2.1.5. Faktor Fundamental Perusahaan yang Mempengaruhi Beta Saham
Menurut Jogiyanto 2010:126 analisis fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, dimana
proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan company analysis.
2.1.5.1 Dividend Payout Ratio
Menurut Gitman 2012:570 “Dividend payout ratio indicates the
percentage of each dollar earned that is distributed to the owners in the form of cash, it is calculated by dividing the firm’s cash dividend pershare by its earning
per share. Menurut Keown, et, al 2005:607 “Dividend ratio is the amount of dividends relative to the company’s net income or earning per share”. Menurut
Warner R Murhadi 2013 :65 Dividend payout ratio merupakan rasio yang menggambarkan besarnya proporsi dividen yang dibagikan terhadap pendapatan
bersih perusahaan. Dari beberapa pengertian mengenai Dividend Payout Ratio diatas maka dapat disimpulkan bahwa Dividend Payout Ratio sebagai rasio yang
mengukur persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi
pemegang saham. Lintner 1956 dalam Jogiyanto 2010:389 memberikan alasan rasional
bahwa perusahaan-perusahaan enggan untuk menurunkan dividen. Jika perusahaan memotong deviden, maka akan dianggap sebagai sinyal yang buruk karena
dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung Dividend Payout-nya lebih kecil, dengan
maksud bahwa nanti tidak perlu mengurangi dividen jika laba yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
turun. Bagi perusahaan yang berisiko tinggi, probabilitas saat mengalami laba yang menurun adalah tinggi. Dari hasil pemikiran ini, maka dapat disimpulkan adanya
hubungan yang negatif antara risiko dan Dividend Payout Ratio, yaitu risiko tinggi, Dividend Payout rendah.
2.1.5.2 Asset Growth
Asset Growth merupakan tingkat pertumbuhan total aktiva suatu perusahaan pada setiap periode tertentu. Tingkat pertumbuhan asset yang cepat
menunjukkan bahwa perusahaan sedang melakukan ekspansi. Apabila ekspansi ini mengalami kegagalan maka akan meningkatkan beban perusahaan untuk
menutup pengembalian biaya ekspansi yang pada akhirnya akan menyebabkan nilai perusahaan itu menjadi kurang prospektif. Apabila kurang prospektif maka
menyebabkan para investor menjual sahamnya di perusahaan tersebut karena minat dan harapan para pemodal turun. Hal ini menyebabkan perubahan return saham
yang besar yang berakibat pada beta saham perusahaan yang besar.
2.1.5.3 Debt to Equity Ratio