39 Data-data teknis proyek
Nama proyek : Rumah susun
Lokasi : Jl. Seruwei, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan
Labuhan, Medan Sumatera Utara. Sifat proyek
: Fiktif Sumber dana
: Swasta dan Subsidi dari Pemerintah Luas area
: KDB
: 60 KLB
: 30
2.5 Studi Banding Proyek Sejenis a. Rusunawa Muka Kuning, Batam.
Muka Kuning adalah kawasan industri di kepulauan Riau yang lebih tepatnya berada di Batam. Dikawasan tersebut berdiri pabrik pabrik elektronika yang hampir
semua merupakan merk ternama di Indonesia maupun mancanegara Rusunawa Muka Kuning di Sei Beduk, Batam merupakan bangunan twinblock
menara kembar dengan kamar sebanyak 78 unit untuk menampung sedikitnya 321 orang pekerja.
Rusunawa Muka Kuning berada di Kawasan Industri Kabil di Kota Batam yang dibangun oleh PT Jamsostek persero. Rusunawa tersebut dibangun untuk memenuhi
kebutuhan sekitar 1.512 pekerja peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek. Rusunawa Muka Kuning, Batam merupakan Rusunawa dengan pengelolaan
terbaik di Indonesia. Rusunawa Muka Kuning terdiri dari 12 twinblok.
Gambar 2.9 Site Plan Rusunawa Muka Kuning, Batam.
40
b. Rusun Kemayoran, Jakarta.
Nama Kemayoran, bagi penduduk yang sudah lama tinggal di Jakarta tentu tidak asing lagi karena dahulu di kampung Kemayoran terdapat perkumpulan kesenian
keroncong yang seialu mengisi acara hiburan di Radio Republik Indonesia RRl Jakarta.
Dahulu kampung Kemayoran wilayahnya meliputi Serdang, Sumur Batu, Utan Panjang, Kebon Kosong, Kepu, Gang Sampi, Pasar Nangka dan Bungur. Di sini
terdapat kali buatan hasil sodetan dari kali Ciliwung, memanjang dari Kwitang mengalir melalui belakang Gran Hotel, Senen, Adilihung, Pasar Nangka dan terus masuk
Kemayoran. Kegunaannya pada waktu itu ialah untuk mengairi sawah-sawah tetapi sekarang
fungsinya sudah berubah menjadi kali yang bercampur sampah-sarnpah. Adanya pembangunan disegala sektor, kampung Kemayoran akhirnya berubah menjadi ramai
dan padat penduduknya. Tanah-tanah, sawah, maupun tanah berawa tidak ada lagi dan telah menjadi tempat pemukiman dan pertokoan.
Gambar 2.10 Rusunawa Muka Kuning, Batam dari berbagai sisi.
41 Dari sini muncul pemukiman-pemukiman kumuh di sekitar kali Ciliwung. Hal
ini membuat pemerintah dan pemda setempat berinisiatif untuk membuat Rusunawa Kemayoran untuk merelokasi pemukiman kumuh menjadi lebih teratur dan tertata rapi
serta memberikan tempat tinggal yang lebih layak huni. Rusunawa Kemayoran terdiri dari 15 blok.
Gambar 2.11. Site Plan Rusunawa Kemayoran, Jakarta.
Gambar 2.12 Tampak Rusunawa Kemayoran, Jakarta.
42
BAB III ELABORASI TEMA
3.1 Pengertian Tema
Pendekatan tema untuk perancangan bangunan ”Rusunawa Seruwei” adalah melalui pendekatan Arsitektur hijau Green Architecture.
Arsitektur hijau merupakan isu yang sedang berkembang saat ini. Dimana proses konstruksi merupakan salah satu penyebab rusaknya lingkungan. Begitu banyak terjadi bencana
alam, peningkatan suhu dunia, rusaknya lapisan ozon yang penyebabnya termasuk proses konstruksi menjadi pendorong terciptanya penerapan arsitektur hijau dimasyarakat.
Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan
energi. Dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang:
a.
Efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada.
b.
Mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan produktivitas penghuninya,
c.
Mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.
Prinsip Arsitektur hijau atau yang lebih dikenal dengan Green Architecture adalah
bahwa apa yang telah kita ciptakan tidak hanya mengambil dari alam akan tetapi harus dapat dikembalikan lagi ke alam. Segala sesuatu yang telah kita terima dari alam dapat kita berikan
lagi kealam tanpa menimbulkan efek negatif pada alam. Itu merupakan syarat desain yang baik yang dapat menggunakan pembaharuan material. Hijau sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu
yang natural, yang sangat berhubungan dengan alam. Arsitektur hijau adalah suatu gerakan yang dilakukan dalam menerapkan langkah-
langkah yang berusaha semaksimal mungkin tidak merusak alam. Dan Arsitektur hijau adalah upaya untuk tetap melestarikan alam dan lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan
dalam efesiensi energi dan sumber daya alam dalam kegiatan arsitektural untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Ciri-ciri Arsitektur hijau antara lain : ∗ Peka terhadap lingkungan
∗ Konservasi energi mengkonsumsi energi seminimal mungkin ∗ Mengusahakan pencahayaan alami
43
∗ Harmonis dengan lingkungan alam dimana bangunan berdiri ∗ Mengusahakan penghawaan alami
∗ Memakai material daur ulang atau material yang ekologis.
Terdapat 6 prinsip Arsitektur hijau atau Green Architecture yang diterapkan oleh
Brenda dan Robert Vale yang harus menjadi perhatian untuk dapat diterapkan dalam berbagai
aplikasi, yaitu : 1. Konservasi energi
∗ Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi. ∗ Perlindungan sumber daya alam.
∗ Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan study dan rekreasi. ∗ Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan menjadikan limbah sebagai energi
biogas atau pupuk. ∗ Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang
sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek. 2. Bekerja sama dengan iklim
∗ Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam. ∗ Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, hujan, dan air.
∗ Pencahayaan alami pada siang hari. ∗ Penghawaan alami.
3. Meminimalisasi sumber-sumber daya baru ∗ Penggunaan material daur ulang.
∗ Penggunaan material yang dapat diperbaharui. ∗ Merancang bangunan dari sisa bangunan sebelumnya.
∗ Penggunaan material yang ramah lingkungan.
4. Menghargai pemakai ∗ Arsitektur hijau menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus
diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan pennggunanya namun selaras dengan prinsip Arsitektyr hijau yang lainnya.
Misalnya : daripada menggunakan AC untuk kenyamanan pengguna, sebaiknya menggunakan penghawaan alami untuk menyejukkan ruangan dengan ventilasi silang.
Daripada menggunakan terlalu banyak energi untuk penerapan lampu pada siang hari agar pengguna tetap nyaman beraktifitas dalam bangunan prinsip Arsitektur hijau atau
Green Architecture menerapkan pencahayaan alami. 5. Menghargai site
44
∗ Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut dan fill site dalam pembangunan di tapak.
Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki udara. ∗ Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt ”Seorang harus menyentuh bumi
secara ringan” yang ia kutip dari kata-kata orang Aborigin. Kata-kata ini meliputi interaksi bangunan dan sitenya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
penerapan Arsitektur hijau. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energi, menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya.
6. Holistik ∗ Seluruh prinsip-prinsip Arsitektur hijau digabungkan dalam suatu pendekatan holistik
pada lingkungan yang dibangun.
Heinz Frick 1999 memberikan empat kriteria arah pembangunan secara Green
Architecture atau Arsitektur hijau, yaitu : 1. Pembangunan berwawasan lingkungan menurut adanya proses yang melestarikan
lingkungan alam dan peredarannya, sehingga menghemat energi. 2. Pembangunan biologis baubiologie yang memperhatikan kesehatan penghuni dan
menganggap rumah sebagai kulit ketiga manusia. 3. Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa manusia, rasa dan karsa, serta
susunan organisme manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman kesadaran. 4. Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak pada fungsi pembentukan
dan kesenian.
Masih menurut Heinz Frick 1997 pola perencanaan Arsitektur hijau selalu
memanfaatkan alam, sebagai berikut : 1. Penyesuaian pada lingkungan alam sekitar.
2. Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energi.
3. Memelihara sumber lingkungan udara, tanah, air. 4. Memelihara dan memperbaiki peredaran alam.
5. Mengurangi ketergantungan pada system pusat energi dan limbah. 6. Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan
perumahan. 7. Tempat kerja dan pemukiman terdekat.
45
8. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-hari. 9. Pengguna teknologi sederhana.
10. Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin.
11. Kulit dinding dan atap sebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari dari sinar panas, angin, dan hujan.
12. Bangunan sebaiknya diarahkan beorientasi timur barat dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan.
13. Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas, dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim dan ruang dalamnya.
14. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
15. Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah dan memanfaatkan angin untuk membuat ruangan menjadi lebih
sejuk.
Arsitektur hijau yang merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup didalam proses desain. Arsitektur hijau muncul sebagai
suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang semakin rusak akibat pembangunan yang tidak memperhatikan faktor-faktor lingkungan.
Arsitektur hijau memiliki tujuan untuk menghasilkan suatu bangunan yang bersahabat dengan lingkungannya dengan tingkat efesiensi yang lebih tinggi. Hal ini dapat dicapai melalui
penerapan konsep Arsitektur hijau itu sendiri. Contohnya seperti dengan penghematan energi, memperbanyak area hijau, dan pendaurulangan air.
3.2 Latar Belakang Pemilihan Tema