4. Deflasi Berganda. Dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antara,
sedangkan nilai tambah yang diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator
untuk perhitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan IHK atau IHPB sesuai cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga
untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponem input terbesar. Kenyataan sangat sulit malakukan deflasi terhadap biaya antara,
disamping karena komponem terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia dengan baik.
2.2.3 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
a Metode langsung. Yaitu metode perhitungan dengan menggunakan data daerah tingkat II secara
terpisah sama sekali dengan data propinsi sehingga hasil perhitungannya memperlihatkan seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh daerah
tersebut. b Metode tidak langsung.
Yaitu dengan cara mengalokir pendapatan propinsi manjadi pendapatan regional dengan memakai berbagai macam indikator peroduksi sebagai alokatornya.
Perhitungan dengan metode langsung dapat dilakukan dengan mempergunakan tiga macam pendekatan yaitu:
1. pendekatan produksi, yaitu bertujuan menghitung nilai tambah barang dan jasa diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan
Universitas Sumatera Utara
biaya antara dari masing-masing total produksi bruto tiap-tiap sektor atau subsektor.
2. pendekatan pendapatan, yaitu nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi
yaitu upah, gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak langsung netto. Dalam sektor pemerintah dan usaha yang sifatnya tidak mencari untung,
surplus usaha tidak diperhitungkan. 3. pendekatan pengeluran, yaitu bertitik tolak pada penggunaan, maka total
suplai dari barang dan jasa digunakan untuk: - Kosumsi rumah tangga.
- Kosumsi pemerintah. - Perubahan stock.
- Pembentukan modal tetap bruto. - Ekspor netto.
- Kosumsi lembaga swasta yang non profit.
2.2.4 Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendapatan perkapita
Dalam bentuk yang lebih spasifik, nilai pendapatan perkapita sebagai indeks untuk menunjukkan perbandingan tingkat kesejahteraan dan jurang tingkat
kesejahteraan dikritik dan perbandingan secara demikian mengabaikan adanya perbedaan dalam hal-hal berikut di antara berbagai negara.
a. Komposisi umur penduduk, di negara berkembang proporsi penduduk di bawah umur dan orang-orang lebih muda akan lebih tinggi di negara maju.
Dengan demikian, perbandingan pendapatan setiap keluarga dikedua golongan negara itu tidalah seburuk seperti yang digambarkan dengan
Universitas Sumatera Utara
membandingkan tingkat pendapatan perkapita mereka. Apabila satu keluarga terdiri dari 6 orang berpendapatan US1000 dan satu keluarga
lain berpendapatan US 500 terdiri dari tiga keluarga, maka besar kemungkinan keluarga yang terdiri dari enam orang tersebut mempunyai
tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Ini disebabkan karena beberapa jenis perbelanjaan seperti pembayaran air dan listrik, perumahan dan
barang-barang lain secara bersama tidak banyak berbeda diantara kedua keluarga tersebut.
b. Distribusi pendapatan masyarakat Di samping tingkat pendapatan, distribusi pendapatan merupakan faktor
penting lainnya yang menentukan keadaan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Faktor ini tidak diperhatikan dalam membandingkan
kesejahteraan masyarakat dan perubahannya dari masa ke masa, jika indeks yang di gunakan pendapatan perkapita.
c. Pola pengeluaran masyarakat Pola pengeluaran masyarakat diberbagai negara kadang-kadang berbeda
dan perbedaan ini menyebabkan dua negara yang sama pendapatan perkapitanya belum tentu menikmati kesejahteraan sama. misalnya dua
orang yang berpendapatan sama, tetapi salah seorang diantaranya harus mengeluarkan biaya pengangkutan yang lebih tiggi untuk bekerja, harus
berpakain lebih rapi dan sebaginya, tidak dapat dikatakan sebagai mencapai tingkat kesejahteraan yang sama tingginya.
d. Komposisi pendapatan nasional
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat dengan pendapatan perkapita yang sama, tingkat kesejahteraannya akan sangat berbeda apabila komposisi produksi
nasionalnya sangat berlainan .suatu masyarakat akan mengecap tingkat kesejahteraan yang lebih rendah dari yang dicerminkan oleh pendapatan
perkapitanya apabila proporsi pendapatan nasional yang berupa pengeluaran untuk pertahanan dan untuk pembentukan modal lebih tiggi
daripada di negara lain yang lebih tinggi pendapatan perkapitanya. e. Perbedaan masa lapang
Ketidaksempurnaan pendapatan perkapita sebagai alat pembanding kesejahteraaan masyarakat bersumber pula dari perbedaan masa lapang
yang dinikmati berbagai masyarakat. dalam hal ini pendapatan perkapita sebagai indeks tingkat kesejahteraan dikritik dengan alasan bahwa dua
masyarakat yang berpendapatan rata- rata sama besarnya, tidak dapat di anggap mempunyai kesejahteraan yang sama apabila masa kerja untuk
memperoleh pendapatan itu berbeda. jadi yang di maksud masa lapang di sini yaitu tingkat kesejahteraan di negara maju dan negara berkembang,
dan ini di gambarkan oleh perbedaan dalam pendapatan perkapita mereka. f. Keadaan pengangguran
Di samping menaikan tingkat pendapatan masyarakat tujuan penting dalam pembangunan ekonomi adalah untuk menciptakan kesempatan kerja
.pambangunan ekonomi yang dilaksanakan bukan saja harus berusaha agar pendapatan bertambah, tetapi harus sanggup juga mengurangi
penganguran yang terdapat di negara berkembang. Tujuan ini hanya akan
Universitas Sumatera Utara
di capai apabila pertambahan kesempatan kerja berkembang lebih cepat dari pertambahan tenaga kerja. menilai kesuksesan usaha pembangunan
berdasarkan kepada data perkembangan pendapatan perkapita tidak akan menunjukan apakah tujuan menciptakan kesempatan kerja sebanyak
seperti yang diharapkan tersebut dapat di capai. Ketidak sempurnaan dari pendapatan per kapita sebagai alat pembanding
alat pembanding tingkat kesejahteraan bersumber pula dari perbedaan masa lapang yang di nikmati berbagai masyarakat. Dalam hal ini pendapatan perkapita
sebagai indeks tingkat kesejahteraan dikritik dengan alasan bahwa dua masyarakat yang berpendapatan rata-rata sama besarnya, tidak dapat dianggap mempunyai
kesejahteraan yang sama apabila masa bekerja untuk memperoleh pendapatan itu berbeda. Pada umumnya orang berpendapat bahwa penduduk negara-negara
berkembang mempunyai lebih banyak masalah lapang dari pada di negara-negara maju. Apabilah masa lapang tersebut di pandang sebagai suatu bentuk
kesejahteraan, maka perbedaan tingkat kesejahteraan diantara negara-negara maju dan negara-negara berkembang adalah lebih kecil dari pada yang di gambarkan
oleh perbedaan dalam pendapatan perkapita mereka.
2.3 Mudharabah 2.3.1 Pengertian Mudharabah