45
8. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-hari. 9. Pengguna teknologi sederhana.
10. Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin.
11. Kulit dinding dan atap sebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari dari sinar panas, angin, dan hujan.
12. Bangunan sebaiknya diarahkan beorientasi timur barat dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan.
13. Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas, dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim dan ruang dalamnya.
14. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
15. Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah dan memanfaatkan angin untuk membuat ruangan menjadi lebih
sejuk.
Arsitektur hijau yang merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup didalam proses desain. Arsitektur hijau muncul sebagai
suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang semakin rusak akibat pembangunan yang tidak memperhatikan faktor-faktor lingkungan.
Arsitektur hijau memiliki tujuan untuk menghasilkan suatu bangunan yang bersahabat dengan lingkungannya dengan tingkat efesiensi yang lebih tinggi. Hal ini dapat dicapai melalui
penerapan konsep Arsitektur hijau itu sendiri. Contohnya seperti dengan penghematan energi, memperbanyak area hijau, dan pendaurulangan air.
3.2 Latar Belakang Pemilihan Tema
Hampir seluruh negara di dunia ini menghadapi masalah lingkungan hidup yang telah tercemar. Hal ini dapat disimpulkan melalui isu-isu pemanasan global global warming yang
beredar. Isu ini akan menjadi masalah yang sangat besar jika tidak ditanggulangi dengan penyelesaian yang cermat.
Di beberapa negara maju telah dikeluarkan berbagai peraturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup seperti pembangunan kawasan yang harus ramah lingkungan. Salah satu
pemecahan solusi lingkungan tercemar banyak dikembangkan konsep-konsep kota yang hijau.
46
Konsep Arsitektur hijau sudah selayaknya dapat diterapkan di Indonesia. Mengingat intensitas pembangunan yang sangat besar dan kerusakan lingkungan yang semakin parah yang
diakibatkan oleh pembangunan.
3.3 Tujuan Pemilihan Tema
Dengan menerapkan tema ini pada rancangan, berarti mengadakan cara yang spesifik untuk mengurangi penggunaan energi dan material, mengurangi polusi, menjaga habitat,
menjaga ekosistem, lingkungan, dan mendidik masyarakat, kesehatan dan keindahan. Rancangan yang ekologis mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga
lingkungan, dan mengurangi dampak terhadap lingkungna dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia. Rancangan ekologis adalah rancangan yang teliti dan penuh pertimbangan
yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan manusia. Mengingat fungsi bangunan adalah rumah, tempat dimana kita tinggal, maka penerapan
tema Arsitektur hijau adalah tepat, karena tema ini akan memberikan efesiensi penggunaan energi yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuni. Selain itu dapat juga untuk:
∗ Menjaga dan melestarikan lingkungan, ∗ Menghemat penggunaan energi, dengan mencari atau memikirkan sumber energi lain.
∗ Termotivasi untuk turut menjaga alam.
3.4 Penerapan Konsep Arsitektur Hijau pada Bangunan
Penerapan tema Arsitektur hijau pada bangunan yang dirancang dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut :
∗ Mewujudkan suatu kawasan dengan perbandingan antara luas hijau dengan lahan terbangun yang sesuai
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.06PRTM2007 tanggal 16 Maret 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
dijelaskan bahwa perbandingan antara lahan hijau dengan lahan terbangun adalah 40 : 60 . Hal tersebut tercantum dalam KDH Koefisien Daerah Hijau yaiitu angka
persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung diperuntukkan bagi pertamananpenghijauan dan luas tanah perpetakandaerah
perencanaan yang dikuasai. Dengan perencanaan sedemikian, diharapkan kualitas udara dan lingkungan yang
47
tercipta akan asri dan sehat bagi pengguna bangunan. Selain itu, jumlah air yang kembali ke tanah akan lebih banyak.
∗ Mengembangkan tata vegetasi yang baik
Tata vegetasi suatu kawasan juga sangat mempengaruhi kondisi lingkungan bangunan yang terdapat pada kawasan tersebut. Dengan adanya tata vegetasi yang baik
diharapkan dapat memperbaiki iklim mikro dan mengurangi polusi udara terutama pada bangunan tempat manusia beraktivitas. Dengan adanya tata vegetasi yang baik dapat
mengurangi emisi gas karbondioksida yang akan mengurangi dampak pemanasan global.
∗ Mengembangkan bangunan hijau
Dalam konsep Green Building terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: • Terintegrasi dengan alam,
• Memperhatikan ekosistem lokal dengan perencanaan jangka panjang • Produk dari tindakan manusia dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan baik
fisik maupun sosial • Memenuhi kriteria LEED Leadership in Energy and Environtmental Design
• Menyelamatkan energi sekaligus memenuhi kebutuhan.
∗ Melakukan proses Recycle, Reuse, dan Reduce untuk air dan limbah
Untuk mewujudkan konsep green architecture perlu dilakukan proses pendaurulangan dan pemanfaatan kembali air dan limbah. Air yang di pakai pada
bangunan akan didaur ulang kembali melalui proses water treatment dan di pakai kembali sehingga kita tidak perlu menggunakan air bersih dalam jumlah yang banyak. Begitu juga
dengan limbah. Air limbah hasil buangan bangunan dapat ditreatment kembali dan dipakai untuk keperluan taman. Selain itu juga bisa dilakukan sistem penampungan air
hujan yang kemudian akan digunakan untuk keperluan lanskap. Dalam sebuah proses konstruksi ada 2 tahap yang dilalui yaitu pra konstruksi dan pasca
konstruksi. Sebaiknya dalam 2 tahap ini kita sudah dapat menghemat, baik energi maupun biaya.
Pra Konstruksi :
a.
Pertimbangkan massa bangunan hanya sebagai ruang yang fungsional sehingga tidak boros dan aman secara sosial aman dari gangguan penjahat maupun secara konstruksi lebih
ringan dan ringkas.
b.
Penataan tata ruang dengan lebih banyak penghawaan silang sehingga kelak memimalkan kerja pengkondisi udara atau kipas angin.
48 c.
Penataan ruang dengan pertimbangan pencahayaan alami yang lebih banyak dengan kaca atau glassblock ecara tepat, misalnya menghadap ke arah yang selatan atau timur dan
skylight didalam ruangan.arah hadap jendela, pintu dan fasade lainnya.
d.
Teritisan atap yang lebih panjang sehingga dapat meneduhkan pemakai bangunan dana atap yang lebih tinggi untuk kondensasi panas.
e.
Pemakaian bahan-bahan bangunan yang mudah didapat disekitar lingkungan kita sehingga beban transportasi yang lebih sedikit. banyak yang tidak menyukai pemakaian
kayu sebagai boikot terhadap pembalakan liar kayu di hutan hujan tropis.
f.
Adanya void untuk sirkulasi udara dan cahaya pada bangunan bertingkat.
g.
Pertimbangkan ruang terbuka yang lebih banyak dengan tanpa perkerasan diantara dinding masif bangunan terutama sebagai peresapan air tanah dan efek pemantulan sinar matahari.
h.
Pemakaian jalusi krepyak pada jendela atau pintu seperti halnya dinding yang bernapas dan glassblock untuk dinding.
i.
Tanpa mengurangi kualitas bangunan, pilih struktur yang lebih ringan sehingga beban bangunan lebih sedikit terbebani baik terhadap beban angin maupun gempa, terlebih
volume yang lebih sedikit akan menguragi biaya konstruksi.
j.
Manhole pada gewel pada dinding yang lebih lebar.
k.
Pertimbangkan saluran pemipaan plumbing yang mudah dirawat.
l.
Dengan alasan lebih dekat dengan alam, fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar, semisal ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga pada halaman belakang
atau samping, kamar mandi semi terbuka di taman samping, dapat juga diperlakukan sebaliknya, dengan adanya ruang menerus ke dalam ruang. misalnya ruang tamu atau
ruang keluarga hingga dapur menyatu secara fisik dan visual.
Pasca konstruksi:
a.
Perabotan dan asesoris yang tidak terlalu berlebihan, dapur dan kamar mandi dengan saluran yang senantiasa bersih akan menghemat pengeluaran anda akan listrik dan air.
semisal dapur yang dekat dengan taman, sisa air cucian dapur dapat dipakai untuk menyirami tanaman, sisa bilasan cucian jemuran bisa untuk mencuci kendaraan.
b.
Memberi tumbuhan rambat pada tembok kita sehingga mengurangi panas di dinding.
c.
Memilih warna cat yang tidak gelap pada tembok luar, karena menyerap panas, namun sebaliknya juga tidak memilih warna putih karena dapat menyilaukan.
d.
Tidak menutup semua lahan terbuka dengan perkerasan, sebagai pertimbangan penyerapan air hujan.
e.
Menanam lebih banyak tanaman baik sebagai pohon penedeh, pengurang bising, pengurang debu maupun untuk penghalang terpaan sinar matahari semisal tanaman rambat
49
sebagai jalusi atau tanaman buah dalam pot. irigasi dapat memakai irigasi tetes drip irigation.
f.
Mengganti lampu dan peralatan listrik yang lebih hemat dan berusia lama.
g.
Bila bangunan terdiri dari dua lantai atau lebih, pertimbangkan adanya roof garden.
h.
Perilaku hemat dan pemilihan bahan yang hemat energi seperti lampu led berdaya rendah, saklar thermostat atau yang memakai fotometer, pemakaian bahan pemanas air yang lebih
hemat. Strategi dalam menerapkan konsep green building pada desain bangunan yaitu sebagai
berikut: ∗ Pemanfaatan material yang berkelanjutan,
∗ Keterkaitan dengan ekologi lokal, ∗ Keterkaitan antara transit dengan tempat tinggal, bekerja dan rekreasi,
∗ Efisiensi penggunaan air, ∗ Mengedepankan kondisi lokal, baik secara fisik maupun sosial,
∗ Pendidikan sustainability melalui desain, ∗ Memperkuat keterkaitan dengan alam, dan
∗ Pemakaian kembalirenovasi bangunan Ketahanan bangunan melalui layout yang fleksibel.
Dalam mewujudkan konsep green building pada bangunan dapat dilakukan berbagai cara sebagai berikut :
∗ Membuat atap hijau roof – garden atau green roof Green roof adalah atap bangunan yang ditanami oleh vegetasi atau media tanaman,
dapat berupa taman, tempat rekreasi, ataupun kegiatan lainnya. Green roof membantu mengoptimalkan suhu udara sekitar bangunan dan mengurangi nilai suhu yang akan masuk
ke dalam bangunan. Selain itu green roof juga menjadi media untuk mengembalikan air ke dalam tanah terbangun.
Gambar 3.1. Potongan lapisan green roof
50
∗ Pencahayaan alami dengan menyediakan skylight, bukaan besar pada dinding.
Gambar 3.2. Green roof in School of Art, Design and Media at Nanyang Technological University in
Singapore. Gambar 3.3. Green roof di Bangunan
perpustakaan Downtown Vancouver, BC
Gambar 3.4. Skylight
51
∗ Pengudaraan alami. Ventilasi satu sisi:
Ruangan dengan jendela hanya di satu sisi. Udara dingin akan masuk, dan udara panas
akan keluar dari jendela yang sama. Jenis ventilasi ini adalah jenis yang normal dan
sering diterapkan, tetapi ini hanya berguna untuk kedalaman ruangan tertentu.
Ventilasi satu sisi dengan dua bagian bukaan:
Ventilasi ini lebih efisien dibandingkan dengan ventilasi satu sisi.
Ventilasi silang: Untuk ventilasi silang, jendela terbuka di
dua sisi yang saling berhadapan. Perbedaan tekanan digunakan dengan bangunan
menghadap ke arah angin.
Gambar 3.8. Stack Ventilation Gambar 3.9. Passive Cooling
Gambar 3.5. Ventilasi Satu Sisi
Gambar 3.6. Ventilasi satu sisi dengan dua bagian bukaan
Gambar 3.7. Ventilasi Silang
52
Balok lantai dapat menyerap panas selama siang hari. Pada malam hari, suhu di luar bangunan berubah, pada saat inilah balok lantai mengeluarkan panas yang telah diserap, jadi
pada siang hari, bangunan terasa sejuk. Ini yan g dinamakan passive cooling.
∗ Menggunakan teknologi photovoltaic, dan water filtration.
•
Photovoltaic
Cara Kerja Photovoltaic
Gambar 3.10. Photovoltaic
Gambar 3.11. Diagram 1 kerja panel Photovoltaic
Gambar 3.12. Diagram 2 kerja di dalam panel Photovoltaic
53
• Penyaringan air Water Filtration Sumber air berasal dari air hujan. Air hujan sebelumnya akan ditampung kemudian
disaring dan akan digunakan untuk keperluan penyiraman tanaman, mencuci, penyiraman pada kamar mandi, kolam hias, dan lainnya.
∗ Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan Material yang akan digunakan untuk pembangunan rumah susun ini adalah material
yang ramah lingkungan dan memiliki dampak paling minimal terhadap lingkungan, seperti bambu, cat yang tidak mengandung zat beracun, dan lainnya. yang Material termasuk
material ramah lingkungan adalah material yang tahan lama dan dapat didaur-ulang, material juga dapat berupa material yang member efek positif terhadap lingkungannya, seperti pada
udara, tanah, dan air.
Gambar 3.13. Diagram 3 kerja di dalam panel Photovoltaic
Gambar 3.14. Diagram kerja rainwater harvesting
54
∗ Melakukan penanganan limbah bangunan secara efektif Mengalihkan atau menggunakan kembali air limbah sebelum memasuki saluran limbah
sentral akan meminimalisir beban dari utilitas pengolahan limbah sentral. Sebagai fungsi tambahan, limbah padat yang dihasilkan dapat digunakan langsung pada site sebagai sumber
irigasi yang mengandung nutrisi yang berharga bagi tumbuhan atau sebagai bagian dari fitur desain di dalam tapak yang menarik.
Air yang dialihkan dari saluran limbah, baik graywater maupun blackwater, yang memerlukan penanganan langsung yang berbeda. Graywater adalah air limbah yang
dihasilkan dari penggunaan indoor seperti air cucian, shower, dan sink, dan dapat digunakan kembali dalam penyiraman toilet atau irigasi untuk membantu meminimalkan beban sistem
Gambar 3.15. Material Bambu Gambar 3.16. Material Pekerasan
Gambar 3.17. Bambu yang digunakan diberbagai aplikasi rrumah
55
pengolahan limbah dan untuk mengurangi total konsumsi air. Untuk memanfaatkan graywater, sistem pemipaan ganda harus diinstal untuk memisahkannya dengan blackwater,
yang merupakan air limbah yang dihasilkan dari penyiraman toilet. Blackwater dapat diolah di tempat melalui sistem konvensional ataupun alternatif.
∗ Menggunakan perabot dalam bangunan yang hemat energi dan hemat pemakaian air Seiring teknologi yang berkembang, pada saat ini banyak perabot bangunan yang
menggunakan konsep eco-friendly, dimana konsep ini adalah meminimalkan penggunaan, bahan dan material perabot terhadap lingkungan. Hal ini berarti bahwa perabot eco-friendly
cocok digunakan untuk bangunan dengan tema Green Architecture.
3.5 Studi Banding Tema Sejenis