BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka
panjang yang dinyatakan dalam persentase. Dalam rangka mencapai tujuan ini tidak terlepas dari proses yang membutuhkan wawasan pemikiran yang luas,
tenaga, waktu, dan dana. Proses ini berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan dan pada akhirnya pembangunan ini harus dapat dinikmati
oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada umumnya pembangunan nasional di negara-negara baru berkembang
dipusatkan pada pembangunan ekonomi melalui usaha pertumbuhan ekonomi tetapi tidak dapat ditutupi adanya kondisi keterbelakangan masyarakat yang
terlihat dibidang ekonomi, yaitu terdapatnya banyak hal-hal yang merupakan hambatan. Seperti: lingkaran kemiskinan tak berujung pangkal sebab utama
adalah kekurangan serta keterbatasan yang amat parah dalam pendapatan, modal, dan ketrampilan. Kekurangan modal untuk investasi disebabkan tabungan
masyarakat yang rendah, sedangkan produktivitas yang rendah terutama akibat kurangnya ketrampilan dan modal. Dalam hal ini disebabkan karena rendahnya
pendapatan, sehingga sulit untuk mencapai suatu tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami peningkatan secara signifikan. Samuelson,1992: 439
Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari lalu lintas pembayaran uang. Industri perbankan memegang peranan yang sangat strategis
karena dapat dikatakan sebagai urat nadi perekonomian.
1
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini masyarakat banyak menaruh harapan kepada bank untuk menjadi tempat penyimpanan dana yang aman bagi perusahaan, badan-badan
pemerintah dan swasta maupun perorangan. Bank juga diharapkan bisa melakukan kegiatan prekereditan dan berbagai jasa keuangan yang dapat melayani
kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme perekonomian. Dengan memberikan kredit kebeberapa sektor perekonomian bank, diharapkan dapat
melancarkan arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Salah satu sektor yang beperan vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu
negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito.
Kemudian bank juga di kenal sebagai tempat untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu, bank juga dikenal
sebagai tempat menukar uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran. Kashmir,2004:23
Peran perbankan tersebut pada umumnya terbagi atas dua. Pertama Bank sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah.
untuk ini bank menyediakan uang tunai, tabungan dan kartu kredit. Kedua, dengan menerima tabungan atau simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada
pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan
baik perekonomian suatu negara akan meningkat. Di Indonesia terdapat dua jenis bank yang melakukan aktivitas yang
berbeda, yaitu Bank konvensional dengan konsep bunga dan bank Syariah dengan konsep bebas bunga serta bagi hasil. Bagi bank yang berdasarkan prinsip Syariah
Universitas Sumatera Utara
tidak di kenal dengan bunga dalam memberikan jasa simpanan maupun pinjaman. Di bank ini jasa bank yang di berikan disesuaikan dengan hukum Islam. Prinsip
pembiayaan Syariah yang diterapkan oleh bank Syariah adalah salah satunya pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil. Kashmir,2004:25
Seiring dengan perputaran waktu perkembangan bank syariah mengalami booming pada era reformasi yang ditandai dengan perubahan UU No. 7 tahun
1992 menjadi UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum jenis-jenis usaha yang dioperasikan
dan diimplementasikan oleh bank syariah. Wirdyaningsi ,2005. Menurut Antonio 2001 terdapat perbedaan mendasar antara bank
konvensional dengan bank syariah. Pertama, dari segi akad dan aspek legalitas akad yang dilakukan bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukrawi
karena akad yang di lakukan berdasarkan hukum islam. Jika terjadi perselisihan antara nasabah dengan bank, maka bank Syariah dapat merujuk kepada UU No.3
tahun 2006 yang memberikan kewenangan kepada Pengadilan Agama untuk menangani perkara perbankan Syariah yang penyelesaiannya berdasarkan hukum
islam. Kedua, Stuktur organisasi bank Syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, tapi unsur yang membedakan adalah keharusan
adanya dewan pengawas syariah yang bertugas mengawasi operasional bank dan produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Ketiga, bisnis dan usaha yang
dibiayai yaitu bisnis dan usaha yang dilakukan tidak lepas dari saringan syariah. Keempat,
lingkungan kerja dan corporate culture: dalam hal etika sifat amanah dan shiddiq melandasi setiap karyawan sehingga tercipta profesionalisme yang
berdasarkan islam.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan bank Syariah di Indonesia sekarang ini cukup berkembang pesat dalam dunis bisnis perbankan, namun dengan seiringnya perkembangan dan
pertumbuhan perbankan syariah ini, bentuk perbankan lain juga berkembang pesat di tengan-tengah masyarakat. Hadirnya Bank Prekreditan Rakyat Syariah BPRS
merupakan sebuah lembaga perbankan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke masyarakat dalam berbagai bentuk produk
yang ada di BPR Syariah. Salah satunya BPR Syariah Puduarta Insani yang berada di jln. Pekan Raya No. 13 A Medan.
BPR Syariah ini selain digunakan untuk melayani masyarakat kecil, juga sebagai alternatif bagi masyarakat untuk memanfaatkan jasa perbankan dengan
prosedur-prosedur hukum agama Islam yang selama tidak dimiliki oleh bank umum maupun BPR jenis lainnya. Seperti halnya jenis BPR Syariah memiliki
karekteristik yang spesifik apabila dibandingkan dengan bank umum. Penyediaan kredit murah yang merupakan unsur penting untuk mendorong kegiatan
dan perekenomian. Muhamad:2006 Dalam beberapa hal, keberadaan BPR Syariah tersebut secara teknis usaha
sesungguhnya tidak berbeda dengan BPR lain. BPR dan BPR Syariah yang membedakan yaitu tidak menempatka sistem bunga sebagai pijakan peminjaman
kredit melainkan mengunakan sistem bagi hasil sebagai dasarnya. Selain itu BPR Syariah juga salah satu dalam memobilisasi dana dari
masyarakat melalui tabungan ini akan digunakan untuk membiayai pembangunan dengan penyaluran kredit demi terciptanya suatu iklim investasi yang sehat,
sejalan dengan meningkatnya pembangunan akan membawa pertumbuhan ekonomi pada tingkat yang lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan perkapita masyarakat, diharapkan kecendrungan masyarakat untuk menabung bertambah besar, diiringi dengan
pelayanan Bank Syariah yang mengunakan sistem bagi hasil yang tentunya menimbulkan gairah untuk menyimpan dananya di bank. Selain itu jumlah
penduduk muslim juga mempengaruhi peningkatan jumlah tabungan pada BPR Syariah, khusunya BPR Syariah Puduarta Insani.dimana penduduk muslim lebih
cenderung menabung di BPR Syariah. Pada tahun 1996 BPR Syariah jumlah penduduk muslimnya 1.223.621 jiwa dan meningkat setiap tahunnya sampai pada
tahun 2010 mencapai 1.503.426. Khusus mengenai pendapatan perkapita masayarakat Mudharabah dan
peningkatan jumlah tabungan pada BPR Syariah, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah tabungan masyarakat. Untuk medan
masih perlu dianalisa seberapa besarkah faktor pendapatan perkapita masyarakat, Mudharabah
dan jumlah penduduk muslim dalam mempengaruhi kenaikan atau penurunan jumlah tabungan. Berdasarkan pemikiran di atas maka penulis
mencoba membahas dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Jumlah Tabungan Masyarakat PT BPR Syariah Puduarta Insani”
1.2 Perumusan Masalah