Studi Banding Tema Sejenis Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan .1 Tata Guna Lahan

55 pengolahan limbah dan untuk mengurangi total konsumsi air. Untuk memanfaatkan graywater, sistem pemipaan ganda harus diinstal untuk memisahkannya dengan blackwater, yang merupakan air limbah yang dihasilkan dari penyiraman toilet. Blackwater dapat diolah di tempat melalui sistem konvensional ataupun alternatif. ∗ Menggunakan perabot dalam bangunan yang hemat energi dan hemat pemakaian air Seiring teknologi yang berkembang, pada saat ini banyak perabot bangunan yang menggunakan konsep eco-friendly, dimana konsep ini adalah meminimalkan penggunaan, bahan dan material perabot terhadap lingkungan. Hal ini berarti bahwa perabot eco-friendly cocok digunakan untuk bangunan dengan tema Green Architecture.

3.5 Studi Banding Tema Sejenis

d. Namba Parks Osaka, Japan. Namba Parks adalah salah satu kompleks bangunan dengan konsep hijau bagi penduduk di Osaka. Terdiri dari 30-floor skyscraper, Taman Tower, dan pusat perbelanjaan dengan delapan lantai bertingkat yang memiliki teras kebun. Ini terdiri dari gedung perkantoran tinggi yang disebut Taman Tower dan pusat perbelanjaan 120 penyewa dengan taman yang berada di atap. Namba Parks dikembangkan oleh Jon Jerde The Kemitraan Jerde. Terdiri dari berbagai macam restoran Jepang, Korea, Italia, dll yang terletak di lantai 6, dan toko-toko yang terletak di lantai 2-5. Ada juga sebuah amphitheater, dan juga sebagai ruang untuk kecil kebun sayur pribadi dan toko-toko. Namba Parks dipahami sebagai sebuah taman besar, intervensi alami dalam kondisi yang padat pada perkotaan Osaka. Selain menyediakan komponen hijau yang sangat sangat jarang terlihat, taman miring dapat menghubungkan ke jalan, sehingga dapat memudahkan bagi orang lewat untuk memasuki bagian dari teras luar. Gambar 3.18. Namba Parks dilihat dari atas Kota Osaka. 56

e. River Frontage Green Building, Uzbekistan.

Ini adalah konsep dari bangunan perumahan yang akan dibangun di Uzbekistan. Dengan konsep bangunan hijau, dan outdoor looks, yang tidak hanya indah di mata, tetapi juga memberikan kualitas tinggi bagi kalangan masyarakat. Selain perumahan, bangunan ini juga akan digunakan sebagai gedung kantor dan spa. Bangunan ramah lingkungan ini dirancang oleh arsitek llewelyn-Davies. Pemandangannya sangat menarik, penuh dengan tampilan hijau. Dengan bentuk geometris hampir seperti labirin, seperti kita menemukan sesuatu selama di dalam gedung dan menciptakan suasana segar. Gambar 3.20. Perspektif Namba Parks Osaka, Japan. Gambar 3.19. Eksterior Namba Parks Osaka, Japan. 57 f. Milan’s Stunning Green Super City, Milan. Adalah sebuah kota super hijau. Pembangunan akan menggunakan prinsip-prinsip bio- arsitektur di samping panel photovoltaic dan pemanas air surya-termal untuk mengurangi penggunaan energi. Dirancang oleh Polis Engineering, Studio Nicoletti, dan Arsitektur Marzorati Studio, Milan Santa Monica akan terdiri lebih dari 2000 apartemen berpusat di sekitar taman 2 juta meter persegi. Kompleks ini akan benar-benar mandiri, menawarkan sekolah, fasilitas olahraga, dan pusat perbelanjaan, mengurangi jarak yang penghuninya tidak akan perlu untuk perjalanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari mereka. Gambar 3.21. River Frontage Green Building, Uzbekistan. Gambar 3.22. Eksterior River Frontage Green Building, Uzbekistan. 58 Vegetasi dirancang secara efesien untuk membantu mengisolasi interior sekaligus memberikan udara segar. Panel fotovoltaik membantu memberi efek teduh matahari dan sekaligus menghasilkan energi, dan pemanas air surya membantu untuk lebih meningkatkan efisiensi. Pembangunan saat ini dijadwalkan untuk konstruksi pada tahun 2013. Gambar 3.23. Tampak Milan’s Stunning Green Super City, Milan. Gambar 3.24. Perapektif Eksterior Milan’s Stunning Green Super City, Milan. 59

BAB IV ANALISA

4.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 4.1.1 Tata Guna Lahan Berikut ini data serta keterangan informasi yang berhubungan dengan site : Gambar 4.1 : Peta Tata Guna Lahan Legenda Penjelasan Gambar Permukiman ∗ Pada daerah ini terdapat permukiman dengan kepadatan sedang dan dengan kepadatan tidak padat. ∗ Rumah pada daerah ini umumnya berlantai 1 dengan GSB 2m sampai dengan 8m. Tabel 4.1 Tata Guna Lahan 60 Hunian Campuran Stasuin KA Labuhan Tempat Ibadah Institusi Pemerintah ∗ Hunian campuran di daerah ini kebanyakan merupakan mixused dengan rumah usaha. ∗ Hunian campuran di daerah ini terdapat di Jl.Bukit Barisan dan Jl. Pasar Lama ∗ Site berada dekat dengan Stasiun KA Labuhan. Stasiun ini hanya dikhususkan untuk pengangkutan bahan bakar minyak dari pertamina ataupun minyak mentah. ∗ Terdapat tempat ibadah berupa mesjid dan vihara pada daerah ini. Mesjid Raya Al-Osmani merupakan mesjid tua yang desainnya merupakan arsitektur melayu. Begitu juga dengan vihara yang terdapat pada kawasan ini merupakan peninggalan sejarah. ∗ Institusi pemerintah juga terdapat pada daerah ini seperti kantor pos Labuhan dan kantor Bulog. 61 Pendidikan Perindustrian Wisma Labuhan Warung kecil ∗ Pada kawasan ada beberapa sekolah. Mulai dari Sekoah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas. ∗ Terdapat SMA Negeri 9 Medan Labuhan pada Jl. Seruwei dan YASPI Labuhan Deli di Jl. Yos Sudarso. ∗ Daerah ini merupakan kawasan industri yang lebih dikenal dengan KIM Kawasan Industri Medan. Terdapat pabrik minyak goring pada daerah ini. ∗ Site berbatasan langsung dengan Wisma Labuhan yang lebih dikenal dengan Rusun Seruwei. ∗ Terdapat beberapa warung kecil di daerah Jl. Seruwei. 62

4.1.2 Analisa Sirkulasi

Gambar 4.2 : Peta Analisa Sirkulasi Legenda Penjelasan Gambar Jl. Yos Sudarso Jl. Seruwei Rel kereta api Tol Balmera ∗ Merupakan arus lalu lintas tinggi dengan jalur dua arah dengan lebar jalan ± 8m. ∗ Merupakan arus lalu lintas rendah dengan jalur dua arah dengan lebar jalan ± 6m. ∗ Merupakan rel kereta menuju Stasiun KA Labuhan. ∗ Merupakan arus lalu lintas sedang dengan jalur dua arah dengan lebar jalan ± 20m. site Tabel 4.2 Analisa Sirkulasi 63

4.1.3 Analisa Pejalan Kaki

Gambar 4.3 : Peta Analisa Pejalan Kaki Tabel 4.3 : Analisa Pejalan Kaki Leganda Penjelasan Gambar Jalur Pejalan Kaki ∗ Pada daerah ini tidak terdapat jalur pedestrian berupa trotoar. ∗ Pada Jl. Yos Sudarso terlihat tidak terdapat trotoar begitu juga dengan Jl. Seruwei. Jl. Yos Sudarso Jl. Seruwei site 64

4.1.4 Analisa View dalam ke luar

Gambar 4.4 : Peta Analisa View dalam ke luar Tabel 4.4 : Analisa View dalam ke luar Leganda Penjelasan Gambar ∗ View pada sudut ini akan terlihat Stasiun KA Labuhan. ∗ Bagus ++ ∗ View pada sudut ini merupakan lahan kosong. Berbatasan langsung dengan site. ∗ Bagus ++ ∗ View pada sudut ini merupakan Tol Balmera dan Lahan kosong ∗ Bagus ++ ∗ View pada sudut ini merupakan Tol Balmera ∗ Bagus ++ site 1 3 2 4 6 5 1 2 3 4 65 ∗ View pada sudut ini merupakan Wisma Labuhan. ∗ Kurang Bagus + ∗ View pada sudut ini merupakan permukiman kumuh. ∗ Kurang Bagus +

4.1.5 Analisa View luar ke dalam

Gambar 4.5 : Peta Analisa View luar ke dalam Tabel 4.5 : Analisa View luar ke dalam Leganda Penjelasan Gambar ∗ View ke dalam site kurang baik, karena nantinya bagian ini merupakan bagian dari belakang bangunan ∗ View ke dalam site baik, karena nantinya bagian ini merupakan bagian dari depan dan samping bangunan. - - site 5 6 66

4.1.6 Analisa Vegetasi

Gambar 4.6 : Peta Analisa Vegetasi Tabel 4.6 : Analisa Vegetasi Leganda Penjelasan Gambar ∗ Pada Jl. Yos Sudarso vegetasi terdapat pada kedua sisi jalan dengan rata-rata merupakan pohon peneduh. ∗ Pada Jl. Seruwei vegetasi berupa rumput dan pohon peneduh terdapat di beberapa titik. ∗ Terdapat taman yang menghubungkan antara Jl.Yos Sudarso dan Jl. Seruwei. site 67

4.1.7 Analisa Matahari

Gambar 4.7 : Peta Analisa Matahari Tabel 4.7 : Analisa Matahari Leganda Penjelasan Gambar ∗ Daerah yang terkena sinar matahari pagi, pada daerah tersebut dimaksimalkan bukaan-bukaan yang lebar agar matahari pagi dapat masuk ke dalam ruangan. ∗ Daerah yang terkena matahari sore, pada daerah tersebut sebaiknya dihindari pemakaian bukaan-bukaan yang lebar agar matahari sore tidak dapat masuk ke dalam ruangan. Jika tidak terhindar lagi, maka pada bukaan-bukaan tersebut, hendaknya di berikan shading atau secondary fasad yang berguna untuk menahan panas matahari yang akan masuk ke dalam ruangan. ∗ Daerah yang terkena sinar matahari siang, tidak terlalu panas. ∗ Daerah yang terkena sinar matahari netral. - - - - site site Matahari pagi Matahari sore 68

4.1.8 Analisa Kebisingan

Gambar 4.8 : Peta Analisa Kebisingan Tabel 4.8 : Analisa View luar ke dalam [[[ Leganda Penjelasan Gambar ∗ Tingkat kebisingan rendah. Karena merupakan lahan kosong. ∗ Tingkat kebisingan sedang. Karena berbatasan dengan Stasiun KA Labuhan dan jalan Tol Balmera. ∗ Tingkat kebisingan tinggi. Karena berbatasan dengan Wisma Labuhan. site 69

4.1.9 Analisa Pencapaian

Gambar 4.9 : Peta Analisa Pencapaian Legenda Penjelasan Gambar Jl. Yos Sudarso Jl. Seruwei Rel kereta api Tol Balmera ∗ Site dapat dicapai dengan melalui Jl. Yos Sudarso yang merupakan jalur utama untuk menuju Site. ∗ Setelah melalui Jl Yos Sudarso pencapaian menuju site dilanjutkan melalui Jl. Seruwei. ∗ Pencapaian menuju site juga dapat dilakukan dengan melaui jalur kereta api namun saat ini hal tersebut belum tersedia karena jalur kereta api hanya difungsikan untuk jalur pengangkutan minyak, bkn penumpang. Namun tidak meutup kemungkinan kedepannya akan tersedia kereta api yang dikhususkan bagi penumpang. ∗ Pencapaian menuju site juga dapat melewati Tol Balmera site Tabel 4.9 : Analisa Pencapaian 70

4.1.10 Analisa Skyline

Gambar 4.10 : Peta Analisa Skyline Tabel 4.10 : Analisa Skyline Legenda Gambar dan Keterangan Skyline pada Jl. Yos Sudarso Skyline pada Jl. Seruwei site 1 2 3 71 Skyline pada Jl. Seruwei 4.2 Analisa Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dan Perhitungan Unit Rusunawa 4.2.1 Analisa Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan Pertambahan jumlah penduduk dilakukan untuk dapat mengetahui pertambahan jumlah penduduk beberapa tahun kedepan untuk dapat memperhitungkan jumlah dari unit rusunawa seruwei. Adapun perhitungannya dilakukan dengan menggunakan rumus Geometric Rate of Growth yaitu : Pt = Po 1+rt Dimana : Pt = Jumlah penduduk pada tahun t Po = Jumlah penduduk pada tahun awal r = Angka pertumbuhan t = Jangka waktu dalam tahun Menurut data yang terdapat pada Badan Pusat Statistik Kota Medan BPS, penduduk Kecamatan Medan Labuhan pada tahun 2008 adalah sebanyak 105.015 jiwa dan pada tahun 2003 sebanyak 99.325 jiwa. Sehingga diketahui : Pt = 105.015 jiwa Po = 99.325 jiwa t = 5 tahun 72 Pt = Po 1+rt Log 1+r = log 105.015 – log 99.325 5 Log 1+r = 5,021 – 4,997 5 Log 1+r = 0,024 5 Log 1+r = 0,0048 1+r = antilog 0,0048 r = 1,011 – 1 r = 0,011 r = 1,1 Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi pertambahan penduduk Kecamatan Medan Labuhan maka didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.11 : Proyeksi Pertambahan Penduduk Dalam melakukan perhitungan unit rusunawa dapat dilakukan dengan beberapa asumsi untuk mendapatkan berapa unit hunian yang akan direncanakan. ∗ Kecamatan Medan Labuhan memiliki 6 kelurahan yaitu kelurahan Besar, Tangkahan, Martubung, Sei Mati, Pekan Labuhan, dan Nelayan Indah. Jumlah keseluruhan penduduk Medan Labuhan pada tahun 2016 diamsusikan dibagi 6 sesuai dengan jumlah kelurahan yang ada maka : Tahun Jumlah penduduk 2009 106.170 2010 107.337 2011 108.517 2012 109.710 2013 110.916 2014 112.136 2015 113.369 2016 114.616 73 114.616 : 6 = 19.103 jiwa Maka diasumsikan setiap kelurahan memiliki jumlah penduduk 19.103 jiwa termasuk kelurahan Sei Mati. ∗ Dari jumlah penduduk 19.103 jiwa diasumsikan 6 akan tinggal di Rusunawa sesuai dengan pertumbuhan ekonomi di kelurahan tersebut. 19.103 jiwa x 6 = 1146 jiwa ∗ Diasumsikan 1 KK berjumlah 4 orang maka : 1146 : 4 = 286,5 digenapkan menjadi 300 unit ∗ Rusun yang direncanakan akan memiliki 2 tipe yaitu tipe 21 dan tipe 36 dengan perbandingan 1 : 4 Tipe 21 15 x 300 = 60 unit Tipe 36 45 x 300 = 240 unit + 300 unit Karena Wisma Labuhan merupakan Rusunawa dengan keseluruhan unit merupakan tipe 21 dengan jumlah keseluruhan 288 unit maka Rusunawa Seruwei hanya akan menyediakan 60 unit untuk tipe 21 dan 240 untuk tipe 36. ∗ Rusunawa Seruwei direncanakan akan memiliki 6 blok yaitu : Tipe 36 = 240 unit Tipe 21 = 60 unit Penzoningan secara vertikal yaitu : Lantai 1 difungsikan sebagai area publik Lantai 2-4 difungsikan sebagai area hunian Roof top difungsikan sebagai area berkebun urban farming 4.3 Analisa Fungsional 4.3.1 Analisa Pengguna dan Aktivitas