasi tersebut baik return saham individual ataupun return saham secara keseluruhan di pasar modal,
seorang investor dapat mengetahui berapa besar risiko yang akan ditanggungnya yang berbanding lurus dengan tingkat risiko yang diharapkan. Risiko akan semakin
tinggi apabila terjadi penyimpangan yang semakin besar terhadap return yang diharapkan.
Menurut Tandelilin 2010:103 Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain:
1. Risiko suku bunga
Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, cateris
paribus. Artinya jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, cateris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga turun, harga saham
. 2.
Risiko Pasar Fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas
Universitas Sumatera Utara
Fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan
oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. 3.
Risiko Inflasi Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah
diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi juga bisa disebut risiko daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tambahan
premium inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya. 4.
Risiko Bisnis Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri disebut sebagai
risiko bisnis. Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada industri tekstil, akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri.
5. Risiko Financial
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi utang yang digunakan
perusahaan, semakin besar risiko financial yang dihadapi perusahaan. 6.
Risiko Likuiditas Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan
perusahaan bisa diperdagangkan , semakin likuid sekuritas tersebut,demikian sebaliknya. Semakin tidak likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko
likuiditas yang dihadapi perusahaan 7.
Risiko Nilai Tukar Mata Uang
Universitas Sumatera Utara
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik negara perusahaan tersebut dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini juga
dikenal sebagai risiko mata uang currency risk atau risiko nilai tukar exchange rate risk.
8. Risiko Negara Country Risk
Risiko ini disebut juga risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi diluar
negri,stabilitas politik dan ekonomi di negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi
Menurut Halim 2005:43 dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-
faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah dan
sebagainya. Risko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan. Risiko ini juga disebut risiko yang tidak dapat
didiversifikasi undiversifiable risk
.
b. Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau
industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham yang lain. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham
memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar.
Universitas Sumatera Utara
Misalnya faktor struktur modal, struktur asset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan dan sebagainya. Risiko ini juga disebut risiko yang dapat
didiversifikasi diversifiable risk.
Deviasi Standar Risiko total
Risiko tidak sistematik
Risiko Sistematis Jumlah Sekuritas Gambar 2.1 Bagan Risiko
Risiko sistematis dan risiko tidak sistematis dijumlahkan disebut sebagai risiko total dan menjadi dasar pertimbangan manajer investasi dalam mengambil
keputusan investasi. Hasil keputusan investasi yang baik adalah investasi yang tingkat pengembalian yang diharapkan besar rate of return dengan tingkat
risiko yang dapat diminimalisasi sekecil mungkin. Namun demikian, menurut Husnan 2009:162 dalam investasi pada suatu portofolio, karena ada sebagian
risiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi unsystematic risk, maka ukuran risiko sekarang bukan lagi deviasi standar risiko total, tetapi hanya
risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi systematic risk. Menurut Samsul 2006:356 investor dapat dikategorikan menjadi 3 tipe,
berdasarkan kesediaannya menanggung risiko investasi, yaitu: 1. Risk seeker, yaitu tipe investor yang berani mengambil risiko
2. Risk averter, yaitu tipe investor yang takut atau enggan menanggung risiko
Universitas Sumatera Utara
3. Risk indifference, yaitu tipe investor yang berani menanggung risiko yang sebanding dengan return yang akan diperolehnya.
2.1.3 Beta Saham