Konsep Pendapatan PENDAPATAN PERKAPITA .1 Pengertian Pendapatan Perkapita

berbeda. Tingkat pendapatan juga mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menabung. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuannya untuk menabung. Pendapatan perkapita dari berbagai negara, pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita suatu masyarkat terus menerus bertambah dalam jangka panjang. Analisisis tersebut menunjukan bahwa pendapatan perkapita bisa di gunakan untuk tiga tujuan Sadono Sukirno:2006, yaitu: • Menentukan tingkat kesejahteraan yang di capai suatu negara pada suatu tahun tertentu. • Menggambarkan tingkat kelajuan atau kecepatan pembangunan ekonomi dunia di berbagai negara. • Menunjukan jurang pembangunan di antara berbagai negara.

2.2.2 Konsep Pendapatan

Tolak ukur yang paling banyak di pakai untuk mengukur keberhasilan suatu perekonomian antara lain adalah pendapatan nasional, produk nasional, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga dan posisi neraca pembayan luar negeri. Soediono, 1992:15. Salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah nilai ouput nasional yang di hasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode tertentu. Rahardja, 2001:17. Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang beberapa efisiensi sumber daya yang ada dalam perekonomian tenaga Universitas Sumatera Utara kerja, barang modal, uang, dan kemampuan kewirausahawan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Maka semakin besar pendapatan nasional suatu negara semakin baik efisiensi alokasi sumber daya ekonominya. Yang kedua, output nasional merupakan gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara, dimana alat ukur yang dipakai untuk mengukur tingkat kemakmuran adalah output nasional perkapita. Nilai output perkapita diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. Jika angka output perkapita makin besar, maka tingkat kemakmuran dianggap makin tinggi. Yang ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang masalah-masalah struktural mendasar yang dihadapi suatu perekonomian. Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatannya. Selain perhitungan pendapatan nasional, perhitungan pendapatan suatu daerah region diperlukan guna mengetahui perbedaan pembangunan yang dilaksanakan antara suatu daerah dengan daerah lainnya. Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah seluruh nilai tambah dari seluruh produk yang dihasilkan oleh berbagai sektor yang melakukan kegiatan usahanya disuatu daerah tanpa melihat kepemilikan atas faktor produksi yang dipakai. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah nilai produksi output dikurangi dengan biaya antara input. Hasil perhitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Universitas Sumatera Utara a. Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku. PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang harus dihasilkan oleh unit-unit produksi didalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. Dilihat sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor, maka penilaian Nilai Produksi Bruto NPB atau output dilakukan sebagai berikut. Untuk sektor-sektor primer yang diproduksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan, dan penggalian. Pertama kali dicari kuantum pro dengan satuan standar yang biasa digunakan, setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan satuan dan kualitas yang dipergunakan tidak selalu sama antara satu kabupaten dengan kota provinsi dengan kabupaten dan kota propinsi lainnya. Selain itu, diperlukan juga data harga perunitsatuan dari barang yang dihasilkan. Harga yang dipergunakan adalah harga produsen yaitu harga yang diterima oleh produsen atau harga yang terjadi pada transaksi yang pertama antara produsen dengan konsumen. 1. Untuk sektor-sektor skunder terdiri dari sektor industri, listrik, air, gas, air minum, serta sektor bangunan, perhitungannya sama dengan sektor primer. Data yang diperlukan adalah kuantum produksi yang dihasilkan serta harga produsen masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan. 2. Untuk sektor-sektor yang secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah, dan jasa perusahaan Universitas Sumatera Utara serta pemerintah dan jasa-jasa. Untuk menghitung kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing- masing kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antar indikator harga masing- masing komoditijasa pada tahun yang bersangkutan. b. Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan. Perhitungan atas dasar harga konstan ini menggambarkan perubahan volumekuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu. Pada perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral. Juga untuk melihat struktur perekonomian suatu kabupatendaerah dari tahun ketahun. Pada dasarnya dikenal empat cara perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Revaluasi. Dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan biaya atas dasar harga konstan. Selanjutnya nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Dalam prakteknya, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya yang digunakan, karena mencakup komponem input yang Universitas Sumatera Utara sangat banyak disamping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. 2. Ekstrapolasi Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalihkan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan atau indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan janis kegiatan subsektor dan sektor yang dihitung. Ekstrapolasi dapat dilakukan terhadap output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. 3. Deflasi. Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen IHK, indeks harga perdagangan besar IHPB dan sebagainya. Indeks harga tersebut dapat pula dipakai sebagai inflator, dalam keadaan dimana nilai tambah atas harga berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut. Universitas Sumatera Utara 4. Deflasi Berganda. Dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antara, sedangkan nilai tambah yang diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk perhitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan IHK atau IHPB sesuai cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponem input terbesar. Kenyataan sangat sulit malakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponem terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia dengan baik.

2.2.3 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional